Anna sedang membaca novel di kamar kos barunya. Iya baru seminggu menempati kamar kosnya, dan semuanya baik-baik saja. Rumah kosnya memiliki 5 kamar dengan fasilitas yang lengkap dan harga yang murah.
Anna sudah mengenal 3 teman kosnya. Dion, Bara, dan Saka. Ketiganya baik dan ramah. Oleh karena itu Anna merasa beruntung bisa mendapatkan tempat kos yang murah dan penghuninya yang baik.
Ketukan di pintu kamar Anna membuatnya menghentikan aktivitas membacanya.
"Bara, Dion, Saka? Ada apa?" Tanya Anna. Saat membuka pintu Ia mendapati ketiga teman kosnya yang berdiri di depan pintu kamarnya.
"Gua mau minta tolong boleh?" Tanya Bara.
"Boleh aja, minta tolong apa?"
"Gua ada tugas fotografi buat penilaian semester ini. Lu mau ga bantuin gua buat jadi modelnya?"
Anna menimang nimang permintaan Bara. Tapi setelah Ia pikir-pikir, tidak ada salahnya juga menolong teman sekosnya."Boleh. Dimana? Kapan?"
"Sekarang, di kamar gua. Gua udah nyiapin peralatannya disana."
"O-oke, gua ganti baju dulu."
"Eh gausah." Tahan Bara saat Anna ingin masuk kedalam kamar kosnya.
"Hah? Gapapa gua kaya gini? Kayanya gasopan deh."
"Gapapa, udah pas kok."
Anna menyerngit bingung. Bagaimana tidak, Ia hanya memakai dress tidur pendek tanpa lengan yang hanya dibalut dengan cardigannya.
"Ayo!" Seru Bara sambil menarik Anna untuk menuju kamarnya.
"Dion ama Saka juga?" Tanya Anna ketika kedua temannya itu juga memasuki kamar Bara.
"Kita bakalan bantuin Bara buat nyiapin alat-alatnya." Jawab Dion sambil menutup pintu kamar Bara. Dan tanpa sepengetahuan Anna, Ia mengunci pintu kamar Bara.
"Pintunya kok ditutup?" Was-was Anna. Bagaimana tidak was-was, Ia berada di dalam kamar cowok dengan dua orang cowok lainnya. Ia seperti kucing yang terjebak di kandang serigala.
"Duduk dikursi itu An." Titah Bara.
Anna duduk dikursi dengan perasaan yang gelisah. "Emang tema fotografinya apa Bar?" Itulah pertanyaan yang sedari tadi bersarang dipikirannya.
"Kasus pemerkosaan pada remaja." Jawab Bara sambil mengambil tali yang sudah Ia siapkan di atas kasurnya.
Anna berdiri dari duduknya saat Bara berjalan ke arahnya dengan memegang sebuah tali.
"Kayanya gua ga bisa deh Bar." Ujar Anna, sambil berjalan ke arah pintu.
Dion dan Saka yang masih berjaga di pintu mencekal pergelangan tangan Anna. "Mau kemana? Minta tolong aja kok ga boleh, pelit banget. Lo lupa peraturan disini? Kita harus saling tolong menolong." Ujar Saka sambil menarik Anna menuju kursi yang tadi sudah disiapkan.
"Iket Bar." Saka dan Dion menahan tubuh Anna yang memberontak, sedangkan Bara mulai mengikat Anna. Bara mengikat tangan dan kaki dengan kuat.
"Please, jangan kaya gini. Tolong lepasin gua." Pinta Anna dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya.
Bara mengelus pipi Anna, "Bagus, dengan begini lu benar benar terlihat seperti abis di perkosa."
Bara memposisikan dirinya dan mulai memotret Anna. Ia melihat beberapa hasil potretannya dan Ia merasa tidak puas dengan hasilnya.
"Dion, buka cardigannya." Titah Bara.
Dion dengan semangat membuka cardigan Anna dengan gerakan sensual sambil mengelus elus bahu Anna. Kini bahu Anna sudah terekspos sempurna.Anna hanya bisa menangis, berontakpun tidak ada gunanya. Ia hanya bisa pasrah dan berdoa semoga mereka tidak melakukan apa yang di takutkannya.
"Kurang."
"Bugilin aja sekalian." Ujar Saka.
ets, jangan basah dulu, ceritanya masih panjang. Kelanjutannya ada di karyakarsa. Link karyakarsanya aku taro di profil. Silahkan lanjutkan ceritanya. Selamat menikmati.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNA
RomanceAnna senang bisa mendapatkan kos- kosan yang harganya miring. Semua penghuni kos pun ramah-ramah. Mereka benar benar memperhatikan kesehatan Anna. Mereka sering mengajak Anna 'berolahraga' bahkan mereka selalu memberikan vitamin walau terkadang Anna...