Halaman 2

72 9 2
                                    

Saat ini sudah pukul 5 sore pastinya warga sekolah sudah bubar semua dan berada di rumah masing-masing. Sekarang Satya sedang berada di perjalanan pulang menuju rumah, tadi dia baru saja dari minimarket untuk membeli beberapa makanan ringan karena niatnya sih malam ini akan main bersama temannya nanti.

Siulan dari mulut Satya mengisi kesunyian komplek rumah, katanya jika maghrib dan malam dilarang bersiulan, tapi ini Satya yang tidak begitu percaya hal begituan. Kecuali dia sudah mengalaminya sendiri, baru percaya.

Satya tidak jalan kaki melainkan mengendarai sepeda, ya kalau jalan kaki capek meski hanya beberapa meter dari rumahnya. Satyanya saja sih yang malas. Tidak peduli dengan seragam yang masih dipakai, lagi pula dia masih punya 2 seragam putih lagi.

"Juan!"

Entah kebetulan macam apa ini tapi Satya melihat Juan di komplek rumahnya? Wah bahkan Juan juga sama masih mengenakan seragam dan hanya memakai sandal saja, meski tidak serapih di sekolah.

Tentu yang dipanggil menoleh saat mendengar ada yang memanggil. Satya sontak langsung mengayuh sepedanya dengan cepat untuk menyusul Juan.

"Kok lo ada di komplek rumah gue?" Tanya Satya yang sangat penasaran.

Juan melihat sekitar, "gue juga tinggal di sini, dari kecil emang di sini."

"OH IYA? Walaah.. baru tau gue." Tentu Satya sangat antusias.

Juan tersenyum tipis, dia bingung harus berbuat apalagi. Dia adalah tipe yang tidak begitu jago membuat topik obrolan, sangat disayangkan.

"Abis beli apa?"

Pas sekali Juan juga sedang menenteng plastik, "oh ini ayam, buat makan nanti malem."

Satya angguk paham, "mau nebeng? Tapi berdiri, joknya gue lepas."

"Gak usah gapapa, gue jalan kaki aja. Lo kalau mau duluan, duluan aja."

"Jangan dong, gak enak ninggalin lu sendiri. Gue genjotnya pelan-pelan aja, kita balik bareng."

Juan angguk paham dan kembali berjalan, sedangkan Satya tetap menaiki sepedanya. Keduanya jalan berdampingan di sepanjang jalanan komplek rumah sambil berbincang ringan.

Suasananya semakin sunyi sampai hanya terdengar suara gesekan ban juga sendal dari keduanya, sinar matahari yang meredup tapi indah juga tak luput ketinggalan.

"Ada tugas loh,"

"Bohong."

Satya tertawa. "Padahal tadi lo tidur."

"Masih tau kok."

"Itu kiko?"

"Iya."

Begitu saja obrolan keduanya, ngalor ngidul yang penting mendapatkan topik dan bisa terus berbicara satu sama lain. Satya memperhatikan bagaimana Juan dengan nikmat memakan esnya dan setelah habis, sampahnya Juan terus pegang karena tidak menemukan tempat sampah.


"Ini rumah lu?" Tanya Satya.

"Iya, rumah lo yang mana?"

Satya menunjuk salah satu rumah di sebrang dengan menolehkan wajahnya, "itu, sebrangan kita."

Juan angguk, "ah oke."

Sunyi melanda, bahkan kini Satya bingung ingin bicara apa. Juan hanya memainkan bola matanya dengan melihat ke segala arah yang penting bukan mata Satya.

All PagesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang