Kotak Pandora Part 10

1.6K 7 0
                                    


"Raga! Awas ada mobil!"

"AAAAAAAHHH!"

Mila membuka mata dan melepas kedua tangan yang menutupi telinganya. Mobil sudah berhenti. Ia mengecek tubuhnya sendiri lalu celingukan menyapu sekitar. Tidak terjadi apa-apa. Mila pun menoleh ke samping ke arah Raga yang ternyata sudah sedari tadi sedang memperhatikan gelagatnya.

"Overreacting!" seloroh Raga sinis.

Raga kembali menjalankan mobilnya. Mereka pulang dalam hening. Sesekali Raga tampak menggemerutukkan giginya. Dia jelas sedang menahan amarah. Hal itu membuat Mila tidak berani membuka mulut untuk bicara.

Begitu sampai di rumah, Raga segera keluar dari mobil. Awalnya Mila merasa tersanjung saat suaminya itu berjalan cepat untuk membukakan pintu bagi dirinya. Namun apa yang Raga lakukan setelah itu jauh dari prediksi dan harapan Mila. Raga menarik Mila untuk mengikutinya. Lebih tepatnya menyeret karena Mila tampak tertatih-tatih menyamai langkah Raga.

"Lepas, Ga! Sakit!" rintih Mila mencoba melepas cengkeraman Raga yang begitu kuat pada lengannya namun lelaki itu tak bergeming.

Raga terus menyeret Mila hingga masuk ke dalam kamar mereka. Dia mengunci pintu lalu melempar Mila hingga jatuh tengkurap di atas ranjang. Meski jatuh di atas kasur hantaman kuat pada perut Mila membuat rasa sakit yang sempat hilang datang kembali.

Mila masih diam pada posisi jatuhnya ketika Raga membalik posisinya hingga terlentang. Lelaki itu lantas menarik kaki Mila hingga posisi pantatnya sejajar dengan sisi ranjang. Raga menyingkap rok Mila dan menarik celana wanita itu hingga terlepas lalu mengangkat kedua kakinya tersebut untuk disandarkan pada kedua bahu Raga.

Semua terjadi begitu cepat. Mila tak sempat bereaksi apa-apa ketika tiba-tiba pusaka Raga sudah menancap dalam di lubangnya.

"AAAKKHH! Raga! Apa yang kamu lakukan?! AAAAKKKHHH!" jerit Mila kesakitan.

"Apa yang aku lakukan, hah? APA YANG KAMU LAKUKAN?!" jawab Raga dengan nada tinggi sambil terus menggempur Mila tanpa belas kasihan.

"Aaakkhh... Sakit, Ga!" Mila meremas perutnya yang terasa kencang. Tumbukan demi tumbukan keras yang Raga layangkan dalam dirinya membuat permukaan perutnya itu bertambah kaku. "Sakit banget, Ga! Aaakkhhh...."

"Kamu bercinta dengan Wira, kan?!"

Mendengar tuduhan Raga, Mila hanya bisa terbelalak kaget di antara rasa sakitnya. Ia tidak berani mengakuinya tapi juga tidak cukup punya hati untuk berbohong dan berkata tidak.

"Jawab aku, Mila! JAWAB!"

"Sakit, Ga! Sakit banget! Hentikan!"

"Apa waktu Wira menyetubuhimu kamu juga meminta berhenti, hah?"

"Perutku sakit banget, Ga! Aku nggak bohong! Aakkhh... Aku... Nggak kuat."

Mila mencoba beringsut, menggerakkan pinggulnya kebelakang agar penyatuan mereka terlepas namun Raga dengan sigap memegangi kedua kakinya. Raga terus menghantam semakin brutal. Ia melihat pusakanya yang berlumuran cairan bening dan lengket keluar masuk lubang Mila dengan cepat, kuat dan dalam.

"HENTIKAAAN! HENTIKAN, RAGA! SAKIT SEKALI! AAAKKKHHH!"

Tok! Tok! Tok!

"Mah! Mamah! Mama kenapa, Mah?"

Terdengar bunyi kamar diketuk diiringi dengan suara panik Rasti memanggil mamanya.

Mila tak berani menjawab sebab ia tak tau suara seperti apa yang akan keluar dari mulutnya. Mila juga tak ingin putrinya tau apa yang terjadi antara dirinya dan Raga.

Kotak PandoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang