3. Siapa?

5 1 0
                                    

"Pengen jadi matahari buat siapapun dia yang jadi takdir ku nanti"
-Naifa Carranza Taetty

✨✨✨

Setelah beberapa hari sibuk akhirnya Naifa menemani Tian ke Gramedia untuk mencari comic yang diinginkan teman cowonya ini.

Beberapa jam memutari Gramedia akhirnya comic yang dicari-cari oleh Tian berjumpa. Naifa juga sekalian mencari beberapa buku yang dibutuhkannya.

Setelah semua buku yang Naifa perlukan untuk menyelesaikan skripsinya telah di tangan. Begitupun dengan Tian comic yang dicarinya pun telah di tangannya. Namun, Naifa masih ingin mencari buku novel yang katanya baru saja terbit. Mereka pun mencari novel yang diinginkan Naifa. Namun, ternyata novel tersebut telah sold out . Naifa sangat kecewa dan sedih karena tidak dapat memeluk novel incarannya.

"Ifa mau banget ya sama novelnya?" tanya Tian hati-hati ke Naifa karena melihat raut wajah Naifa yang sangat memprihatinkan.

Naifa yang mendapat pertanyaan bodoh dari Tian pun hanya mampu menggangguk tidak bersemangat dan berlalu meninggalkan Tian menuju kasir segera membayar buku yang dibutuhkan untuk membantu penyelesaiaan skripsinya.

Saat mengantri akan membayar buku-buku yang akan dibelinya. Naifa melihat sosok laki-laki yang tak jauh dari pandangannya. Ia seperti familiar dengan laki-laki tersebut. Karena penasaran Naifa pun mendekati laki-laki tersebut.

Tian yang berada di belakang Naifa ikut mengantri akan membayar comic nya. Terheran saat Naifa meninggalkan baris antrian dan malah menyampari seseorang.

"Hai kak" sapa Naifa kepada sosok laki-laki yang memunggunginya saat ini.

Sosok laki-laki itu merasa disapa pun berbalik badan dan sangat terkejut melihat gadis yang sudah lama tidak berjumpa dengannya.

"Hai adek apa kabar ?" Ucap antusias laki-laki itu sambil mengusap lembut puncak kepala Naifa.

Naifa yang mendapat perlakuan lembut dari laki-laki di depannya itupun sontak berkaca-kaca saking terharunya karena tidak menyangka akan dipertemuakan kembali dengan sosok laki-laki baik di depan dirinya sekarang.

"Eh adek jangan nangis dong? Abang nanya tadi apa kabar? Adek sehat sayang?" Mendengar kalimat terakhir dari laki-laki itu Naifa sontak berderai air mata dan langsung memeluk erat laki-laki di depannya sekarang ini. Hal ini sontak menbuat beberapa atensi berpusat pada mereka.

Tian yang sendari tadi hanya mematung melihat kedekatan Naifa dengan laki-laki yang Tian tidak tau siapa itu. Tapi ntah kenapa rasanya dada Tian sesak saat Naifa memeluk erat lekaki yang disamparin oleh Naifa tadi.

Tian walaupun merasa sakit namun ia tidak mau egois. Ia tetap berdiam diri ditempatnya sambil menunggu kegiatan Naifa dengan lelaki itu selesai.

Dalam dekapan laki-laki yang sudah lama tidak berjumpa dengan Naifa ini. Naifa merasa sangat nyaman dan tidka ingin melerai perlukannya. Namun, ia sontak sadar hal ini tidak boleh terjadi dan diketahui orang-orang. Bahaya jika ada seseorang yang mengetahui fakta tentang laki-laki ini. Jika itu terjadi maka akan berdampak besar kepada Naifa dan laki-laki ini nantinya.

Laki-laki itu tetap memeluk Naifa dengan penuh kasih sayang dan mengusap lembut punggung gadis yang sangat berharga dalam hidupnya. Namun, ia langsung teringat akan beberapa hal. Laki-laki itupun sontak melerai pelukan Naifa.

Antara Bumi ;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang