Chapter 3

238 16 0
                                    

🎐ANGIN🎐ANGAN🎐
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
[Masa lampau- pertengahan 2014]

"Satria, kamu di panggil sama kepsek."

Satria yang sedang menyalin tugas temannya langsung mendongak menatap anak lelaki tinggi berkacamata di depan mejanya.

"Oh iya." Dengan segera Satria meninggalkan tugasnya lalu pergi mengekori Tin untuk pergi ke ruang kepala sekolah.

Kenapa tiba-tiba sekali? Memangnya Satria kecil buat onar di sekolah?

"Bapak ingin kalian bergabung dalam band."

Begitu katanya.

Satria dan Tin saling bertatapan sejenak.

"T-tapi pak, Satria lagi batuk." Jawab Tin mengkhawatirkan temannya.

"Yang jadi vokalis bukan Satria, tapi kakak kelas kalian. Kalian gabung di band kakak kelas kalian. Soalnya mereka kekurangan gitaris sama pemain keyboard dan yang bisa cuma kalian berdua." Ucap pak kepala sekolah meyakinkan.

Tin dan Satria tak menjawab membuat bapak hampir setengah abad itu menghela napas sabar.

"Kalian akan ikut latihan bersama mereka. Setiap pulang sekolah, senin sampai sabtu di Pusat Bintang Kesenian, oke? Sore ini langsung latihan, bapak akan menghubungi orangtua kalian." Lagi-lagi dia memutuskan sendiri. Satria dan Tin hanya bisa pasrah. Mereka keluar dari ruangan kepsek dengan lesu.

"Sat, aku gak bisa tampil di depan banyak orang..." Keluh Tin.

"Badanku lemes mau main gitar." Gerutu Satria.

Saat keduanya berbelok menaiki tangga menuju kelas, mereka berpapasan dengan kakak kelas salah satu anggota band yang akan mereka berdua masuki sebentar sore.

"Satria, Tin. Jangan dulu pulang ya nanti sore, kita berlima ke PBK bareng-bareng." Titahnya.

"Baik, kak Alina." Jawab keduanya sangat pasrah.

🎐ANGIN🎐ANGAN🎐

Sore pun tiba, di depan pintu kelas empat, tiga orang murid kelas enam berkumpul menunggu dua adik kelasnya keluar dari dalam.

Satria lumayan terkejut saat kelas dibubarkan dia langsung bertatap mata dengan Navi, Okhan dan Alina di depan pintu kelas.

"Ayo latihan." Panggil Okhan.

"Tin, ayo cepetan!" Panggil Satria.

Mereka berlima pun pergi menuju Pusat Bintang Kesenian. Tempat di mana gedung pelatihan band-band musik berlatih. Tak jarang juga tempat itu mengadakan pameran kesenian lukis dan teater.

"Sore!" Sapa Navi dan Okhan pada teman-teman band rival mereka.

Mereka bertiga saling bercengkrama dengan teman-teman beda sekolah mereka.

Sedangkan Satria dan Tin sudah menuju pada stand tempat band sekolah mereka latihan.

Satria langsung mengatur gitar yang sediakan begitu juga dengan Tin. Banyak pasang mata melihat ke arah mereka sembari berbisik-bisik.

Angin Angan || WinnySatangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang