Bab 5

7 1 0
                                    

Hai.. Syarat kalau mau baca bab ini, tolong klik tanda bintang dulu ya. Terima kasih untuk vote nya :)

Setelah bel istirahat ke dua berakhir, Troi tampak mengikuti pelajaran kembali. Mungkin karna saat ini ada ulangan. Guru sudah memasuki kelas dan membagikan lembar soal ulangan.

"Aku teringat kau adalah lelaki sepatu yang kejatuhan koinku malam itu," sambil mengerjakan soal Aray mengatakan hal itu pada Troi, "Pantas saja, wajahmu seperti tidak asing sebelumnya."

Troi masih mengerjakan jawaban dari ulangan Matematika kali ini. Dia pun melakukan hal yang sama. Sambil tetap mengerjakan, dengan mata yang fokus pada soal, dia menjawab pertanyaan Aray, "Aku pun tak asing denganmu. Tapi bukan seputar malam itu."

Aray masih mengerjakan jawabannya, mulai tertarik pada obrolan itu. Tapi tentunya dia harus menjaga volume suaranya sepelan mungkin agar guru Matematika di depan yang super galak itu tidak mengusir mereka dari kelas dan berakhir dengan nilai nol. "Oh ya? Kurasa malam itu pertemuan pertama kita?"

"Wajahmu mirip dengannya. Tapi kau bukan dia."

"Dia?"

"Gandes."

"Gandes??"

Seketika Troi menghentikan kegiatannya menjawab soal. Bolpoin yang dipegangnya berhenti begitu saja di atas kertas. Aray yang menyadari Troi hanya diam tanpa menjawab pertanyaannya pun menolehkan kepalanya.

Bertepatan dengan itu, Troi mendesis dengan sorot tajam menatap Aray, "Lupakan. Tidak seharusnya aku menyebut namanya. Kau terlalu banyak bertanya." Dan Troi langsung menyerahkan kertas jawaban pada guru di depan dan keluar dari kelas begitu saja dengan langkah lebar, pertanda dia sedang marah. Lagi-lagi Aray membuat teman sebangkunya itu marah.

Guru hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Troi. Ketika dia mengecek jawaban Troi, spontan si guru berteriak, "Troi soal nomor 5 poin terakhir belum kamu jawab!!!"

Dan Troi sudah menghilang di ujung koridor.

____________________________________

Bel pulang sekolah berbunyi. Aray hari ini pulang sendiri tanpa supir yang menjemputnya. Sebenarnya jarak antara rumah hingga sekolahnya lumayan jauh. Hanya saja untuk warga di sini yang terbiasa berjalan kaki, untuk jarak sedemikian tidak ada apa-apanya. Tapi untuk Aray yang tidak terbiasa jalan kaki, apalagi setelah pulang sekolah dengan matahari menyengat begini, lumayan membuat lelah berkali lipat.

Kendaraan umum yang bisa dipakai di sini kalau tidak delman ya angkutan umum Daihatsu. Atau yang lebih privat adalah becak. Jangan harap taksi akan lewat di sini. Tapi untuk mendapatkan kendaraan itu, ternyata tidak semudah itu juga. Jumlahnya terbatas dan apalagi ini jam pulang sekolah.

Alhasil Aray lebih memilih berjalan kaki terlebih dahulu dan jika ada kendaraan umum yang lewat di tengah perjalanan, dia akan menghentikannya. Hitung-hitung untuk lebih mengenal lingkungan barunya ini.

Namun sampai setengah perjalanan, kendaraan umum yang searah dengan rumahnya tak kunjung tiba. Jalanan mulai terlihat lengang. Teman-teman sekolah yang jalan kaki searah dengannya sudah berbelok di pertigaan sebelumnya. Setelah melewati kebun singkong milik warga sekitar, gapura selamat datang Kancah Sanyap mulai terlihat dan jalur yang dilewatinya adalah hutan. Hutan lebat yang konon terkenal akan hawa mistisnya. Tapi Aray tidak tahu ada kisah apa saja di baliknya dan dia tidak berniat mencari tahu. Aray menghentikan langkahnya sejenak.

Hutan itu di luar terlihat masih terang dan ada beberapa orang yang bekerja untuk mencari kayu bakar di hutan itu. Tapi Aray tahu bahwa hutan itu begitu dalam dan entah ada apa di dalamnya. Aray seringkali hanya melihat sekilas hutan itu dari luar ketika perjalanan pulang-perginya di sekolah dan tidak pernah melihatnya dalam jarak sedekat ini. Timbullah penasarannya hanya untuk sekadar mampir dan lihat-lihat di sekitar.

Halloow.. Menurut kalian apa yang akan terjadi di hutan itu ya?

a. Tidak ada apa-apa
b. Banyak harimau dan hewan buas lainnya
c. Rumah Troi, what??
d. Apa ya??

Hantu Labirin 6 KM (Labyrinth 6 KM's Spirits)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang