7

599 108 57
                                    

Gemuruh riuh suara para murid terdengar malam itu. Nyala api sihir yang profesor Kang buat pagi itu akhirnya menyemburkan secarik gulungan kertas yang langsung terbuka.

Kepala sekolah Kwon datang tergesa gesa dan mengambil gulungan kertas yang pinggirannya sedikit terbakar itu.

Sambil memperbaiki kacamata bundarnya yang melorot, pria tua itu tersenyum,"Pertandingan pertama Piala api..... Menjinakkan sang Naga".

"Apa??!!".

"Maksudnya Naga yang berada di peternakan profesor Shim??".

"Ini gila!!".

"Melihat animagus naga sekali saja aku sudah pingsan...".

Murid tingkat 8 langsung riuh. Berbagai macam reaksi terdengar namun yang mayoritas, mereka terkejut.

"Apa pertandingan dulu juga seperti ini?".

Lisa melirik pada Jennie, wanita itu jujur saja asing dengan pertandingan Piala api karena dia adalah pendatang baru di Akademi ini. Dan saat melihat babak pertama pertandingan piala api, Lisa sedikit heran.

"Seingat ku, dulu penjinakan naga berada di babak kedua.. Tapi mungkin diacak, tak mustahil juga karena Api sihir lah penentunya", jelas Jennie.

Lisa mengangguk angguk paham. Naga merupakan hewan tergolong ganas, tergantung jenisnya. Dan lagi dia juga tahu jika seekor naga hanya memilih satu pemilik.

"Pertandingan akan dimulai Minggu depan.. silahkan bersiap untuk para peserta".

Kepala sekolah meninggalkan ruangan tengah, tersisa para murid yang langsung panik satu sama lain.

"Apa Nona Lisa pernah melihat naga?".

Lisa yang juga akan pergi dari sana kembali berbalik saat seorang murid dari asrama Elang memanggilnya.

"Aku...? Melihat naga?", ulangnya.

Murid itu langsung mengangguk semangat,"Apa nona Lisa pernah melihat? Katakan pada kami bagaimana rupanya? Apa sangat mengerikan seperti di buku?".

Jennie dan yang lainnya hanya terkikik. Para murid tidak akan berani bertanya pada para Healer selain Lisa, karena hanya dialah yang mau mau saja ditanyai apapun bahkan hal random sekalipun dari para murid yang diobatinya.

"Apa nona Lisa juga pernah mengikuti pertandingan piala api? Bagaimana caranya agar berhasil??".

Lisa bingung sekarang. Dia saja baru mendengar piala api saat disini, tapi mana mungkin para murid paham apa maksudnya.

"Daripada bertanya padanya bukankah lebih baik bertanya padaku?".

Seungcheol datang dengan bersedekap menatap mereka satu satu.

"Ayo tanya?".

Lisa menoleh pada pria yang sekarang menaikkan alisnya sebelah itu. Dan dilihat dari sudut manapun, pria ini terlihat seperti akan memarahi mereka daripada menyuruh bertanya.

"T-Tuan Choi... Bagaimana caranya---".

"Berpikir..", Seungcheol mendekat dua langkah lalu menengadah dagunya,"...gunakan otak kalian untuk berfikir".

"T-t-terimakasih!!!".

Mereka langsung membungkuk panik dan pergi begitu saja. Bertanya pada Ketua Auror bukanlah hal yang baik saat ini, pikir mereka.

"Kau menakuti mereka..".

Seungcheol berbalik,"Siapa yang menakuti..? Aku hanya menjawab pertanyaan mereka dengan benar".

Lisa menggeleng pasrah,"dasar...", gumamnya.

"Lis.. ikut bersamaku".

"Kemana?".

We AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang