05

1.5K 174 2
                                    

L

~♪~

Jaemin menuruni tangga rumahnya dengan langkah pelan. Dia udah mandi karena ngerasa panas banget. Mamanya sampai bilang tumben karena libur Jaemin mandinya nanti bakalan dua kali.

Biasanya juga satu kali.

Jaemin mengernyit saat dia mendengar suara yang menurutnya tidak asing. "Kayak suaranya kak Mark," gumam Jaemin. Tapi nggak mungkin Mark pagi-pagi dateng, 'kan?

"Jadi, lo mandi karena ada gebetan lo itu mau dateng?"

"Hah?" Jaemin menatap kakak keduanya dengan bingung, "Gebetan apa? Kak Mark gak bilang mau dateng kok."

Kakak keduanya itu menunjuk ke arah ruang keluarga dengan ibu jarinya, "Terus itu apa? Mark dateng noh, lagi ngobrol sama Papa malah."

Kedua mata Jaemin membulat, dia berlari ke arah ruang keluarga. Dan ucapan kakaknya benar, ada Mark yang duduk di sofa. Ngobrol santai dengan Papa. Mereka terlihat sudah akrab. Papa bahkan sesekali tertawa karena Mark.

"Oh? Mandinya udah?" Papa menatapnya membuat Mark juga langsung menatapnya.

Jaemin mengerjap, "Kok kak Mark bisa ada di sini?" tanyanya sedikit syok. Agak berlebihan, tapi Jaemin kaget karena Mark datang tanpa pemberitahuan apapun.

"Wong Mark mau main, biarin aja lah." balas Papanya.

Jaemin berkedip. Papanya yang posesif ke mana, sih? Kok santai banget malah terkesan dukung Jaemin sama Mark?

"Ya udah, kalian ngobrol aja, ya. Papa sama Mama juga mau pergi."

"Ke mana?"

"Kondangan."

Jaemin mengangguk. Dia menatap Mark. "Kak, ke kamar gue aja."

Mark mengangguk. Dia berjalan mengikuti Jaemin. Pergi menuju kamar si bungsu Na. Saat masuk, Mark mendapati kamar Jaemin yang sangat rapih. Atensi Mark sepenuhnya ke rak kayu dekat jendela.

Isi rak kayu itu berisi hadiah-hadiah darinya. Jaemin memajangnya dengan rapih. Ada juga beberapa buku yang ikut terpajang. Selama ini, Mark tidak pernah menghadiahi Jaemin buku. Soalnya notes dari Mark aja udah bisa dijadiin buku.

"Duduk dulu, kak. Terserah di mana aja. Gue mau ambil minum sama camilan dulu."

Belum sempat Jaemin keluar, pintu kamarnya sudah terbuka. Terlihat kakak sulungnya datang membawa nampan berisi minuman dan camilan.

Kedua mata Jaemin menyipit curiga. Ini Jaemin akan diisengin selama seminggu ke depan kayaknya.

"Baik-baik, ya." ujar wanita itu sambil tersenyum aneh, "Ciuman aja, ya. Jangan ngelakuin—"

Jaemin langsung mendorong kakaknya keluar setelah mengambil nampan yang kakaknya bawa. Wajah Jaemin sudah memerah sempurna.

"Jangan buat bayi dulu!"

"Berisik!"

Jaemin menutup pintu kamarnya dan langsung ia kunci atau kedua kakaknya akan terus saja mengganggu. Remaja tanggung itu menatap Mark yang ternyata sedang terkekeh ringan.

"Jangan ketawa!"

"Maaf. Tapi, tadi lucu."

~♪~

"Kak, seriusan. Nggak mungkin gue yang pertama kali lo suka, 'kan?"

Mark menatap Jaemin yang duduk di depannya. Mereka di balkon, duduk saling berhadapan dengan masing-masing kertas di tangan mereka.

"Iya, sih. Bukan lo."

"Nah!"

"Tapi Mama gue."

Jaemin mendengus. Dia meletakkan penanya ke atas meja. "Kak?"

Mark mencondongkan tubuhnya, "Cinta pertama gue itu Mama, dan Papa tentu aja. Tapi kalau di luar keluarga, itu lo Jaemin." jelas Mark, tersenyum tampan. "Lo cinta pertama gue. Jadi, jangan pernah tinggalin gue. Gue maksa."

Jaemin mengerjap. Wajahnya sedikit memerah saat melihat senyum Mark yang membuat jantungnya berdebar kencang. Perutnya terasa tergelitik, karena itulah Jaemin langsung kembali menatap kertas di tangannya.

Mark terkekeh, "Udah gue bilangin berkali-kali, jadi manusia jangan terlalu lucu, Jaemin. Gak baik buat kesehatan jantung gue."

"Gue enggak." bantah Jaemin dengan wajah yang masih memerah.

Mark tidak membalas. Dia hanya tersenyum sebagai tanggapan. Nggak bisa berlama-lama liat Jaemin yang lucu banget. Jadi pengen cium.

Eh?!

"Ini buat Jaemin," Mark menyodorkan kertasnya ke Jaemin.

Jaemin menatapnya, dia tersenyum.

"Lucu, kayak Jaemin."

~♪~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~♪~

Dapet kalimat tuh dari pin. Suka ngubek-ngubek juga, jadilah aku tambahin dua kucingnya:)


©LisaPutri0503 - Forelsket

FORELSKET ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang