Chapter 5 : Flare Gun

98 16 3
                                    

Gitu gak sih nulis nya?

Kata kurang baku
-OOC
-Bahasa Kasar
-Typo
-Tidak bermaksud menyinggung negara lain

Malam hari di desa Atforest,Zaiyan sedang membuat api dari tungku untuk membantu Nenek Yah memasak

"Sudah,biar Nenek aja yang buat apinya" Nenek Yah mau bangun tapi di hentikan oleh Indonesia

"Gak usah,Nek. Zaiyan kan sudah mahir membuat api. Iya 'kan,Iyan?"

Zaiyan yang tadinya terharu sama perilaku Indonesia langsung murung mendengar kalimat terakhirnya

"Ya" Zaiyan hanya pasrah sambil meniup kobaran api supaya membesar

Ketika kobaran api sudah cukup besar,Zaiyan menaruh panci di atas bara tersebut

Kali ini Zaiyan yang memasak, karena Nenek sedang menderita sakit bahkan fasilitas kliniknya tidak bisa mereda penyakitnya

"Jadi gitu,Nek. Kenapa kita ada di rawa lumpur tadi" Kata Indonesia, sepertinya dia menceritakan kronologi kecelakaan kemarin

"Lumpur itu memang lumpur hisap,kalian harus hati-hati kalau ada di atas sana. Beruntung Pak Daenang membantu kalian" Sahut Nenek Yah, suaranya begitu sayu

"Jadi kalau anggota TNI datang mereka harus melewati rawa itu dong,Nek?" Zaiyan bertanya sambil mengaduk masakannya

Nenek Yah mengangguk "Cuma itu jalur satu-satunya untuk masuk ke hutan ini"

"Memang kalau lewat udara kenapa ya?" Indonesia dengan bodohnya bertanya

Zaiyan menghela nafas "Mas gak lihat? Di sini banyak pohon rindang. Susah bagi mereka untuk memasuki area ini"

Ngomong-ngomong, semenjak hilang ingatan. Indonesia lebih betah di panggil 'Mas' daripada memanggil dirinya sendiri

"Kamu itu kenapa memanggil dia Mas?" Nenek Yah menatap Zaiyan lalu beralih ke Indonesia

Indonesia terdiam,ia tidak ingat mengapa Zaiyan memanggilnya 'Mas'

"Dia kan adiknya panglima TNI,Nek. Saya harus memanggil 'Mas' dong biar menghormati. Kan Nenek tahu sendiri Dia ini Indonesia" Ujar Zaiyan

"Nenek tahu dia Indonesia. Tapi Nenek tidak tahu kalau Indonesia adik dari panglima TNI" jawab Nenek Yah

Indonesia hanya mengangguk saja,ia semakin bingung kenapa Panglima TNI itu abangnya?

"Nek,kalau pemerintah ada di sini,apa yang akan Nenek bilang ke padanya?" Tanya Zaiyan,ia ingin membantu

"Ya, Nenek gak mau sesuatu yang banyak. Cuma Nenek ingin fasilitas dan obat-obatan di klinik melengkap" jawab Nenek Yah

"Dan juga dokter di sini tidak se spesialis itu. Tidak seperti dokter di kota" lanjutnya

Beberapa menit menjadi hening,hanya ada suara dari kobaran api

"Nek,kalau boleh tau apa ada perlengkapan penyelamat di desa sini?" Zaiyan ingin bertanya siapa tau ada perlengkapan yang bisa membantu mereka

"Kalau itu... Kalian tanya saja Pak pada Harun dan Arsyad. Mungkin mereka tahu di mana" yah,kalau begitu. Mereka lebih tua dari Nenek Yah dong, kan beliau saja tidak ingat

"Rumahnya di mana Nek?" Tanya Indonesia
  "Ada di dekat pondok kepala desa,tapi kalian makan dulu" Ujar Nenek

"Iya,Nih masakannya sudah matang" seru Zaiyan mengangkat panci menggunakan sapu tangan agar telapak nya tidak merasa panas
.
.
.
.
"Panglima lihat,ada bekas kobaran api di sini" salah satu anggota TNI menunjuk ke arah batang kayu yang gosong tersebut

Hilang Ingatan [Remake Book]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang