6

689 126 59
                                    

Jamuan makan pagi hari itu ada yang berbeda. Biasanya para murid akan berjalan malas karena harus terpaksa bangun lebih awal, namun hari itu mereka bahkan sudah berjejer berebutan melihat dari balik jendela.

Para tamu undangan dari Akademi lain datang pagi ini, dengan ciri khas yang membuat mereka sangat penasaran.

Dari Akademi selatan, berbatasan langsung dengan kutub yang dingin datang dengan kapal bajak laut yang entah darimana muncul.

Bendera bergambar tombak dan taring dari beruang kutub cukup memperlihatkan seberapa garang mereka.

Lalu dari Akademi Timur. Wilayah paling subur, datang dengan kuda phony terbang yang menjadi maskot sekaligus lambang dari akademi.

Sayap sayap mereka mengepak begitu anggun namun tangkas. Memperlihatkan gemulai dan elit nya mereka.

Dan, Akademi Utara.

Wilayah paling tandus, datang cukup mengerikan karena animagus mereka seperti para kelelawar raksasa yang terbang langsung menyabet mangsanya.

Seperti lambang mereka, tengkorak dengan mata merah menyala. Mereka datang dengan tudung jubah hitam yang sempurna menutupi wajah misterius mereka.

Sementara yang terakhir, para juri dari kementerian juga datang  dengan disambut langsung oleh Kepala Sekolah dan para pengajar di gerbang utama.

Bukan hanya para murid yang antusias. Tim Healer dan para Auror juga, namun berbeda sudut.

Tim Healer yang mayoritas wanita berdecak kagum saat melihat mereka, ditambah kegagahan para pria Akademi selatan dan misterius nya Akademi Utara.

Sementara Tim Auror bahkan sedikit menggoda para wanita cantik nan anggun dari sang Timur. Meski masih dalam taraf sopan, karena ketua mereka yang langsung mengisyaratkan diam.

"Selamat datang... Para perwakilan penyihir dari segala penjuru juga kementerian yang terhormat".

Sesampainya di aula, Kepala Sekolah Kwon memberikan sambutan sebagai tuan rumah.

"Bahkan para Auror dari akademi lain juga ikut datang...? Waaah".

Rose menyenggol Jisoo yang duduk disampingnya.

"Betul juga.. aneh sekali".

Mendengar jawaban itu, Lisa yang juga duduk disamping Rose ikut menoleh,"Aneh kenapa?".

"Ini adalah pertandingan para murid..", Jennie melirik sekilas,"Memang benar Auror juga ikut untuk mengamankan, tapi biasanya tak sebanyak ini".

"Benar..", kali ini Jisoo ikut menjelaskan,"Maksimal hanya 5 Auror untuk mendampingi lalu kepala sekolah, tapi lihat... Ada lebih dari 15 Auror yang dikirimkan oleh setiap akademi".

Lisa yang baru menyadari itu ikut melihatnya,"Benar juga.. Jubah itu.. semua adalah Auror", bisiknya.

Saat mata Lisa melihat para kerumunan itu, entah sengaja atau tidak matanya bersitatap dengan salah satu Auror dari Akademi Utara.

Wajahnya menggunakan topeng dan tertutup jubah, namun Lisa yakin jika mata itu tadi terus melihatnya.

"Perhatian semua!".

Semua mata langsung menatap kearah mimbar saat suara Seungcheol menggema di seluruh aula.

Ternyata setelah selesai kepala sekolah memberi ucapan, Si ketua Auror itu yang mengambil alih.

Pria itu menatap semua tamu undangan dengan tatapan waspada.

"Pertandingan Piala api, adalah simbol persahabatan dan kekuatan di dunia sihir..", pria itu dengan gamblang menatap para Auror akademi lain yang datang,"..jadi saya harap, patuhi aturan".

We AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang