Recomendation BGM, better kalo waktu baca sambil play BGM-nya... But, it's okay kalo ngga diputer. ^^
————Rentetan kejadian yang Jake alami sangat tidak masuk akal. Rasanya seperti ada yang mengikutinya bahkan mengutuk hidupnya. Ya, Jake merasa seperti dikutuk oleh... seseorang? Atau mungkin sesuatu? Entahlah, ia pun tak mengerti.
Jake juga tak tahu harus bereaksi seperti apa atas kabar kehamilannya yang sedikit aneh. Beberapa hari yang lalu ia muntah darah sampai pingsan. Lalu Sunghoon membawanya ke rumah sakit dan langsung ditangani oleh Jay, teman suaminya. Hasilnya, Jay hanya mengatakan kalau ia kelelahan, stres, dan kurang darah.
Namun di hari berikutnya, ketika Jake merasakan perutnya yang sakit dan dibawa ke rumah sakit yang berbeda. Jaehyun hyung mengatakan kalau ia positif hamil, bahkan usia kandungannya sudah memasuki enam belas minggu, sedangkan ia sendiri adalah seorang pria yang tidak memiliki rahim.
Apakah aneh? Aneh! Sangat aneh bahkan!
Pikirannya berkelana berusaha mencari jawaban, namun ia merasa tak dapat menemukan ujungnya. Ia tak pernah bisa memahami semuanya. Seolah benang yang sudah kusut, ia kesulitan menemukan ujungnya, mencari akar dari semua masalah ini.
Jika semuanya karena foto yang ditemukannya itu, Jake dan Sunghoon sudah mengembalikannya pada ibu. Mereka juga sudah mengunjungi makam Kiran untuk meminta maaf. Tapi apakah Kiran masih menyimpan dendam pada mereka? Lalu apakah mungkin Kiran yang mengutuknya?
Sudahlah, semakin memikirkannya, Jake semakin dibuat pusing. Rasa sakit diperutnya tidak kunjung berhenti. Mualnya juga masih, karena mencium bau nanah dan belatung yang bergerak dikakinya. Serius, Jake dan Sunghoon benar-benar melihatnya. Jake kira ia nyaris keguguran hingga mengeluarkan darah, tapi ternyata, justru darah busuk dan hewan menjijikan itu yang keluar dari tubuhnya.
"Aku... mau muntah..." desis Jake. Sekarang ia tengah terbaring di kasur IGD. Tangan kanannya terus memegangi perutnya, sedang yang lain mencekal kuat tangan Sunghoon.
"Mau aku antar ke toilet?" Tawar si Park. "Kalau masih sakit, aku bisa menggendongmu."
Jake menggeleng pelan sambil beranjak duduk dibantu oleh Sunghoon. Jake menunduk, menatap kedua kakinya yang sudah bersih. Tadi seorang perawat wanita hanya membersihkan kakinya lalu pergi dengan alasan mengambil beberapa alat dan obat. Itupun dengan nada tak acuh dan terkesan jutek. Aneh.
Tak mau ambil pusing, Jake turun perlahan, dengan Sunghoon yang selalu menjaganya. Si manis terus menunduk, berjalan sambil terfokus pada kakinya. Tepat ketika Sunghoon membuka tirai pembatas dan keduanya keluar dari bilik, langkah mereka terhenti.
Sejak kapan lantai IGD berubah menjadi tanah dengan rumput liar?
"Jake," panggil Sunghoon pelan. Jake merasakan jantungnya berdegup cepat, ia merapatkan tubuhnya dan menggenggam lengan suaminya erat.
Sebuah hamparan tanah dengan rerumputan liar, dikelilingi dinding yang tinggi. Sebuah pemandangan yang sangat familiar bagi keduanya.
Ya, halaman belakang panti asuhan.
"Bagaimana bisa..." desis Jake. Rasa sakit dan mualnya mendadak raib, tergantikan oleh kebingungan dan rasa takut. Tidak kunjung mendapat respon, ia menoleh ke suaminya. "Sunghoon?"
Yang dipanggil masih sibuk mengobservasi sekitarnya. Ia terlihat menelan ludahnya gugup. Ditatapnya wajah Jake yang terlihat ketakutan, "aku juga tidak tahu," balasnya berbisik. Raut wajahnya menyiratkan kekalutan. "Lebih baik kita masuk dulu."
Mendengar itu, Jake membelalakan matanya lalu menggeleng kecil. "Aku tidak mau. Aku takut, Sunghoon."
"Ada aku disini, semuanya akan baik-baik saja." Sunghoon menggandengnya masuk ke dalam. Meski sekarang ini masih siang hari, panti itu masih tetap gelap karena banyaknya ruangan, dan beberapa pohon besar yang ada disekitaran panti membuat cahaya matahari tidak mampu masuk sampai ke dalam. Biasanya, beberapa lampu akan tetap dinyalakan. Tapi kali ini tidak. Area dapur dan ruang makan pun terasa gelap dan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nekma | Sungjake [END]
Fiksi Penggemarnekma [ne-kamah] (n) kebencian, dendam, amarah warning: mpreg horor bxb violation, blood, torturing, harsh words