Hutan itu begitu sunyi. Hanya bunyi langkah kakinya yang saling berderapan satu sama lain yang terdengar. Diiringi suara kicauan burung tekukur, jangkrik, dan desiran angin.
Aray sudah memasuki hutan itu agak dalam. Dengan bermodalkan nekad mengikuti jalan setapak, untuk menuntaskan keingintahuannya. Entah kenapa rasa penasarannya begitu tinggi. Padahal toh hutan ya hutan aja. Tapi... Bukankah justru tempat seperti itulah yang menyimpan banyak misteri?!
Aray sudah merasa lelah. Air di botol minum yang dibawanya pun sudah tinggal sedikit. Aray berniat untuk kembali dengan mengikuti jalan setapak yang diikutinya tadi. Tapi ketika berniat akan berbalik, beberapa teriakan seolah memanggilnya.
"Tolooongg... Toloooong...."
"Pembohooong, kau gadis tengik."
Suara itu terdengar ramai dan saling bersahutan. Tapi di manakah sumbernya. Dari tadi Aray mengikuti jalan hingga keringat bercucuran pun tak ada seorangpun yang dijumpainya.Aray masih mencoba menengok ke sana kemari. Sekalipun dia adalah seorang dengan karakter yang cuek, itu bukan berarti dia adalah seorang yang kejam dan tak punya belas kasihan, bukan?!
Tiba-tiba tercium bau anyir darah. Bau yang begitu pekat dan menusuk hidung. Aray ingin muntah. Perutnya mual, seolah ingin dikeluarkan. Sial, bau apa ini?? Kenapa tiba-tiba ada bau darah?? Aray mendongakkan kepalanya ke atas berusaha menjernihkan pikirannya. Tapi rasa pusing semakin menderanya. Melihat rimbunnya daun pepohonan dan sinar matahari yang berusaha menerobos masuk meskipun waktu sudah sore. Aray langsung berlari berusaha tetap menyadarkan pikirannya. Berlari dan terus berlari menuju ke jalan keluar. Tapi suara itu semakin terdengar jelas di pikirannya.
Toloong... Tolonnggg. Kembali kau bocah sialan. Jangan pergiii... Tolong kami.
Aray terus bergelut dalam pikirannya. Hentikan!! Henttiikkaaan, ku mohon!
Sambil berlari kencang dan memejamkan matanya, Aray berusaha menyadarkan dirinya.
"KUBILANGG HENTIKAAANN!!!!!" Aray berteriak keras tak kuasa menahan betapa sakitnya suara itu bergema di kepalanya. Hingga seseorang tiba-tiba datang menepuk bahunya dan mengagetkannya. Aray langsung membuka matanya dan kembali ke akal sehatnya. Suara-suara itu sudah hilang. Ternyata dia sudah sampai di pinggir hutan. Aray menghembuskan nafas lega meskipun keringat masih bercucuran deras di dahinya."Tak apa, cu?? Apa cucu baik-baik aja?" Seorang nenek dengan berbalut kebaya tua dan jarik sedang menggendong kayu bakar. Tampaknya beliau adalah salah satu penduduk sekitar yang biasa mencari kayu bakar di hutan untuk dijual ke pasar.
"Ahh, iya nek. Aku tidak apa-apa." Aray menjawab dengan nafasnya yang masih putus-putus sehabis berlari. Berusaha tetap tenang.
"Nenek melihat cucu masuk ke hutan tadi. Nenek kira cucu hanya mau tengok hutan di sekitaran saja. Tapi tampaknya cucu masuk terlalu dalam ke hutan sana. Lain kali jangan diulangi."Aray mengernyit tak paham. Tapi enggan bertanya. Aray lebih memilih melanjutkan perjalanan kembali ke rumah. Dia butuh tenang.
Hai, guys?? Suka ceritanya nggak ya?? Kalo suka mohon votenya ya.
Terima kasih :))
KAMU SEDANG MEMBACA
Hantu Labirin 6 KM (Labyrinth 6 KM's Spirits)
Mystery / ThrillerSeorang gadis yang merupakan sosok reinkarnasi itu telah kembali. Kembali ke daerah masa kelamnya, yang sama sekali tidak diingatnya. Suatu tempat yang pernah ia diami ketika ia hidup di masa sebelum reinkarnasi itu. Karena suatu alasan, maka gadis...