04.

1.3K 136 37
                                    

"Kita harus bertanya pada Jungwon."

"Tidak." Jake menahan lengan suaminya. "Jangan bawa orang lain kedalam masalah ini, apalagi Jungwon. Aku tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk padanya Sunghoon."

Sunghoon terdiam. Dalam hati, ia juga membenarkan apa yang Jake katakan. Cukup mereka, jangan ada orang lain lagi yang terlibat. Sudah cukup ia melibatkan Jake karena kesalahan dan kebodohannya dimasa lalu.

"Benar." Sunghoon menyimpan kembali ponselnya. "Maafkan aku Jake. Seharusnya aku juga tidak menyeretmu. Ini masalahku."

"Apa katamu?" Jake menggenggam kedua tangan Sunghoon erat, memberikan kekuatan. "Dengar ya sayang, ini bukan hanya masalahmu. Ini masalah kita! Jangan pernah merasa menanggung bebanmu sendirian ya? Masalahmu adalah masalahku juga. Kita akan cari solusinya bersama."

Sunghoon tidak pernah menyangka akan mendengar itu dari suaminya. Sunghoon diam, tak mengucap sepatah katapun. Namun ia langsung membawa tubuh Jake kedalam dekapannya. Tak lupa, ia kecup dalam-dalam keningnya, serta ia usap surai halus kecoklatan milik Jake.

"Terima kasih karena selalu bersamaku. Maaf aku belum bisa menjadi pasangan yang baik untukmu Jake."

"Hei, it's okay. Aku juga bukan orang yang sempurna Sunghoon. Tapi kita dipersatukan untuk saling melengkapi kekurangan masing-masing, untuk saling menyempurnakan. Terima kasih sudah memilihku untuk menjadi suamimu, terima kasih sudah percaya dan mau menceritakannya padaku. Aku tahu, kejadian itu pasti meninggalkan perasaan bersalah yang besar dihatimu. Tapi menyesali masa lalu tak akan ada gunanya, sekarang yang perlu kita lakukan adalah memperbaikinya bersama."

Jake mengecup singkat bibir tipis milik Sunghoon, lalu terkekeh pelan.

"Sudah hampir jam sembilan, sayang. Ayo makan dulu."

Senyum indah yang tadinya menghiasi wajah Jake seketika sirna, ia menggeleng kecil. "Aku sudah kenyang Sunghoon."

"Tidak, sayang. Ayo makan dulu, aku tidak ingin kamu sakit." paksa Sunghoon sembari ibu jarinya mengusap lembut pipi milik Jake.

"Tapi, dapurnya..." Jake menggantung kalimatnya, tapi sudah cukup membuat Sunghoon paham apa yang dimaksudnya.

Sunghoon tersenyum lembut. "Ya sudah, kalau begitu aku yang masak saja ya? Kamu tunggu di sini."

Si manis menggenggam erat tangan Sunghoon. "Aku ikut."

***

Pria manis bermarga Shim itu kini tengah berada di kamar mandi, setelah perjuangan untuk melawan rasa takutnya, ia memilih untuk mandi di kamar mandi yang ada dikamar mereka. Sepertinya setelah ini, Jake tidak akan pernah memakai kamar mandi dekat dapur lagi.

"Sudah selesai sayang?" tanya Sunghoon yang menungguinya di luar. Ya, Jake meminta suami tampannya itu untuk menemaninya. Jika tidak ada Sunghoon, mana berani ia mandi, masuk ke kamar mandinya saja dia tidak berani.

"Sebentar lagi Sunghoon. Jangan kemana-mana loh!" jawab Jake dari dalam kamar mandi.

"Iya sayang." Sambil menunggu, Sunghoon memainkan ponselnya, menggulir layar datar itu sekedar mencari berita terbaru atau artikel menarik untuk mengalihkan pikirannya. Namun, fokusnya buyar, ketika teringat foto yang mereka tinggalkan di ruang tengah semalam. Ditatapnya pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat.

Ditinggal sebentar tidak apa-apa, kan?

Sunghoon meletakkan ponselnya di atas ranjang, lalu beranjak keluar kamar. Menyusuri setiap ruangan sembari mematikan lampu, dan membuka tirai, membiarkan cahaya dari sang surya menembus masuk memalui jendela. Terakhir, Sunghoon kembali ke meja. Foto itu masih ada disana.

Nekma | Sungjake [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang