2

847 157 74
                                    

Tak masalah jika Lisa tidak bertemu siapapun di Akademi. Tak masalah juga jika Lisa hanya berdiam diri di ruangannya tanpa ada teman yang menemani. Karena jika ada, maka pasti teman itu hanya ada dua kategori, yaitu Anggota Healer, atau pasien.

Tapi hari ini bukan keduanya.

Ya, bukan keduanya. Karena Choi Seungcheol lah yang sekarang berdiri di depan pintu ruangannya, dengan tangan bersedekap menunggu si pemilik ruangan yang baru saja membuka pintu.

"Tuan- ah, maksud ku.. Seungcheol-ah.. Ada apa?", tanya Lisa sedikit bingung.

"Aku bertanya pada profesor dan mereka memberitahu ku jika ruangan mu ada disini, jadi aku langsung kemari", jawabnya.

Lisa masih tak paham,tapi wanita itu tetap mengangguk,"Lalu..?".

"Kenapa kau tidak pernah ikut acara makan malam di Akademi?".

Pria itu langsung mengutarakan pertanyaannya tanpa basa basi pada Lisa. Jika dipikir lagi, pantas saja dia tidak pernah melihat Lisa di Akademi, ternyata memang wanita cantik ini jarang bahkan sangat sangat jarang mengikuti acara makan malam Akademi- itu yang para profesor ucapkan tadi.

"Aku ada alasan yang bisa diterima oleh Kepala sekolah, jadi dia memaklumi nya", jawab Lisa tenang.

Sebelah alis Seungcheol terangkat, tak terima dengan alasan yang menurutnya kurang masuk akal.

"Kepala sekolah? Bahkan Tuan Kwon mengijinkan mu?".

Lisa mengangguk,"Benar.. jika kau tak percaya, silahkan tanya padanya".

Seungcheol berdehem sejenak, sepertinya cara mengajaknya untuk ikut makan malam gagal kali ini.

"Apa kau kesini hanya untuk bertanya itu?".

"Hm..", Seungcheol mengangguk,"Sebenarnya aku ingin mengajak mu ke aula, tapi ternyata kau punya alasan menolak yang lebih kuat".

Lisa tertawa pelan, kemudian menjentikkan jarinya dan penerangan ruangan bahkan sampai lorong menyala.

"Silahkan masuk.. Sangat jarang ada orang selain anggota Healer dan tentunya pasienku yang sengaja datang kesini".

Wanita itu membuka lebar pintunya, mempersilahkan Seungcheol masuk.

Seungcheol tersenyum tipis,"Terimakasih.. sejak tadi itu yang aku tunggu", jawabnya tanpa basa basi.

Dan itu membuat Lisa lagi lagi tergelak. Seungcheol adalah pria yang lurus dan tak mau basa basi. Sepertinya Lisa harus mengingat itu.

.
.

"Kau menemui Nona Lisa?".

Jeonghan menoleh saat tahu ketua nya ternyata menyambangi Ketua Healer itu.

"Hm.. kenapa?".

Langkah kaki mereka terdengar beraturan di lorong menuju kelas Pertahanan ilmu sihir. Keduanya menjadi asisten profesor Kang untuk mengajar para murid tingkat 4.

"Banyak desas desus yang mengatakan jika nona Lisa bukanlah manusia, jadi dia tidak bisa mengikuti jamuan makan malam".

Seungcheol mendengus,"Gosip macam apa itu?".

Jelas jelas dia beberapa hari yang lalu berbicara santai dengannya dan sudah dipastikan bahwa wanita cantik itu adalah manusia tulen.

Obrolan mereka berakhir saat keduanya memasuki kelas. Profesor Kang yang juga bersamaan masuk ke dalam kelas langsung menyambut mereka dengan senyum lebar.

Materi hari ini adalah penanganan pada kutukan level menengah. Materi penting yang harus mereka kuasai, karena usia mereka yang sudah genap 17 tahun.

"Karena kalian sudah memasuki usia legal, maka hari ini adalah awal dari bab Kutukan penyihir hitam".

We AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang