Ada banyak hal di dunia ini yang dapat kau ubah. Misalnya saja, kehidupanmu di hari esok, bisa saja berubah jika kau melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu di hari ini. Kau juga dapat merubah kesan buruk manusia terhadap dirimu, seperti ting! menghilang, dengan cara memanipulasi mereka sedemikian rupa. Ada seninya, namun tak akan kuajarkan kali ini.
Tapi, jika ada hal yang dapat diubah, maka adapula hal-hal yang tidak dapat diubah, atau bahkan kau tak seharusnya berfikir kalau kau dapat mengubahnya.
Manusia di duniaku menyebutnya ketentuan mutlak. Aku penasaran di dunia ini diberi nama apa. Namun tidak akan kucaritahu sekarang. Karena aku tengah menghadapi situasi ketentuan mutlak itu.
Membayangkan betapa menyedihkannya dirimu saat kau berfikir kau dapat merubah jalan cerita kehidupan orang lain dengan kehadiranmu itu benar-benar bodoh. Maksudku, seharusnya aku tidak berharap lebih dari awal. Tokoh favorit yang kukagumi memiliki ketentuan mutlak akan jatuh cinta dengan gadis reinkernasi cantik di tengah lantai dansa disana.
Bukan dengan gadis reinkernasi yang bahkan tak muncul dalam sebaris cerita mereka.
Saat itu, setelah kupandangi kedua manik kuning emas milik tokoh favoritku, kedua kakiku gemetar hebat, diikuti dengan kedua tangan dan suaraku yang tercekat. Aku sepenuhnya telah jatuh dalam kenyataan ketentuan mutlak dihadapanku itu.
"i-Ize.." Dengan suara yang gemetar, aku memanggil pria yang kukagum-kagumi itu. Yang mengagum-agumi gadis yang seharusnya menjadi Nona malaikatnya itu.
Dia sama sekali tak menoleh ke arahku. Aku semakin merasa emosional.
Tidak boleh begini, aku akan menghancurkan kerja keras para pelayan yang mengurusku dari pagi hingga sore!
Setelah berhasil mengendalikan emosi, aku menepuk kedua pipiku, harap-harap aku sadar dengan apa yang kulakukan sekarang. Fikiranku perlahan menjernih. Benar.. ini seharusnya bukan duniaku. Mungkin saja, jika cerita ini menemui endingnya, aku akan keluar dari dunia ini dan terbaring di bangsalku keesokan harinya.
Benar.. aku mengambil bagian Athanasia itu hanya kebetulan.. tak ada yang akan berubah..
"Ize.. aku harus pulang sekarang." Kataku, dan tak memberi jeda aku sedikit mengangkat gaun berat yang akan menghalangi perjalananku. Aku berjalan sedikit agak cepat, berharap Izekiel tak melihatku atau menggapku hanya seperti angin yang lewat saja.
"Destiny? Destiny!"
Aku mengabaikannya. masuk ke dalam kerumunan orang-orang yang mengelilingi lantai dansa dan mencari Ayah. Aku kira melihat Athanasia dan Claude berdansa akan menjadi adegan yang istimewa bagiku karena aku mungkin satu-satunya penggemar novel itu yang berkesempatan melihat mereka secara langsung.
Oh, sudahlah. Air mataku rasanya sangat ringan sekarang, hingga kurasa akan jatuh kapan saja.
Aku melihat Ayah yang berdiri memegang segelas minuman, bersama seorang bangsawan lainnya. Mereka juga sedang menonton adegan mempesona di lantai dansa disana.Aku menghampirinya, meminta izin kepada orang-orang yang berkumpul bersamanya untuk menariknya keluar dari lingkaran itu.
Dengan wajah kebingungannya, Ayah bertanya, "Ada apa, Destiny? Kau baik-baik saja?" Ayah menatapku dari atas kepala hingga bawah gaun.
"Aku tidak apa-apa, Ayah. Apa Ayah masih ingin berbincang dengan mereka?" Tanyaku balik, menyunggingkan senyum agar Ayah tak khawatir.
Ayah menoleh kiri dan kanan, kemudian menggeleng pelan, "Tidak juga, apa Destiny sudah ingin pulang?"
Aku mengangguk, "Iya.. Kepalaku agak pusing, apa benar Ayah tak ada urusan lagi? Kurasa aku bisa sedikit menahannya jika-"
Pria paruh baya itu menggenggam kedua bahuku dengan kedua tangannya, "Kita pulang sekarang. Apa Destiny bisa jalan?" Sorot mata pria paruh baya itu berubah menjadi sorot mata khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐄 𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐘𝐎𝐔; (𝐈𝐙𝐄𝐊𝐈𝐄𝐋 𝐗 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑)
Romance"𝒔𝒆𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒂𝒉𝒖.. 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒂𝒌𝒖 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒐𝒌𝒐𝒉 𝒕𝒂𝒎𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒎𝒖.." 「어느 날 나는 공주가 되었다」 - 𝓈𝓅ℴℴ𝓃&𝓅𝓁𝓊𝓉𝓊𝓈 -