🏈 | 9. Red Scarf

4.9K 375 44
                                    

| ABC : Chapter 9

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

| ABC : Chapter 9

Ribut suara mesin menghancurkan biji kopi sedangkan si empunya mondar-mandir mengelilingi dapur yang Jake tak paham tujuannya apa. Laki-laki yang lebih muda tetap melanjutkan guncangannya pada pan merasa tak terganggu dengan suaminya yang sok sibuk. Memang tadi Sunghoon mengeluh agak tak minat meninggalkan Jake sendirian di rumah hari ini.

"Mas Songun, gelasnya di sini," ucap Jake menunjuk rak piring di depan kakinya.

Sepertinya Sunghoon bukan mau mencari gelas untuk kopinya melainkan murni tak ada kesibukan. "Mas, itu kopinya udah haluー" Jake terkekeh saat lengan kokoh Sunghoon memeluk perutnya dari belakang.

"Masー" Kecupan di bahunya lagi-lagi menginterupsi kalimat tersebut.

Merasa ada yang ingin Sunghoon bicarakan, akhirnya Jake menoleh setelah mematikan api kompornya. Di wajahnya tertampil senyum geli. "Mas Songun kenapa?" Tangannya terangkat menyisir surai kelam Sunghoon.

"Malas kerja, mau sama kamu hari ini."

Pengakuan tersebut membuat Jake cekikikan menatap wajah cemberut Sunghoon. Diciumnya dahi sang suami yang bertengger di bahunya lalu berkata, "katanya ada anak baru di timnya Mas hari ini ... ke kantor, dong. Masa anak barunya enggak disambut sama bosnya."

Tak yakin ucapannya disimak melihat Sunghoon melamun memainkan kancing piyama Jake sebelum jarinya meluncur ke celah kancing mengelus perutnya. "Halah, si Niki," celetuk Sunghoon acuh.

Jake tertawa lagi. "Padahal tadi malam Mas semangat banget cerita bakalan ada anak baru hari ini."

Helaan napas menyapu tengkuk Jake yang kontan si pemilik merinding geli. "Sampai pagi ini juga Mas semangat mau nyambut anak itu. Justru yang bikin berat Mas ninggalin kamu hari ini sendirian. Besok hari jadi pernikahan kita yang pertama, tapi Mas enggak bisa luangin waktu buat kita berdua."

"'Kan Mas Songun cuma kerja kayak biasa dan bakalan pulang nanti sore ... terus berat di mana? Anniversary kita masih besok."

Pria tinggi itu mengeratkan peluknya di pinggang kecil tersebut sambil mengubur wajahnya di bahu sempit milik Jake. "Beratnya itu Mas mungkin enggak bisa pulang cepat besok. Kalau hari ini Mas enggak punya waktu buat kamu terus nebus buat besok gimana? Kenapa anniversary kita enggak hari Minggu, ya, Ikeu?"

"Ya, udah! Kita rayain hari Minggu aja."

Sunghoon menggeram menggosok kulit Jake dengan ujung hidungnya. "Mas nikahin kamu 23 Mei, Jakey, bukan 26 Mei!"

Tawa Jake mengalun lembut mengisi ruangan dapur. Suaminya yang sebesar ini, yang sebentar lagi 28 tahun ini, kalau kebanyakan pikiran sungguh menggemaskan. Ujung bibirnya terangkat menunjukkan senyum geli memperhatikan ekspresi lucu Sunghoon.

"Besok kita rayain makan malam aja, kalau Mas Songun ada rencana buat kejutan atau kencan kita bikin hari Minggu. Gimana?"

Tatapan mereka beradu dengan bahu Sunghoon yang tadinya terangkat berat perlahan turun lega. Sebenarnya beban di hati pria itu belum berkurang karena dia akan merasa bersalah kalau peringatan hari indah itu tak mereka habiskan berdua. Sunghoon bisa menyesal seumur hidupnya kalau itu terjadi.

A Bit Crazy | SungJake [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang