1. Ungkapan

8 2 0
                                    

6 tahun lalu...

"Ibu rasa, Tian sama Ifa cocok nggak sih kayak saling melengkapi. Ifa yang cerdas, baik, shalehah tapi sedikit manja, cengeng dan kekanakan. Bersanding dengan Tian cowo berandalan, tegas, biang kerok kerusuhan, susah diatur tapi dewasa." Ujar sang guru BK saat Tian lagi konsultasi terkait masalah dia beberapa hari lalu.

Tian yang mendengar penuturan sang guru pun pengen marah tapi dia tetap berusah sedikit menahan amarahnya.

"Hahahhaa.... Gue sama Naifa? Gk dulu deh buk. Bukan tipe gue. Naifa tuh ibarat cewek burik banget nggak mau. Bukan selera gue, buk." Jawab Tian

Tian pun sudah muak dan berjalan keluar ruangan. Menuju kantin untuk menenangkan diri dengan merokok.

✨✨✨

Now....

"Apa kamu mau menjadi penyempurna agama saya?"

Deg

Naifa yang mendengar ucapan tiba-tiba dari Tian seketika ia diam membeku.

"Hmmm...."Naifa ingin menjawab tapi lidahnya seketika kelu untuk berkata.

"Akhh... Udahlah saya cuma bercanda, yok lanjut nyari buku yang kamu inginkan" putus Tian saat melihat gelagat tidak enak dari Naifa.

Naifa yang mendengar jawaban Tian langsung menghembuskan nafas dan melanjutkan mencari buku yang ia inginkan.

✨✨✨

Sesampainya di rumah Naifa masih memikirkan kata-kata yang terlontar dari mulut seorang Tian Putra Alkar saat mereka lagi di Gramedia.

"Tadi Alkar kenapa ngomong kayak gitu ya?" Monolog Naifa.
"Hufttt... Mungkin Alkar tadi cuma bercanda doang kali ya"
"Masa iya Alkar mau sama aku, kek nggak mungkin tau nggak sih. Secara aku kan butek nggak ada yang bisa dibanggain. Tipe Alkar kan yang glowing gitu. Lah aku kan kek gini banyak kurangnya, hufttt...."

Ucapan Alkar di Gramedia tidak bisa terlepas dari benak Naifa. Sehingga malam ini Naifa jadi begadang karena kepalanya terngiang-ngiang ucapan dari Alkar. Naifa nggak bisa tidur karena masih ada yang mengganggu ketenangan pikirannya.

Sedangkan di lain tempat, seorang laki-laki yang terkenal brandal dan arogan serta jutek judes. Sedang memikirkan ucapan yang ia lontarkan kepada gadis yang sudah 6 tahun ini mereka saling mengenal dan sedikit dekat karena sering saling membantu dalam berbagai masalah dan pelajaran.

"Ifa nggak mungkin mau sama gue, secara cowo idaman Ifa kan 180° berbanding terbalik sama gue, hufttt..."

Tian langsung mengacak kasar rambutnya. Dirinya frustasi dengan ucapannya sendiri.

Tian masih bingung sama perasaan dan dirinya. Ia bingung kenapa pikiran dan hatinya selalu saja terpikir dan terpaut sama sang gadis bernama Naifa Carranza Taetty. Ia merasa tidak pantas menjadi pendamping Naifa, tapi ia tidak mau kalau gadis itu menjadi milik orang lain. Ia ingin memiliki gadis itu seutuhnya. Dari banyaknya wanita yang pernah dekat dengan dirinya, tapi tetap saja hatinya tetap terpaut pada Naifa yang biasa ia panggil Ifa.

"Ingat Tian, lo bukan tipe nya Ifa. Jadi lo harus sadar diri nggak mungkin Ifa mau menerima diri lo yang nggak ada apa-apanya. Ifa itu sempurna Tian nggak cocok bersanding dengan diri lo" Tian merasa sangat rendah diri sekarang. Padahal 6 tahun yang lalu ia sempat menghina fisik Ifa dan mendekati Ifa cuma untuk memanfaatkan Ifa membantunya dalam ujian serta berbagai tugas.

✨✨✨

Hari ini jadwal Naifa sidang sempro di kampusnya. Naifa baru saja memasukin semester 7. Ia bertekad untuk lulus 3,5 tahun. Ia akan disidang sekitar jam 10 pagi. Naifa sudah menyiapkan segala kebutuhan untuk sidang hari ini dari kemaren karena ia mempersiapkan sendiri. Biasanya Tian akan membantunya. Namun, semenjak kejadian di Gramedia waktu itu. Tian tidak pernah mengabari Naifa lagi. Begitu juga Naifa ia tidak mau mengganggu waktu Tian. Takut jika Tian lagi sibuk.

"Hufttt.... Bismillah Naifa, kamu bisa semangat aku" ucap Naifa sendari tadi menyemangati dirinya yang sedikit grogi.

Sekitar 45 menit Naifa di sidang yang dihadiri beberapa teman dekatnya. Dan Alhamdulillah ia diluluskan di sidang kali ini. Itu namanya judul skripsinya diterima. Ia tinggal melanjutkan penelitian untuk Bab 3 dan Bab 4. Naifa hanya perlu sedikit revisi untuk Bab 1 dan Bab 2 nya.

Keluar dari ruang sidang, Naifa disambut hangat oleh teman-temannya yang berkesempatan hadir untuk memberikan sedikit hadiah dan ucapan selamat kepada dirinya.

Setelah sesi dokumentasi dirinya dan teman-teman yang memeberikan ucapan selama dan kado. Saat Naifa lagi memebereskan barang pemberian temannya tadi. Tiba-tiba ada seseorang yang berdiri di belakang Naifa memperhatikan gerak-gerik gadis tersebut.

Saat Naifa membalikkan badan ia seketika terdiam dan kaget sekali dengan kehadiran sosok yang ada di hadapannya sekarang.

"Ka-mu??"

✨✨✨

Hei... Heii... Hallo reader nya aku 🥰

Makasih udah mau mampir dan baca cerita yang nggak jelas dari aku.

Aku harap kalian suka ya. Sebenarnya ini buka cerita pertama aku. Aku pernah publish beberapa cerita tapi ya karena beberapa kendala cerita tersebut terpaksa aku delete dan bahkan ada beberapa cerita yang belum sempat aku selesaikan.

Doakan semoga untuk cerita ku yang pertama ini bisa sampai end ya guys.

Support aku terus ya. Jangan lupa spam comment dan klik love biar aku semangat lanjutin ceritanya biar nggak berhenti di tengah jalan lagi seperti cerita yang dulunya pernah aku publish.

Maaf y prolognya pendek aja:(

Follow, comment and like serta share ya
Makasih
Salam hangat dari aku

Friday, '23, June 9

Antara Bumi ;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang