8. Linked to Others but We're Running Out of Time

1.4K 227 89
                                    

"Hazel?"

Vero melihat penampilan Hazel dari atas sampai bawah, lebih banyak pertanyaan tentang kehadiran tetangganya yang jarang bicara itu di depan rumah secara tiba-tiba.

"Hi!"

Apalagi dengan sapaan secerah mata hari seperti itu, meskipun bingung, pada akhirnya Hazel menerima energi yang sama dari Vero.

"Hi! Tumben kesini, kenapa Zel?"

Kehadiran Hazel ke rumah Vero tentu bukanlah tiba-tiba atau tanpa direncanakan. Jika dilihat kilas balik hari ini, dimulainya dari Atlas yang menghampiri Hazel ke rumah untuk mengajak ke supermarket.

Alasannya adalah karena bahan-bahan di rumahnya habis dan sudah saatnya dia belanja untuk memenuhi kebutuhannya. Selain itu juga karena mendapat keluhan dari Hazel tentang seringnya mereka makan di luar.

Atlas mengajak Hazel untuk ke supermarket, awalnya ditolak habis-habisan, tapi ketika Hazel mengingat sesuatu. Akhirnya perempuan itu mengiyakan dengan syarat Atlas tidak boleh marah dengan apapun yang akan ia lakukan dan untuk menunggu selama 15 menit.

Menurut Atlas, itu bukanlah hal yang memberatkan. Maka dari itu, persetujuan dengan mudah ia berikan.

Dan omong-omong tentang pemikiran Hazel, Vero adalah hal tersebut. Ia baru ingat bahwa dirinya ingin mendekati Vero, dan membuat Vero lebih dekat dengan Atlas.

Disinilah ia sekarang, berada di depan rumah perempuan itu dan siap mengajak Vero untuk ikut bersama mereka.

"Gue sama Atlas mau ke supermarket, ada beberapa hal yang mau dibeli. Lo mau ikut?"

Hazel memperhatikan Vero dengan begitu detail. Dan bingo!.

Tessa benar, Vero tampaknya naksir kepada Atlas. Satu kali saja dia menyebut nama Atlas, sekarang Vero terlihat seperti kepiting yang direbus. Benar-benar dipenuhi dengan warna merah satu wajahnya.

Dan hal itu membuat senyum di bibir Hazel terbit, semakin mudah baginya untuk mendekati Vero dan membuka jalan bertemu dengan Hero.

Pemikiran itu membuatnya sangat antusias, tanpa menyadari bagaimana sekarang Vero mendongak dengan wajah penuh harap, membuka mulut hanya untuk memastikan sekali lagi apakah ajakan itu benar.

"Beneran?"

Vero mengerjapkan matanya seolah tidak percaya dengan apa yang ia dengar, tetapi senyum cerah milik Hazel kembali membangkitkan harapannya.

"Beneran gak masalah kalau gue ikut nih?" Vero memastikan sekali lagi.

"Gak masalah kok, ngapain harus jadi masalah? Kan cuma ke supermarket."

Jawaban itu membuat Vero terlihat semakin semangat, sejak kedatangan Atlas untuk pertama kalinya ke perumahan ini, pria dengan rambut pirang itu mengambil perhatiannya. Bahkan Vero yakin jantungnya mulai menghasilkan debaran yang tidak biasa ketika melihat pria itu.

Beberapa usaha ia lakukan, termasuk mendekati Hazel hanya untuk mengetahui lebih banyak tentang Atlas. Jadi, ajakan ini terasa mendebarkan bahkan untuknya.

"Atlas udah tahu?"

Meskipun Vero merasa tertarik, tapi di beberapa kesempatan, Atlas terlihat tidak terlalu menyukai kehadirannya. Membuat perempuan itu merasa perlu bersikap lebih hati-hati.

Dilihatnya bagaimana Hazel terlihat terdiam untuk sesaat, rautnya berubah dan terlihat lebih fokus dalam berpikir.

"Belum tahu sih dia, tapi pasti gak jadi masalah kok. Kan tujuannya supermarket, semua orang bisa ke supermarket."

Hocus PocusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang