28 Pemilik Cahaya Sebenarnya

11 9 0
                                    

Kini aku berusia 20 tahun. Aku merasa jika ini adalah saat-saat paling membahagiakan dalam hidupku. Tidak ada konflik. Tidak ada musuh. Hanya hidup damai bersama keluarga tercintaku.

Kelima istriku berada di lima kerajaan yang berbeda. Tapi berkat Karamat yang diberikan Tuhan untuk mengizinkanku berada di lima tempat sekaligus, aku bisa selalu bersama keluargaku itu.

Layla berada di kastil Iliya, Alkobra. Perannya begitu penting dalam mengatur perkembangan Alkobra. Haloha dan Hinduni telah menginjak umur 5 tahun. Sifat mereka menjadi lebih mirip saudariku, Syaima dan dan Annisa. Kemungkinan karena saudariku itu yang selalu merawat mereka saat Layla sedang sibuk. Seperti Syaima, Haloha tumbuh menjadi gadis periang yang sulit diam. Dan sebaliknya, Hinduni seperti Annisa yang lebih suka ketenangan sambil membaca buku.

Syaima dan Annisa juga masih berada di Iliya. Mereka sudah seperti ibu kedua bagi Haloha dan Hindun. Layla sangat mempercayai mereka untuk mengasuh anak kami. Tapi terkadang mereka juga pulang ke Terra Santa.

Nura berada di rumah lama kami di Ashifa, Terra Santa. Hebi sempat menawarkan kami untuk tinggal di Serikat Kobra, tapi kami menolak dan memilih rumah dimana Nurain dan Salasa lahir. Nurain sudah berumur 6 tahun dan mewarisi sifat tangguh dan pendiam seperti ibunya. Salasa yang baru berumur 2 tahun mewarisi kecantikan sang ibu.

Di Ashifa, kami kembali berkerja sebagai pengantar barang seperti dulu. Melewati hari-hari di perjalanan bersama anak kami.

Hajar juga kembali ke Terra Santa dan melanjutkan hidup tenang di perkebunan yang sempat terabaikan.

Maria kubawa pindah ke Dangren. Aku mencoba untuk berada di lima kerajaan sekaligus. Kami tinggal di dekat pantai yang ada di sana. Hidup di dekat air dan jauh dari pemukiman bersama putra kami yang telah menginjak umur 4 tahun, Abraham.

Hawa berada di Constantine, Arrum. Dengan bantuan Layla, kami membuka cabang Serikat Kobra disana. Dengan Hawa yang menjadi pengurusnya. Dia meyakini bisnis itu sebagai cara yang mudah untuk mendapatkan uang dan membeli barang-barang mewah. Aku berharap putra kami, Solomon yang baru lahir tahun lalu bisa menjadi orang yang lebih bijaksana dibanding sang ibu.

Dan di San'a, Axum, Howla akhirnya melahirkan putra pertama kami yang kuberi nama Omara, dengan harap agar dia menjadi pria yang kuat dan tangguh. Tidak berapa lama setelah melahirkannya, Howla yang sangat kegirangan berkeliling sambil memberitahu orang-orang akan kelahiran raja baru.

Tapi di tengah masa-masa kebahagiaan itu, aku mendapatkan mimpi tentang ancaman yang akan datang. Sebuah kastil akan muncul dari bawah air dan dari dalamnya, para makhluk kegelapan keluar.

Aku mencoba menanyakan itu kepada Sun Gokong. Raut wajahnya nampak takut saat mendengar itu. "Malaikat Jatuh.. Lucifer telah kembali."

Rea Silvia menambahkan. "Tidak ada makhluk yang lebih suka pertumpahan darah selain dia."

Falias sang Dewa Cahaya menjelaskan. "Sebenarnya ada 6 Dewa yang turun untuk menghentikan Chaos,"

Dewa Cahaya, Falias.
Dewa Kebebasan, Libero.
Dewa Pengetahuan, Sun Gokong.
Dewa Kemenangan, Ra Fatih.
Dewa Alam Liar, Rea Silvia.
Dewa Perang, Lucifer.

"Lucifer yang selalu mendambakan konflik memulai perang baru menggunakan makhluk dari dimensi kegelapan. Kelima Dewa yang ada bersatu untuk menyegelnya di bawah lautan. Jika dia bangkit kembali, Ketiga Dewa yang tersisa tidak cukup untuk menahannya lagi."

Kemudian. Seperti dalam mimpiku itu, ketinggian air di antara Dangren dan Arrum meningkat. Lalu sebuah kastil berwarna gelap muncul ke permukaan. Suara-suara yang mengerikan muncul dari dalam kastil, dan tidak lama kemudian, berbagai macam monster keluar dan menyerbu ke berbagai arah.

Saint Reincarnation (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang