Part 4

635 64 1
                                    

Hai hai~~

Hope you enjoy reading it, let's go!

._.

Jeno memainkan ponselnya diatas meja café tempatnya makan siang bersama Mark sambil menunggu pesanan mereka datang. Ia memutar-mutar benda persegi panjang itu sambil menatap kosong ke arah layarnya.

"Bertengkar lagi?" Tanya Mark yang bisa membaca ekspresi wajah Jeno.

Jeno hanya mengangguk lemah tanpa menjawab.

"Aku tak habis pikir dengan jalan pikiranmu. Kau sudah terlalu sering bertengkar dengannya, tapi kenapa kau malah memilih untuk menikahinya? Aku merasa kalian berdua itu sangat tidak cocok" Komentar Mark.

"Aku tahu. Tapi orang tua ku mendesakku untuk segera menikah. Lalu siapa lagi yang bisa ku nikahi selain Karin?"

"Kenapa kau tidak berniat mencari yang lain?"

"Kau bercanda? Menurutmu aku punya waktu? Pernikahanku tinggal dua minggu lagi" Jawab Jeno kesal.

"Tenanglah teman, aku tidak bermaksud membuatmu marah" Sahut Mark sambil tertawa kecil.

"Sudahlah. Sebaiknya sekarang kita memilih desain denah mana yang harus kita gunakan untuk presentasi selanjutnya" Ucap Jeno sambil mengeluarkan berkas-berkasnya yang tertumpuk dalam satu map.

"Ah, pesanan kita datang" Ucap Mark setelah melihat seorang waiters berjalan kearahnya. Ia menyingkirkan beberapa kertas diatas meja untuk menempatkan piring makan siangnya.

Namun itu malah membuat beberapa kertas yang lain terjatuh.

"Kau ini tidak bisa pelan-pelan?" Jeno mendengus kesal dan mulai memunguti kertas-kertas miliknya yang tercecer dilantai.

Sedangkan Mark hanya terkekeh kecil dan mulai melahap makan siangnya tanpa membantu Jeno yang kini tengah sibuk mengumpulkan kertas-kertas pentingnya.

Waiters yang tadi mengantarkan pesanan mereka juga ikut membantu mengumpulkan berkas Jeno.

"Oh, bukankah ini..." Ucap waiters yang membantu Jeno sambil menyodorkan selembar kertas sebelum menyelesaikan perkataannya.

Jeno mendongak untuk melihat orang yang tengah berbicara padanya. Mata Jeno membulat, lalu pandangannya beralih pada kertas yang disodorkan padanya.

"Bukankah ini sketsa wajahku?" Kembali waiters itu berucap.

Jeno meraih kertas yang berada dalam genggaman pemuda itu dan langsung berdiri tegap. Pemuda yang membantunya juga ikut berdiri dengan masih menunggu jawaban dari Jeno yang kini hanya bisa ternganga tidak percaya atas apa yang tengah dilihatnya.

Mark yang juga terkejut menghentikan aktifitas makannya dan ikut berdiri memandangi waiters didepannya.

"Jen, bukankah dia si pemuda mimpi itu? Astaga! Aku bahkan baru menyadarinya." Ucap Mark sambil menepuk dahinya pelan.

"Pemuda mimpi?" Ulang waiters itu.

"Ya, kau pernah..."

"Mark, biar aku saja yang menjelaskan padanya." Sahut Jeno memotong ucapan Mark.

Mark hanya mengangkat bahu dan kembali duduk melanjutkan makan siangnya.

"Lalu, bisa kau jelaskan?" Kembali pemuda waiters itu bertanya.

"Sebenarnya ceritanya terlalu rumit. Bisakah kita bicarakan nanti?"

Pemuda di depannya hanya diam sambil menampakkan ekspresi yang masih kebingungan.

"Besok aku akan kembali kesini dan menceritakan semuanya padamu."

._.

- 21 Mei 2023

Dream Boy | Nomin / JenjaemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang