08.

1.9K 133 42
                                    

Sunghoon berusaha menenangkan dirinya. Ia tidak boleh panik. Ia tidak boleh kacau. Sudah cukup tadi ia terbawa emosi hingga mengeluarkan kata-kata yang menyakiti suaminya. Mengingat itu, Sunghoon jadi merasa bersalah.

Pusing, Sunghoon pusing. Memikirkan banyak hal aneh yang menimpanya dan Jake beberapa hari kebelakang ini sukses membuatnya stres.

Suara itu, suara milik Kiran. Dan di depannya sekarang, makam gadis itu sudah rusak seperti habis dibongkar. Apa-apaan ini?

Sunghoon masih bergeming di tempatnya. Ia ambil ponsel yang ada disakunya, berniat menghubungi Jake. Tapi sial, sinyal tiba-tiba hilang. Padahal panti itu tidak terlalu terpencil, dan biasanya masih ada sinyal disini.

Daripada memikirkan sinyal, lebih baik ia segera cari suaminya. Pikirannya sudah liar membayangkan hal terburuk yang akan menimpa mereka, tapi cepat-cepat Sunghoon menepisnya. 'Tidak, semuanya pasti akan baik-baik saja. Jake pasti akan baik-baik saja.'

Sunghoon segera berlalu meninggalkan area makam Kiran. Ia harus menemukan Jake dan mengajaknya pulang bagaimanapun caranya.

Perlahan, ia kembali masuk ke dalam panti. Maniknya menjelajah ke seluruh ruangan, namun tidak ada apa-apa di sana. Sepi. Kakinya ia bawa melangkah kemanapun hatinya meminta. Ketika melewati lorong kamar yang gelap, jantungnya berdebar kencang. Tapi sekali lagi, Sunghoon tidak boleh takut. Maka, ia putuskan untuk menyusuri lorong gelap itu.

Samar-samar, pendengarannya menangkap sebuah suara hantaman yang tidak terlalu keras. Dan salah satu pintu yang terbuka berhasil curi perhatiannya. Ia yakin, pasti dari sanalah sumber bunyi itu.

"S-Sunghoon..."

Pendengarannya menajam. "Jake?"

Itu suara Jake! Sunghoon berjalan lagi, mengintip dari jauh isi kamar itu. Sesaat kemudian maniknya melebar.

Benar, itu Jake-nya!

Suaminya itu ketakutan melihat sosok menyeramkan yang ada di depannya. Meski tubuh itu memunggungi Sunghoon, si Park tahu betul siapa dia.

Sial, itu Kiran.

"Jake—"

BLAM!

Saat Sunghoon nyaris masuk ke kamar, pintu itu tiba-tiba tertutup sendiri dengan sangat keras. Panik, Sunghoon menggedor pintu itu dengan keras.

Dug! Dug!

"JAKE!"

Ia coba putar knopnya berulang kali, tapi terkunci. Sunghoon terus berusaha membukanya, mendobraknya.

"...aku tidak...—akhhh!"

Sunghoon membeku. Apa yang terjadi pada Jake? Apa yang Kiran lakukan pada suaminya?

"JAKE?" Panggil Sunghoon sekali lagi dengan suara lantang.

Tak ada jawaban dari dalam membuat Sunghoon makin panik sekaligus marah. Amarahnya benar-benar tak dapat ia tahan lagi. Ia pergi ke kamar yang dulu ia gunakan saat kecil, mengambil tongkat baseball lalu kembali ke depan pintu kamar Kiran. Tangannya terkepal erat menggedor pintu kamar dengan kuat.

DUG! DUG!

"KIRAN! AKU TAHU KAU ADA DI DALAM, JIKA KAU MEMANG INGIN MEMBALASKAN DENDAMMU, LAWAN AKU! JANGAN SAKITI SUAMIKU, LAWAN SAJA AKU!"

Hening.

"KIRAN! KELUAR KAU!"

DUG! DUG!

Cklek.

Sunghoon terdiam sejenak. Pintunya tiba-tiba tak lagi terkunci. Ia menarik napas, mengeratkan genggamannya pada tongkat baseball-nya. Perlahan, ia buka pintunya, Kiran masih berdiri membelakanginya. Sunghoon mendekat perlahan, menargetkan kepalanya sebagai sasaran.

Nekma | Sungjake [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang