07

1.3K 176 3
                                    

K

~♪~

"Blind boxes Harry Potter."

Mark meletakkan empat box yang ia beli di sebuah toko ke atas meja. Jaemin menatapnya, memasukkan kentang goreng yang ia pesan.

"Nanti beli kinder joy Harry Potter, ya." balas Jaemin jenaka. Mark tertawa, dia duduk di depan Jaemin.

"Nah, Jaemin buka lebih dulu."

Jaemin menerima box yang disodorkan oleh Mark. Membuka boxnya lalu mengeluarkan isinya. Jaemin menekan-nekan plastik berisi figurenya.

"Gue harap dapet Draco, sih." gumam Jaemin lalu merobek plastiknya. Dan ternyata bukan. "Foldemort. Ganteng banget, ya."

Mark langsung menatap sinis figure Foldemort saat masih jadi siswa di Hogwart.

"Gantengan juga gue."

Jaemin langsung menatap Mark. Dia terkekeh. Melihat Mark yang membuka boxnya dengan sedikit kesal dan gerutuan yang terdengar.

Dan Mark malah dapar Draco!

"Buat gue, buat gue. Draconya buat gue."

"Enggak. Gue gak mau saingan sama karakter fiksi." balas Mark sembari menyimpan figure milik Draco.

"Aaaa..." Jaemin cemberut, dia menarik box yang tersisa dua. Membukanya dengan bibir yang sedikit mengerucut karena kesal. "Kan manusia British ini ganteng banget."

"Suka manusia Amerika aja," balas Mark. "Gue contohnya."

Jaemin meliriknya. Dia mendengus lalu memilih tidak membalas. Dan Jaemin tersenyum saat mendapatkan Harry. "Harry Pottah!" Jaemin terkekeh, "Enggak. Mark Pottah."

Mark terkekeh. Dia mendapatkan Hermione, "Dia yang jadi Belle juga gak sih?" tanya Mark yang mendapatkan anggukan dari Jaemin, "Cantik, ya."

"Iya, kayak gue."

Mark menatapnya, dia tersenyum. "Iya, lo cantik. Makanya cocok sama gue yang ganteng."

"Oke."

~♪~

"Jaemin, Tante."

"Tante udah tau, kok. Mark ini tiap hari nyeritain kamu ke Tante." balas Mamanya Mark.

Jaemin mengerjap, menatap Mark yang mengalihkan tatapannya. Tidak mau melihat dua kesayangannya.

"Kalau jaman sekarang, kalian nyebutnya bucin, ya?" lanjut wanita yang sudah melahirkan Mark. "Mark ini, bucin banget sama kamu. Kadang-kadang juga suka senyum-senyum sendiri waktu main hp. Itu pasti sama kamu, 'kan?"

Jaemin tersenyum kaku. Tidak tau harus membalas apa.

"Mama, udah. Katanya Mama mau arisan, sana Mama arisan aja." Mark mengambil alih, mendorong sang Mama keluar rumah. Udah siap pergi tapi tertahan karena kedatangan sang anak dan Jaemin.

"Nanti dulu, ah! Mama masih mau ngobrol sama calon menantu Mama."

Wajah Jaemin memerah, begitupun dengan Mark.

"Jaemin terlalu manis buat Mama lewatkan. Lagian, arisan masih bisa nunggu."

Mark menggeleng, "Enggak. Mama cepetan pergi. Nanti Mama gak dapet arisan lagi."

Jaemin menatap Mark yang mendorong Mamanya keluar rumah. Jaemin berkedip, sekarang dia tau dari mana asal mulut manisnya Mark. Ternyata turunan dari Mamanya.

Selang beberapa menit, Mark kembali. Cowok itu nyengir ke arah Jaemin, "Mau ke kamar gue atau sini aja?"

"Terserah kak Mark aja."

Mark mengangguk. Alhasil dia mengajak Jaemin menuju kamarnya. "Duh, maaf kalau gak rapih, ya." Mark memungut kaos miliknya yang tergeletak di sofa. "Duduk dulu aja, gue mau ambil minum."

Jaemin mengangguk, dia membiarkan Mark keluar kamar dan Jaemin langsung mengelilingi kamar Mark. Jaemin tau kalau Mark sangat tertarik dengan musik, jadi tidak heran kalau ada gitar di dalam kamarnya.

Remaja tanggung itu sekarang berdiri di dekat meja belajar Mark. Jauh dari kata rapih. Buku-buku sekolahnya berserakan. Jaemin menatap papan acrylic dengan judul To Do List di atasnya.

Cuman ada satu yang belum Mark kasih centang.

Jadi pacarnya Jaemin.

~♪~

2 part lagi bubaran~


©LisaPutri0503 - Forelsket

FORELSKET ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang