03

2.1K 220 11
                                    

R

~♪~

"Jaemin, lo suka warna apa?" Mark menyodorkan helmnya ke Jaemin.

"Hm..." Jaemin berpikir, "Gue suka warna pink, sih."

"Pink?"

Dan Jaemin hanya mengangguk.

"Tambahin nama gue di list lo, ya." Mark tersenyum, "Kalo bisa, sih, suka gue aja."

Jaemin mengerjap. Perutnya terasa tergelitik mendengar ucapan Mark. Sialan sekali kakak kelasnya ini.

"Ayo berangkat."

Dan Mark keliatan santai banget setelah ngebaperin Jaemin. Tapi nggak papa, yang penting Jaeminnya nggak di tinggal.

Motor Mark melaju santai setelah Jaemin duduk nyaman di belakangnya.

Dalam perjalanan, Jaemin hanya diam menikmati angin yang berhembus mengenai wajahnya. Jaemin canggung banget, takut salah bertindak. Padahal Mark juga nggak masalah kalau Jaemin ceroboh. Soalnya dia juga sering bertindak ceroboh.

Sampai di parkiran sekolah, Jaemin langsung turun. Dia melepas helm yang ia kenakan lalu memberikannya ke Mark.

"Tunggu, jangan pergi dulu."

Jaemin menatap pergelangan tangannya yang digenggam Mark. Pas banget digenggaman Mark, Mark 'kan jadi pengen terus genggam tangan Jaemin.

"Gue ada sesuatu buat lo." Mark dengan terpaksa melepaskan genggaman tangannya, dia membuka resleting tasnya. Mengambil sesuatu yang sudah ia siapkan sejak pagi-pagi buta tadi.

"Ini apa?"

"Brownies." Mark menatap kedua mata Jaemin, menjawabnya polos.

"Ya gue tau brownies. Maksudnya, kenapa kayak gini?"

"Oh itu," Mark nyengir. "Semalem gue pergi ke minimarket sama Mama, terus gue beli brownies kemasan. Terus pagu tadi gue sengaja buat, khusus buat lo."

Wajah Jaemin memanas. Dia menggenggam erat wadah berisi brownies dari Mark. "Ugh... Makasih, ya."

Mark tersenyum sembari mengangguk, "Diabisin, ya. Jangan dibagi-bagi, ya."

"Kenapa?"

"Itu buatnya dari cinta gue ke lo, takutnya kalau dibagi-bagi, nanti mereka juga ikutan cinta sama lo. Gue 'kan cuman mau jadi satu-satunya buat lo."

Kalimat cheesy Mark pagi ini memang amat sangat kurang ajar. Dan Jaemin malah hanya bisa diam dan mengangguk.

"Ya udah, ayo gue anterin ke kelas."

Jaemin langsung menggeleng dengan wajah memerah samar.

"G-gak usah, kak. Gue sendiri aja." tolaknya lalu langsung berlari meninggalkan Mark sendiri.

Mark terkekeh geli.

"Lucu."

~♪~

Di jam istirahat, Jaemin seperti biasa pergi ke kantin bersama teman-temannya. Dia cuman pesen siomay aja, soalnya dia udah keburu kenyang gara-gara brownies dari Mark.

Walaupun ujungnya, temen-temen Jaemin pada minta. Lagi pula, mereka tidak akan jatuh cinta dengan Jaemin juga. Kalaupun iya, Jaemin akan menolaknya. Hatinya udah ada Mark soalnya.

"Jaemin."

Jaemin yang lagi fokus ke hpnya langsung mendongak. Mark duduk tepat di depannya. Membawa sebuah sticky note berwarna pink kotak-kotak.

"Ayo main tic tac toe." ajak Mark semangat.

Jaemin mengernyit, melihat Mark yang membuat empat garis di notenya.

"Jaemin dulu," Mark menyodorkan pena berwarna merah ke Jaemin. "Gambarnya hati, ya."

"Kenapa harus hati?"

"Biar beda aja."

Ya walaupun ngerasa aneh dan bingung, Jaemin tetap menuruti apa yang Mark katakan. Hanya dalam satu menit, mereka selesai bermain.

"Gue menang." kekeh Jaemin saat dia berhasil mengalahkan Mark dalam bermain tic tac toe.

Mark tersenyum lebar, dia menarik notenya. Menuliskan sesuatu di bagian atas dan bawah note. Lalu dia merogoh sakunya, mengambil sesuatu yang sudah ia simpan sebelumnya.

"Buat Jaemin."

Jaemin menerimanya. Membaca tulisan Mark di note tadi. Senyum tertahan Jaemin terlihat.

 Senyum tertahan Jaemin terlihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cheesy."

"Dih enggak." Mark membantah, "Itu serius dari hati gue yang paling dalam. Soalnya cuman Jaemin yang bisa menangin hati gue selama 18 tahun gue hidup."

"Dan cheesy lagi."

Jaemin mengambil kertas dari Mark. Dia membuka lipatannya. Jaemin menggigit pipi dalamnya.

"Kak, udah, ya. Jangan gini."

"Kenapa? Baper, ya? Nggak papa kok, nanti gue tanggung jawab."

Jaemin menutup kertasnya kembali, dia juga mengambil note tic tac toe dari Mark.

"Gue duluan, kak."

Mark menatap punggung Jaemin yang semakin mengecil.

"Lucu banget. Pengen gue kekepin."

Jaemin kembali menatap kertas lipatan dari Mark, "Gemes banget. Jadi pacar gue aja, kak."

~♪~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~♪~

Sebenarnya itu dari journalku buat Jaemin') Dan dari pada bertumpuk di buku, mending aku buat jadi cerita^^

©LisaPutri0503 - Forelsket

FORELSKET ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang