"Masih mual sayang?" tanya Sunghoon lembut sambil tangannya sibuk memeriksa setiap sudut kamar, lemari pakaian, bahkan kamar mandi untuk mencari bau bangkai yang Jake maksud.
Jake mengangguk meski ia tahu Sunghoon tak dapat melihatnya, ia hanya duduk diam diatas ranjang dengan tangannya yang memegang sebotol minyak telon. "Baunya sudah hilang sejak kamu datang, tapi aku masih mual sampai sekarang."
Sunghoon mengerutkan keningnya lalu menatap Jake bingung, "baunya seperti apa sih? Aku tidak mencium bau apa-apa sejak tadi."
"Sudah kubilang bau bangkai."
Sunghoon menghembuskan nafasnya, mengalah. Karena ia sendiri juga tak mengetahui bau bangkai apa yang Jake maksud sejak kemarin.
Apa mungkin Jake hamil? Dia sensitif sekali akhir-akhir ini. Kira-kira seperti itu isi pikiran si Park.
"Bagaimana Sunghoon? Bangkainya ketemu tidak?"
"Tidak ada sayang.
Ya sudah, toh baunya sudah hilang kan? Ayo kita sarapan dulu. Aku juga harus berangkat sedikit lebih pagi hari ini." ucap Sunghoon sembari mengulurkan tangannya pada Jake. Merangkul tubuh lemas suaminya itu untuk ia bawa ke ruang makan.Raut wajah Jake berubah sendu, "tapi aku takut sendirian dirumah Sunghoon."
"Biasanya juga sendirian, kan? Kenapa harus takut?"
"Bagaimana kalau baunya muncul lagi?"
"Aku janji tidak akan pulang malam. Nanti sore kita bersih-bersih rumah," janji Sunghoon. "Kalau takut sendirian dirumah, kenapa tidak ajak Jungwon kemari?"
Akhirnya Jake menurut, setelah Sunghoon mencoba dengan berbagai macam bujuk rayu.
***
"Tadi baunya di sini. Demi Tuhan Jungwon, aku sampai mau muntah," cerita Jake pada Jungwon. "Tapi saat Sunghoon datang, baunya tiba-tiba hilang. Sunghoon jadi tidak percaya padaku."
Pria yang lebih muda masuk ke kamar Jake, maniknya menelisik memeriksa ruangan itu. Ketika kakinya merasa menyentuh sesuatu, Jungwon menunduk. Diambilnya sebuah foto yang jatuh di atas karpet. Dahinya berkerut, matanya memicing mengamati foto itu. "Foto siapa ini kak?"
Mulut Jake membulat, "oh iya, aku lupa menanyakan foto itu pada Sunghoon."
Jungwon mendudukan dirinya disamping Jake. "Foto siapa ini? Kau dapat dari mana?"
"Kemarin kami berkunjung ke panti asuhan tempat Sunghoon tinggal dulu. Aku melihat-lihat disana lalu menemukan foto ini di halaman belakang." Cerita si Shim. Tiba-tiba, sesuatu melintas diingatannya, "oh! Saat disana aku juga mencium aroma bangkai ini. Jangan-jangan aroma itu menempel dibajuku ya? Bajunya masih disana sih, belum ku cuci." ucapnya sambil menunjuk keranjang berisi pakaian kotor di dekat kamar mandi.
"Kalau memang aromanya menempel dibajumu, kenapa kak Sunghoon tidak menciumnya?"
Jake terdiam. Benar juga apa yang dikatakan Jungwon. Kemarin sewaktu mereka di panti, Sunghoon juga tidak mencium baunya. Hanya ia sendiri yang mencium bau tidak sedap itu. Aneh.
"Begini," Jungwon berdehem untuk mengambil atensi Jake. Lalu memposisikan dirinya duduk menghadap yang lebih tua. "Bukan aku bermaksud apa-apa kak, tapi aku hanya ingin membantumu."
"Kau membuatku takut Jungwon." ucap Jake lirih.
Jungwon menunjukan foto ditangannya. "Kita tidak tahu siapa yang ada difoto ini dan siapa pemilik foto ini, kan? Nah, lebih baik kau tanyakan saja pada kak Sunghoon, mungkin dia tahu sesuatu. Kalau dia juga tidak tahu, kau bisa menanyakannya pada Ibu. Atau akan lebih baik jika kau kembalikan foto ini ke tempat dimana kamu menemukannya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Nekma | Sungjake [END]
Fanfictionnekma [ne-kamah] (n) kebencian, dendam, amarah warning: mpreg horor bxb violation, blood, torturing, harsh words