17 Kembalinya Mahkota

9 9 0
                                    

Peraturan kembali ditegakkan di Asfari. Segala bentuk kebebasan merusak moral yang sebelumnya diperbolehkan kini dilarang. Hukuman tegas telah siap untuk para pelanggar.

Tentunya banyak dari mereka yang tidak setuju. Kebebasan untuk melakukan apapun dari sang Raja telah direnggut dari mereka. Tapi tidak ada yang berani melawan. Ketakutan mereka semua tertuju padaku seorang, orang yang mereka sebut sebagai Pembunuh Dewa.

Layla menjadi Ratu sekaligus pemimpin utama untuk Asfari. Layla memintaku untuk menjadi pemimpin, tapi aku menolak. Pengalamannya saat mengatur Serikat Kobra akan lebih berguna ketimbang aku. Terlebih, aku memang tidak paham soal pemerintahan. Jadi aku mempercayakannya kepada istri cerdasku itu.

Tidak sedikit orang yang masih berkeyakinan bahwa sang Raja Gila akan kembali untuk mereka. Tapi kami sendiri juga sudah bersiap untuk itu.

Sebelum menunjukkan Layla sebagai pemimpin baru ke seluruh Asfari, aku meminta Layla untuk mengizinkan para Sentaur dan Sahariza untuk bisa tinggal di kota. Layla setuju untuk melakukannya. Undang-undang untuk tidak menyerang ras lainpun dibuat.

Tapi kedua ras itu nampak sudah betah dengan kehidupan mereka di hutan dan gurun, jadi mereka hanya akan ke kota saat ada keperluan. Para Sahariza betina yang hamil akan kembali ke gurun dan tinggal di Halahuwa Hindun. Sedangkan para pejantannya akan menjadi pasukan utamaku. Begitupun dengan para Sentaur.

Kami juga memanggil para Trio Singa dan orang-orang dari Clarencia yang ingin tinggal di Asrifa. Dengan bergabungnya seluruh kekuatan, Asfari berhasil ditaklukkan dalam waktu kurang dari setahun.

Di umurku yang kemudian menginjak 16 tahun. Bersamaan dengan lahirnya anak baruku dari Maria yang kuberi nama Abraham- yang berasal dari nama salah satu Nabi, Asfari telah sepenuhnya dikendalikan oleh Layla.

Aku menyarankan untuk mengganti nama Asfari sebagai bentuk pembebasan dari kebiasaan buruk sebelumnya, sekaligus untuk menyambut pemerintahan yang baru.

Nama negri ini-pun menjadi Alkobra. Dengan aku dan Layla yang menjadi pemimpin pertamanya. Walau Layla yang sepenuhnya mengendalikan pemerintahan. Dibantu oleh sang paman, Teodor.

Tidak ada lagi musuh. Bisa bersama dengan ketiga istri dan keempat anak kecilku di tempat yang aman dan bagus bagi mereka untuk tumbuh. Tentunya aku ingin mempertahankan kehidupan yang damai ini. Sayangnya. Kami masih tidak merasa aman akan sesuatu.

"Sayangku Layla. Bagaimana menurutmu tindakan kepada Caligula dan pengikutnya yang masih ada di luar sana?"

Dari Teodor, kami diberi tahu jika selama ini Caligula dan pasukannya yang tersisa terjebak di benteng Taiga yang ada di utara Clarencia. Tidak bisa kembali ke Asfari yang kini menjadi Alkobra, dan perang yang terus berlanjut membuat mereka menjadi semakin lemah tiap harinya.

"Kita tidak bisa mengelak kemungkinan jika dia akan kembali dan mencoba merebut kembali tahtamu. Selain itu, masih ada sebagian rakyat yang juga menantikan kedatangannya. Kemunculannya akan melahirkan pemberontakan. Rakyat akan terpecah."

Wajah Layla nampak sedih. Dulu Caligula sudah merebut keluarganya, jadi dia takut jika kejadian itu terulang. Tapi dia juga tidak ingin ada pertempuran lain.

"Apa kau tidak memimpikan sesuatu lagi?" tanya Layla.

"Tidak. Tuhan memberikan izin atas apapun keputusan kita."

"Bagaimana pendapatmu?"

"Jika boleh, aku ingin menangkapnya dan membawanya ke Alkobra. Memberinya hukuman yang adil disini."

"Kau adalah Raja, bodoh. Tidak ada yang akan melarangmu." Layla nampak sedikit sedih saat mengucapkannya.

"Aku akan membawa Nura dan Hajar, juga para Sahariza ke kastil Taiga. Perketat seluruh kemanan di Alkobra. Suruh Trio Singa kembali ke Iliya untuk sementara waktu."

Saint Reincarnation (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang