chapter 13

574 73 9
                                    

YANG GAK VOTE,KOMEN, DAN HANYA BACA DOANG PANTAT NYA KELAP KELIP!!
🗿🔪

Happy reading!

[00.12]

Jari lentiknya mengambil tisu di atas mejanya, ia mengusap air matanya dan jangan lupa mengusap ingus nya yang keluar dari hidungnya. Ia pun melemparkan bekas tisu itu ke tempat sampah

Ia menatap dinding kamar dan melihat jam berapa sekarang, ternyata sudah Jam 12 malam. Abangnya juga sudah pulang dan Damian yang sudah sampai ke mansion Liam, mereka sampai beberapa menit yang lalu dan Damian bersikeras untuk di bolehin ke kamar Alva dan Liam terpaksa mengiyakan nya.

Damian terlihat manatap khawatir pada Alva, dia sudah bekerja keras agar Alva menjawab pertanyaannya tapi itu sia sia Alva tidak menjawab dan hanya menatap kosong Damian, Tangan kekar Damian mengambil tisu lain dan mengusap air mata Alva yang semakin lama semakin banyak

Damian duduk di sebelah kanan Alva di tepi kasur, Damian pun membuang bekas tisu itu ke tempat sampah. Damian mengayunkan bibirnya ia bingung mau rujuk Alva agar tidak sedih lagi

Liam menghela nafas panjang, ia menyandarkan tubuhnya ke pintu kamar Alva yang tertutup, dan melipatkan tangannya. Raut wajahnya sangat bingung kenapa adiknya menangis?

".... Strobery kenapa nangis hmm? Siapa yang bikin Strobery Nangis? Nanti Damian hajar itu orang" Damian menepuk-nepuk punggung Alva pelan agar tangisnya semakin reda.

"...."

"Bisa tidak gak usah nepuk nepuk sambil tersenyum gitu Lo?" Liam terlihat kesal dan tidak Terima. Sebaliknya Damian malah tersenyum jahil

"Iri? Bilang bos!"

"Sana Lo balik ke Mansion Lo! Napa ke Mansion gue sih! Dasar tamu gak di undang!"

"Terserah gue dong! Kalo gak ada gue mansion ini juga gak ada, gak inget Lu dulu memelas dan ngemis ngemis ke gue?"

Mereka berdua langsung beradu tajam,
Alva yang tadinya sedih justru sekarang ia tersudut emosi

"Itu duluu"

"Terusss kemarin napa nangis kek babi habis kalah duel lagi? Skin elit Skill sulit! Cuakss!"

"Bacod Lu bocah Epep!"

"Asu Lu gusion tae"

"...."

"Bisa gak sih kalian liat Situasi anig?!" Mereka berdua langsung terdiam, mereka saling menelan ludah masing masing biasanya Alva kalo kesel lebih ngeri dari pada di kejar mba kunti

"Sorry Alva!"

"Huee maafin Damian ya strobery!"

"Huhh- Ya."

Mereka berdua menghela nafas Lega, Damian yang tetap khawatir melemparkan pertanyaan

"Strobery tadi kenapa Nangis? Ada masalah? Kalo ada bilang ke Damian aja.. Gak boleh di pendam sendiri lho.. Kan Damian dan Strobery sepasang kekasi- aduh- maksud Damian sepasang Teman baik" Damian mengelus kepalanya yang habis di pukul Liam kesal yang tiba tiba saja berada di sebelah kiri alva

"...."

"Ya Dek Lu kenapa? Apa ada orang yang bikin Lu nangis? Jangan bikin kami khawatir dek" Liam meng pat pat puncak kepala alva, ia tersenyum tulus sembari tangan lainnya ia gunakan untuk mengusap beberapa air mata yang di keluarkan oleh mata cantiknya itu..

"...... Tidak ada apa apa, Gue hanya keselek badak jadinya Nangis deh gitu"

'Strobery sepertinya berbohong! Mini Damian! Coba kasih cara agar Strobery gak sedih lagi!.....................
Owh! Makasih! Ternyata harus ngelakuin itu ya! Oke Damian harus nyoba!' Mini Damian adalah suara hati Damian, Damian terlihat sedikit gugup dengan cepat ia mengecup singkat bibir Alva

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

feel the fucking transmigration [BL] (di perbaiki)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang