5. pembunuhan pertama

30 8 0
                                    

"Jadi Lo pelakunya. Gue ga nyangka."

Pemuda yang sedang mengintip itu menjadi terkejut. Namun akhirnya terkekeh kecil

"Well~ Karna gue udah ketauan, Lo jadi korban pertama deh." Pemuda di depan nya tersenyum lebar, secara diam diam ia mengeluarkan pistol yang ada di kantong nya

"Selamat tidur, Kim Doyoung." Ujar pemuda di depan nya, sebelum akhirnya menembakan peluru tepat di kening pemuda berwajah kelinci tersebut





































"Bang, Lo nyium bau amis ga sih?" Tanya Yedam pada Yoshi seraya mengipas kipaskan tangan nya di depan wajah

Yoshi kemudian mengendus endus udara di depannya

"Iya sih, dari arah taman" Mereka berdua bertatapan, mata mereka membola

Sontak mereka berlari menuju taman

"KIM DOYOUNG?!"

Mendengar teriakan dari arah taman, seluruh penghuni rumah bergegas menuju taman

"Kenapa sih ribut-ribut-ASTAGA, DOYOUNG?!"

Junkyu yang baru saja terbangun dari hibernasi nya sontak langsung menghampiri jasad sang adik

"I-ini bukan Doyoung kan? IYAKAN? INI BUKAN DOYOUNG?!" Teriak Junkyu histeris

Penghuni rumah lainnya yang melihat itu tak bisa berkata apa apa

Karna, kini tubuh Doyoung terbaring tak bernyawa di tanah.

Terlihat sebuah lubang kecil di kening nya, serta darah yang masih mengalir dari kening pemuda berwajah kelinci tersebut

Terlihat taman tersebut begitu menyeramkan, di hiasi dengan darah Doyoung di sekitar taman

Junkyu yang melihat lubang di kepala Doyoung, yang tak lain merupakan bekas tembakan menggeram marah

"Kalau sampe gue tau siapa pelaku yang buat Doyoung kaya gini. Orang itu pasti bakal gue habisin." Tekan Junkyu seraya mengepalkan tangannya

Berbeda dengan Junkyu dan yang lain, seorang lelaki terlihat tersenyum bangga dengan aksi yang ia sebut 'karya' itu

"Ini belum seberapa." Ia memalingkan wajahnya pada laki laki berwajah datar bak robot. Asahi. "Kalau dia selanjutnya kayanya bagus" lanjut pemuda itu di dalam hati






















































Acara pemakaman Doyoung tak selancar yang mereka pikirkan

Tampak kedua orang tua Doyoung dan juga Junkyu yang menangis histeris di dekat makam anak bungsu mereka

"Ma.. pa.. maafin Junkyu karna ga bisa ngejaga Doyoung.." ujar Junkyu di sela sela tangisnya

Ibu nya yang mendengar itu semakin menangis histeris

"Hiks.. kenapa.. kenapa harus anak kita pa? Kenapa harus Doyoung?!" Tangis ibu nya menjadi jadi

"Ma.. yang ikhlas ya? Doyoung pasti sedih ngeliat mama kaya gini" Tenang ayah Doyoung serta Junkyu

"Junkyu, kamu ajak temen temen kamu balik gih, udah mau hujan. Biar papa bujuk mama kamu buat balik." Ujar sang ayah kepada putra sulung nya itu

Hyunsuk yang paham akan situasi di depan nya ini pun menghampiri Junkyu

"Kyu, Lo yang sabar ya. Secepatnya kita pasti bakal nemuin pelaku nya." Ujar Hyunsuk lembut

"Sekarang kita pulang ya? Udah mau hujan, emangnya Lo mau Doyoung sedih karna ngeliat Lo sakit?" Ajak Hyunsuk

Junkyu pun mengangguk samar

"Om, kami pamit pulang ya. Untuk kejadian yang terjadi hari ini, saya selaku pemilik rumah dan yang tertua meminta maaf. Dan untuk keluarga, semoga di beri kesabaran untuk dapat menerima apa yang sudah terjadi ya om. Kami pamit undur diri." Pamit Hyunsuk, yang di angguki oleh ayah Junkyu

"Terimakasih ya nak Hyunsuk. Kedepannya, om mohon sama kamu, selaku yang memiliki tanggung jawab lebih besar, buat tetap waspada. Kejadian hari ini, akan kami sekeluarga simpan sebagai pelajaran untuk di kemudian hari." Ujar lelaki yang sudah berumur kepala lima, yang di angguki oleh Hyunsuk

Mereka semua lalu pergi ke parkiran kuburan, lalu masuk ke dalam mobil

Hening.

Semuanya hening.

Antara memang tak ingin berbicara, atau ingin berbicara, tapi takut memperburuk situasi

Hyunsuk menghela nafas panjang

Ia menatap Junkyu dari kaca mobil

Pemuda berwajah koala itu tampak menunjukkan ekspresi datar, namun Hyunsuk dapat melihat bengkak di bagian bawah matanya

Pemuda itu sedari tau bahwa Doyoung telah terbunuh, sampai sekarang terus menangis. Bahkan dengan raut wajah datar nya ini, Hyunsuk dapat melihat tetesan air mata mengalir

Betapa memilukan

Tapi, tunggu.

Sosok tepat di belakang Junkyu, justru menyunggingkan senyum puas nya.

"Yoshi? Kenapa dia senyam senyum di keadaan berduka gini sih. Gabisa akting apa." Kesal Hyunsuk di dalam hati

































"Hahhh.. akhirnya sampe juga" girang jeongwoo sembari merilekskan badan nya

Cape tau duduk berjam jam di dalam mobil! Mana di mobil nya ada pengharum Stella lagi. Trus jalanan nya ber lubang lubang

Beuhhh, rasanya, seperti menjadi Hulk

Junkyu juga sebenernya mabuk, dia dari tadi diem diem bae ya sebenernya karna dia mabuk, ga ada alasan lain, hehe

"Bener tuh! Pinggul gue sakit banget duduk ber jam jam" keluh Haruto

"Heh! Lo berdua yang cuma duduk manis aja kecapean, apalagi gue!" Kesal Hyunsuk

Gimana ga kesel coba, mereka yang cuma duduk sambil asik main handphone aja ngeluh mulu, dia yang nyetir aja diem kok!

"Hehe, ampun nyai" sungkem Jeongwoo ikuti cengiran nya

"Udah udah, masuk kuy. Langsung mandi, udah gerimis nih" sela Jihoon saat menyadari tetesan air turun dari langit

"Kuy!"
































Tanpa di sadari, Junkyu memandang sinis seseorang disana

"Tunggu sampe pembalasan gue." Tekan nya dalam hati kuat, sebelum ikut masuk ke dalam
































"Yey yey, makan"

Para penghuni disana yang melihat aksi penghuni termuda mereka hanya geleng geleng kepala

"Ihhhh! Kok anak SMA bisa selucu ini sih?!" Geram Yoshi

Ga tahan dia asli sama ke gemesan king cow baby ini!

Padahal mah, dia juga ga kalah imut

"Dih! Gue ga imut ya bang!" Bantah Junghwan kesal

Helloow~

Tolong nih ya, dia ini punya image sebagai 'cowo cool'. Yakali imut?!

Penghuni rumah lainnya yang melihat kelakuan lelaki maung tapi kucing dengan bayi sapi itu tertawa pelan

Jihoon yang melihat interaksi itu tersenyum senang

"Hah.. Semoga aja ga ada korban lagi." Gumam nya






































***

Besok siapa ya yang di bikin tumbang? Eh, atau clue dulu? Oke deh

Do u know the 'Truth'?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang