5. Teman Lama

1 0 0
                                    

Saat istirahat siang, kantin depan kelas sudah dikerubungi mahasiswa yang perutnya minta diisi.

"Ke kantin yuk?" ajak Bagus pada teman-temannya. Para cowok pun mengangguk tetapi tidak untuk para cewek. Mereka diam tak menyahut ucapan Bagus.

"Aku udah bawa bekal," jawab Putri sekilas.

"Itu Rahmi nggak bawa, yuk ke kantin," ajak para cowok lagi.

Rahmi tidak menyahut omongan mereka. Dengan tatapan tajam pada para cowok dia pun berdiri dan berjalan menjauh. Rahmi pergi menuju ke toilet tanpa banyak suara yang keluar dari mulutnya. Lebih tepatnya memang tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Dia merasa lebih baik untuk dirinya sendirian saat ini.

"Lah kenapa Rahmi tuh? Diajak ngomong malah kabur?" tanya Angga pada Putri.

Sambil menyendok makanan ke mulut, Putri mengatakan, "Ngambek kayaknya dia." Perkataan Putri tersebut membuat para cowok saling menatap tak mengerti. Perasaan kemarin-kemarin masih baik-baik saja. Tidak ada masalah diantara mereka. Tetapi sekarang, entah kenapa ada jarak diantara mereka. Rahmi yang memilih diam dan tidak mau memberitahu apa alasan dia bisa ngambek begitu.

"Ngambek kenapa?"

"Nggak tau." Setelah berkata begitu Putri melanjutkan makannya. Menikmati bekal nikmat yang dibawanya dari rumah.

Para cowok pun keluar kelas dan menuju kantin, dengan pikiran bertanya-tanya. Ada apa dengan Rahmi? Apakah mereka bertiga ada salah sama cewek itu?

Mereka bertiga makan bersama disana. Suasana kantin saat mereka masuk sudah penuh. Beruntung mereka, ada meja kosong di tengah, samping tiang. Bagus memesan nasi goreng dengan es teh manis. Begitu pun dengan Frans yang memesan nasi goreng dengan minum es sirup. Dan Angga memilih bakso dengan es teh manis. Tak lupa mereka membayar pesanan masing-masing sebelum memakannya.

Setelah makan mereka mengobrol tentang Rahmi sambil menunggu jam perkuliahan dimulai lagi.

Mereka masih mengira-ngira kenapa Rahmi cuek sama mereka. Setelah cukup lama berfikir Frans pun tau permasalahannya. Ada terbesit suatu masalah yang terlintas di kepalanya, yang membuatnya membulatkan mata tanda terkejut.

"Aku tau kenapa Rahmi cuek, pasti gara-gara kemarin kita pada gak bisa nemenin dia jalan-jalan."

Angga terkejut, "ih pacar juga bukan, ngapain dia marah-marah kalau kita nggak nemenin." Bagus hanya diam. Seperti biasa, dia hanya mengangguk menanggapi kedua temannya yang berbicara.

"Namanya juga teman baru. Pasti dia pengen kita berlima main setiap hari," jawab Frans supaya Angga lebih percaya.

"Tapi ya nggak setiap hari juga kali,"

Setelah Frans mengatakan itu mereka semua berdiri dan berjalan menuju kelas. Sesampainya di kelas mereka hanya melihat Putri yang duduk di tempatnya. Dimana Rahmi? Apakah cewek itu masih berada di dalam toilet? Tetapi kenapa lama sekali?

"Put, dimana Rahmi?" tanya Angga pada Putri yang asyik mengobrol dengan teman sekelas yang lain.

"Tuh lagi nge charge laptop di dekat pintu belakang," jawab Putri sambil tangannya menunjuk ke arah cewek yang sedang duduk manis di dekat pintu belakang sambil menonton Film di laptopnya.

Ketiga cowok dengan tubuh jangkung itu pun menghampiri Rahmi. Kedatangan mereka tidak mengalihkan pandangan Rahmi dari Laptop. Rahmi begitu asyik menonton film Korea yang sedang ngehits di antara para cewek. Dia tetap fokus pada layar seakan-akan kedatangan para cowok di samping kanan dan kirinya itu tidak begitu menarik baginya untuk menoleh.

"Rahmi, kita minta maaf ya?" kata mereka bertiga hampir bersamaan. Sejenak mereka berpikir kalau Rahmi pasti tidak akan menyahut.

"Minta maaf tentang apa?" Rahmi menyahut dengan pandangan masih ke depan layar laptop. Seakan-akan pertanyaan mereka tidak terlalu penting baginya untuk dijawab.

SEMUT-SEMUT BESARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang