"LEPASIN! Adik gue atau adik Lo" ancaman mahen kepada ayut. Mahen menggantikan posisi Haikal. Sekarang mahen lah yang menodongkan pistol ke arah Ning-Ning.
Semua anggota ayut beserta asistennya dengan cepat menodongkan pistol ke arah mahen.
"Turun kan senjata kalian!!" Tegas mahen seraya memindahkan pistol kearah tepat di tenggorokan Ning-Ning.
Sebelum mereka menurunkan pistol itu, asisten beserta para anggota ayut. Melihat terlebih dahulu wajah sang ketua.
Ayut yang melihat anggota nya belum juga menurunkan pistol itu dengan cepat ia angkat bicara. "Apa yang kalian lihat! Turun kan senjata kalian! Sekarang juga!" Amarah ayut mulai membeludak. Ia frustasi dengan semua anggota berserta semua asistennya, karena mereka terlalu lemot dan bodoh. Menurutnya.
Ning-Ning terus menangis tanpa henti karena nyawanya saat ini di ujung kematian. "Kak Yudha, a-aku beneran Takut kak tolong aku kak" ayut yang melihat sang adik yang terus meminta tolong dengan terus menangis tanpa henti. Ia di buat semakin panik bukan main,
Karena nyawa adiknya Sangat dalam bahaya. "Lo sana balik ke Abang Lo Sekarang juga Cepat!" Namun icung yang masih panik dengan keadaan Sekarang, dan ia hanya diam dengan terus menangis. "Apa yang Lo tunggu! Buruan!" Kata ayut sambil mendorong tubuh icung hingga tersungkur ke lantai.
Dengan cepat jayan membantu icung berdiri dan membawanya berlindung di belakang mahen.
"Jayan bawa icung kedalam mobil amankan dia, biar mahen gue dan jonatan yang urus semua ini" bisik Haikal. Jayan mengangguk dan Dengan cepat ia membawa icung keluar dari sana dan membawanya kedalam mobil.
"LEPASIN ADIK GUE SEKARANG JUGA!! Gue udah lepasin adik Lo!!" Amuk ayut kepada mahen yang masih menodongkan pistol ke arah adiknya. Namun mahen tidak mendengarkan sama sekali amukan ayut, ia malah Menganti pistol itu menjadi sebuah pisau yang begitu berkilau dan tajam.
Tubuh Ning-Ning semakin bergetar. Nyawanya sudah benar-benar di ujung tanduk, mungkin ini akhir untuk kehidupannya. "Kak Yudha, aku berpesan ke kakak jangan pernah tumbang dalam keadaan apapun, berusaha lah damai dalam segala hal yang menimpa kakak. Dan aku mohon jagain ibu, urus dia dengan baik" Ning-Ning kembali menangis saat itu juga dengan tubuh yang masih terus bergetar.
Ayut meneteskan air matanya saat itu juga ia tidak akan menyangka sang adik akan separah ini dengan keadaan. "MAHEN!! lepasin dia! Apa yang Lo lakuin mahen!!"
"Gue gak lakuin apa-apa Kok" jawab mahen dengan tersenyum miring ke arah ayut.
Mahen menatap ayut dengan tatapan yang tajam dan Detik itu juga mahen menancapkan pisau itu tepat di tenggorokan Ning-Ning. "Nyawa di bayar dengan nyawa" gumam mahen.
Ning-Ning terjatuh kelantai Detik itu juga dengan darah yang terus keluar tanpa henti dari tenggorokannya, juga pisau yang berkilau itu kini masih menancap di tenggorokannya. Tubuh ayut membeku saat melihat sang adik dengan keadaan yang Sekarang.
|| Flash back on ||
"Oky urusan Ning-Ning beres. Sekarang gue ada strategi"
"Jadi gue mau bunuh Ning-Ning" semua orang kaget dengan perkataan mahen karena se-jahat-jahat nya ketua mereka. Mahen tidak akan sampai untuk membunuh orang tanpa segi kesalahannya.
"Bang Lo beneran??" Tanya Cakra.
"Gue beneran. Gue mau bales dendam sama ayut."
"Bukan hanya bales dendam tapi biar ayut, Gak ngusik lagi kehidupan kita"
"Kalian gak usah khawatir gue udah pikirin ini dengan kepala dingin dan benar-benar murni dari kemauan gue"
"Kalian percaya aja sama gue" kata mahen.
Mereka mengangguk dengan perkataan sang ketua. Mereka akan percayakan semua ini kepada sang ketua.
"Gimana Lo setuju kan kall?" tanya mahen. Karena ia tidak yakin dengan Haikal yang sedari tadi melamun entah mengapa.
"Gue sangat setuju" jawab Haikal. Setelah itu ia tersenyum miring entah apa yang ia pikir kan saat ini. Sehingga ia senang dengan strategi yang sang ketua buat.
___________
Saat itu juga semua anggota ayut beserta asistennya dengan cepat menodongkan pistol ke arah mereka bertiga. Yaitu mahen, Haikal dan juga Jonatan.
Tapi dengan cepat mereka keluar dari sana. namun saat mereka berlari menuju mobil. Tangan Jonatan lolos tertembak oleh salah satu anggota ayut.
Disisi lain. Ayut tidak memperdulikan kondisi sekitar. Ia masih membeku sekujur tubuh, karena melihat sang adik yang kini sudah menjadi tubuh tanpa nyawa.
Ayut menghampiri Ning-Ning dengan tatapan yang kosong ia tidak menyangka sang adik akan meninggalkan dirinya terlebih dahulu. Ayut terduduk tepat di hadapan jasad Ning-Ning.
Ayut menangis detik itu juga, dan dengan cepat ia memeluk tubuh Ning-Ning. Lalu ia mencabut pisau itu dengan perlahan. Dan menangis kembali.
Semua ini ia yang buat. Ia salah dalam memilih melangkah. Ini semua salah nya. "Maafin kakak" itu kata yang ayut lontarkan kepada Ning-Ning.
__________
|| Beberapa bulan berlalu.
Pagi ini mahen sedang merapikan dasi sang adik.
Yah dia icung yang akan berwisuda hari ini. Hari ini icung akan resmi menjadi seorang dokter. Setelah butuh waktu lima tahun untuk berkuliah."Hari ini kamu sangat tampan dan gagah" pujian mahen membuat icung tersenyum lebar.
"Ah Abang bisa aja" mahen tersenyum dengan Jawaban icung.
"Bang mahen"
"Hmm..apa"
"Makasih buat semuanya, berkat Abang aku bisa di posisi sekarang, aku bangga sama Abang" mahen menepuk kedua pundak icung lalu tersenyum ke arahnya "sama-sama" jawab mahen dengan senyuman yang terus mengambang di bibirnya.
"Bang mahen Jangan pernah ninggalin aku yah"
"Agak akan, Abang gak bakal tinggalin kamu, Abang bakal ada di sisi kamu selama Abang hidup"
Hai guys ketemu lagii 💗🤩
Makasih udah nungguin.
Jangan lupa support aku lewat 👇
Vote, komen, dan follow akun WP aku🤍Makasih yah Seng-sengku💌
bye💗
Sampe ketemu di chapter selanjutnya👋.
KAMU SEDANG MEMBACA
dream Motorcycle gang
Novela JuvenilMahendra. Seorang ketua geng motor yang mempunyai kehidupan yang rumit. Banyak masalah yang datang menimpa dirinya. Hingga orang terdekat sekaligus orang yang ia percaya dan ia sayangi menjadi ular di kehidupannya. Apa yang akan mahen lakukan unt...