🏈 | 4. Mbar and Jackpot

6.2K 472 94
                                    

| ABC : Chapter 4

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

| ABC : Chapter 4

Sunghoon memandangi wajah Jake di pangkuannya sambil dielus lembut. Mulai dari dahi, garis alis, kelopak mata, pipi gembil Jake, hidung, sampai berakhir di dagu. Tapi Sunghoon lebih suka berlama-lama menyentuh bibir suaminya yang berisi dan merah ini.

"Jadi ngantuk deh, Mas," protes Jake merasa ceritanya tak Sunghoon simak. Siapa yang tak nyaman wajahnya dielus-elus?

"Jangan, Mas senang dengar kamu cerita."

"Ah! Mas cuma suka dengar suaraku pun."

Tawa kecil terselip dari bibir Sunghoon selagi pria itu menunduk menubrukkan ujung hidung mereka.  "Jakey, suami Mas yang tingginya enggak seberapa, suami Mas yang cantiknya ngalahin Aphrodite, suami kecilnya Mas, soulmate-nya Park Sunghoon, pacar abadinya Mas. Jangan gemes banget ... Mas bingung makan kamu darimana duluan."

Jake terkikik-kikik mencoba menjauhkan wajah Sunghoon yang memainkan hidung mereka berdua. "Haha, Mas Songun ... geli," adunya sambil tertawa. Di kamar itu tawanya dan milik Sunghoon beradu lembut.

Akhirnya Sunghoon mengalah mengangkat kepalanya sedikit dengan kedua tangan Jake masih bertengger di pipinya. Mendengar tawa Jake dari tadi tentu saja membuat Sunghoon tertawa juga. Si tampan ini sumber daya tenaga senyumnya.

"Besok aku main sama Mbar, ya, Mas," ucap Jake meminta izin.

"Oke." Sunghoon merapikan rambut Jake yang menutupi mata. Pria itu tersenyum saat tak sehelai rambut pun menutupi wajah favoritnya lagi. "Jam berapa perginya?"

"Enggak tau, tapi Mbar yang jemput pakai mobil."

Sunghoon mengangguk paham. "Kalau pulangnya samaan sama jam Mas pulang, telepon Mas biar dijemput, ya, Sayang."

"Ay, ay, Captain!" Jake beringsut memeluk perut Sunghoon.

Sunghoon menghentikan usapannya di punggung Jake membiarkan suaminya itu mengelus-elus otot perutnya ketika notifikasi email muncul di layar iPad-nya. Sunghoon hanya mengecek sebentar kemudian disimpan lagi di atas meja. Tampaknya tak ada kasus besar minggu ini.

"Mas, kalau misalnya enggak ada masalah yang penting-penting banget kerjaan Mas ngapain, dong? Kan enggak tiap hari ada kasus retas."

"Ngurusin pengaduan masyarakat dari web," jawab Sunghoon melanjutkan usapannya di punggung kecil suaminya.

"Eh? Ternyata ngadu-ngadu di web polisi itu diurusin?"

"Ya, diurusin, lah!" Sunghoon terbahak. "Mas digaji kan buat ngurusin begituan. Mas kerja bukan buat pemerintah doang, Ikeu, buat masyarakat juga."

"Tapi ada yang ngeluh begituan enggak diurus, Mas."

"Dilihat lagi, Sayang. Lihat organisasi dan negaranya ngedukung enggak? Ngedukung bukan cuma yang penting ada orang ngisi struktur organisasi, tapi dari sisi fasilitas kerja, jaminan pekerja, sama upah yang dikasih. Kalau mau negara banyak tapi enggak dibayar setimpal kan orang malas kerjanya, jadi enggak mau ngurusin keluhan masyarakat."

A Bit Crazy | SungJake [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang