Bebek Dansa Sana Sini

0 0 0
                                    

Hayi masih berlari dari kejaran Pak Slamet. Buat kalian yang bingung, 1 hari yang lalu dia di culik Pak Slamet dan sekarang dia sedang memperjuangkan kehidupannya!

WEK WEK WEK WEK WEK

"MENJAUH MANUSIA DUNGU!" hardik Hayi.

Ia terus berlari hingga menemukan tempat untuk bersembunyi. Tepatnya di bawah pohon yang namanya
Agathis

Yang dalam kata lain pohon tersebut adalah pohon tersebsar dan ya lebih tepatnya tingginyang pernah Hayi lihat.

"Hei kawan, kau sedang apa?" tanya seekor babi yang sedang melintas.
"Kau lihat aku sedang apa?" tanya Hayi berusaha untuk sarkas, yang sayangnya tidak ditanggapi si babi.
"Entahlah, aku bukan peramal kau tahu? Aku sedang mencari tempat persembunyian agar tidak di jadikan daging babi guling!" Seru babi itu melenggang pergi.

Hayi menatapnya dengan aneh. Kemudian baru tersadar ia juga sedang bersembunyi. Akhirnya ia ikut berlari mengejar si babi.

WEK WEK WEK WEK WEK

"HEI, NAMAMU SIAPA AYO KITA CARI TEMPAT PERSEMBUNYIAN BARENG!" seru Hayi mengejar babi itu. Sial, larinya cepat sekali.

Babi itu berhenti berlari, sehingga Hayi menabrak nya karena ia secara tiba tiba berhenti.

WEK

"Seekor bebek berlari ? Mengapa?" tanya babi itu.
"Karena, aku-bakalan d-i jadi-in be-bek pen-y-et!" jawab Hayi tersenggal senggal.
"Sepertinya kita saudara seperjuangan kawan, ayo kita cari tempat persembunyian!" Seru si babi kesenangan.

Hayi tersenyum. Lalu ia mengepakan sayapnya.
"Jadi, kau belum bilang siapa namamu, aku Hayi!" Hayi memperkenalkan dirinya.

"Oh, hai nama aku kawan, eh, siapa ya.." babi itu tampak kebingungan.

"Em.., siapa namanya? Di mana rumahnya?"tanya Hayi kesal menunggu.

"Oh, ya kawan, nama ku Agir atau Ager ya, ya kau boleh memilih siapa namaku."

"Astaga, baiklah Ager, dimana kita akan bersembunyi?"tanya Hayi.

"Ya gak tau lah, ko tanya saya?!" ucap Ager ngegas.

"Lah, ditanya malah ngegas," ucap Hayi mencelos.

"Yaudah, tuh diujung ada rumah, ayo sembunyi di sana aja." Hayi berlari duluan dari pada Ager.

"Heh, bebek! Di mana ? Maen lari aja!"

Hayi yang mendengar si babi alias Ager itu teriak teriak kembali lagi ketempat asalnya.

"Haduh, kawan kau ini berisik sekali!" Ucap Hayi bersabar.

"Heh, bek, gimana ya kau ini mau kari ada tujuannya!"

"HADUH KAWAN KU BABI, AKU HAMPIR GAMAU MANGGIL KAU KAWAN, ITU MATA TUH DI PAKEE JELAS JELAS ADA DI UJUNG MATA MU LOH SEGEDA GABANN!" Hayi sudah tidak kuat lagi berbicara dengan kawannya itu yang tidak memiliki intelektualitas yang tinggi alias lemot.

"Oh, bilang dong dari tadi!" Seru si Ager berlari lebih cepat dari pada Hayi.

"Untung temen," ucap Hayi dengan kesal.

Ia mengikuti sang babi kedalam rumah itu. Namun sampai ke pekarangan si babi malah bersengketa dengan sapi.

Hayi sempat mendengar pembicaraan mereka soal iga si sapi.

"COK LU, GUA JG MAU SEMBUNYI INI TULANG IGA GUA MAU DIJADIIN SOP!"

"GUA YANG NEMUIN PERSEMBUNYIAN INI BARENG SI BEBEK, LU IKUT IKUTAN AJA SIH?!"

"BACOT KAU KAU KIRA KAU SAJA YANG SEMBUNYI DARI MANUSIA ?!" Balas Ager tak mau kalah.

Iga mendengus kesal, pandangannya beralih kepada sesosok kecil di depan pintu rumah gubuk itu.

"Apa pula nih binatang mau nyari tempat persembunyian juga lo? Awas ya lo minta minta sama gua dikira ini rumah kost-an apa?" seru iga berapi-api.

"Yaelah bang, badan gua kecil gini masa gamuat sih? Gua bayar deh,"rayu Hayi.

"Palak lo! Berani bayar berapa lo anj-"

"Heh, anjing aja lebih sopan daripada lo sapi !" Potong Hayi kesal.

"Yodah, tapi awas ya lo pada klo aampe kita kita katauan manusia gua bejek!" Ancam iga.

"Santai sodara ku !"

"Makasih loh!" Ketus Ager.

SEBELUM DIJADIIN BEBEK PENYETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang