Kotak Pandora Part 9

1.4K 6 0
                                    

"Mila?!"

Mila dan Wira menoleh ke sumber suara secara bersamaan. Mereka sama-sama berjingkat kaget saat mendapati Raga sudah berdiri di dekat mereka. Sontak Wira berdiri menjauh.

Raga menatap Mila dan Wira yang nampak canggung secara bergantian dengan penuh amarah. Dia berjalan terburu menghampiri istrinya itu. Raga sempat mendorong Wira hingga lelaki itu sedikit terhuyung dan berdiri sedikit makin menjauh.

Wira menarik napas dalam-dalam. Setelah belasan tahun berlalu dan usia mereka sudah tidak muda lagi ternyata sifat Raga tidak sedikit pun berubah. Sejak dulu hubungan mereka memang tidak baik namun bukan dalam arti mereka sering adu jotos. Raga hanya selalu menunjukkan muka masamnya tiap kali bertemu Wira, kadang Raga marah seperti anak kecil, kadang ia marah seperti gadis sedang merajuk.

"Apa yang terjadi?" tanya Raga begitu duduk di samping istrinya.

"Rasti, Ga! Rasti keguguran," jawab Mila sambil sesenggukan.

Raga terbelalak. "Si-siapa yang....?" tanyanya lagi.

Mila tidak menjawab. Ia hanya menatap Wira dengan sengit. Raga mengikuti kemana pandangan Mila menuju dan mengerti apa maksudnya.

"Kamu yang...," Raga memandang Wira tak percaya. "Itu nggak mungkin," Raga menyanggah tuduhan yang nyaris keluar di kepalanya.

"Apanya yang nggak mungkin?! Dia sudah mengakui dan mau bertanggung jawab!" Mila meninggikan suaranya, ia kecewa karena Raga terkesan mau membela lelaki bejat itu.

Raga menangkup wajah Mila dengan kedua tangannya. Ia menghapus air mata yang tak henti-henti menetes di pipi wanita itu. "Kamu tenang, Mil."

"Aku bakal melaporkan kamu ke polisi!" kata Mila penuh emosi. "Aku bakal pastikan kamu mendekam di penjara. Aakkhh! Aoww!"

"Hei, kenapa?!" Raga panik melihat Mila tiba-tiba merintih kesakitan sambil meremas perutnya.

"Perutku sakit banget, Ga! Aakkhh...."

"Ayo, aku bawa kamu ke dokter."

Mila tersentak. "Nggak. Nggak usah. Ini cuma kram biasa. Sebentar juga sembuh."

"Mil, mumpung kita ada disini, kita periksa saja ke dokter."

"Nggak usah, aku nggak mau ke dokter, Ga. Aku cuma kecapean saja."

"Jangan jadi kaya anak kecil! Ikut aku ke dokter!" ini perintah.

"Nggak usah, aku udah sembuh kok. Aku nggak apa-apa."

"Kenapa kamu menolak untuk diperiksa?" tanya Raga curiga.

" Aku... Cuma...." Mila tampak bingung untuk menjawab dan itu menambah kecurigaan Raga.

"Ada yang kamu sembunyikan dari aku, Mil?" Raga mengernyitkan matanya.

"Aku...." Mila menunduk tak kuat dengan tatapan tajam suaminya. "Aku cuma...."

"Ikut aku ke dokter!"

"Nggak mau!"

"Aku bilang ikut!"

"Aku nggak mau, Ga!"

Raga berdiri dan menarik tangan Mila dengan paksa. "Ikut aku!"

"Nggak, aku nggak mau ke dokter!" tolak Mila sambil berusaha menahan dirinya agar tidak bisa ditarik oleh Raga.

"Ayo, ikut!"

"Nggak! Aku nggak mau!"

"Menurutku kamu memang harus periksa ke dokter, Mil." Wira menginterupsi pergelutan sejoli di depannya.

Kotak PandoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang