"Aaaaaaaa!!!! Bu Guru! Lyonore membunuh seekor katak!"
Bocah yang rambutnya cukup panjang hingga helai bagian depannya nyaris menutupi matanya tersebut menoleh, ketika sekumpulan murid lainnya berteriak dengan menunjuk ke arahnya. Ia cepat-cepat mengelap tangannya yang penuh darah ke pakaiannya setelah sosok wanita yang dipanggil 'Bu Guru' itu datang dengan tergopoh-gopoh.
"Lyonore, mari basuh tanganmu dan bicara dengan Ibu di ruang guru."
Ruang guru? Apakah itu ruangan yang berisi sekumpulan guru seperti wanita ini? Pasti menyenangkan berada di sekitar orang dewasa yang bisa memahami pikirannya. Jauh lebih tenang daripada anak-anak berisik dan heboh ini.
Lyonore mengangguk patuh, menyambut uluran tangan sang guru yang lalu menuntunnya.
"Kenapa dia?"
"Membunuh katak."
"Atas alasan apa?"
"Tidak tahu, dia memang aneh."
"Benarkah? Siapa namanya?"
"Lyonore, jika aku tidak salah."
"Lyonore? Nama yang bagus."
Tanpa menghentikan langkahnya, bocah tersebut menoleh menuju kerumunan itu kembali kala telinganya mendengar suara seorang perempuan memuji namanya. Pandangannya berhasil menemukan sosok perempuan dengan rambut merah menawan yang dikepang dua, tengah tertawa dengan manisnya.
"Ayo pergi, Ronette. Kita bermain saja!"
Perempuan itu lalu pergi setelah diajak temannya. Pandangan Lyonore masih terikat kuat hingga sosoknya menghilang di balik perpotongan tembok.
"Ronette..."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bisa kau katakan pada Ibu mengapa kau membunuh katak itu?"
Lyonore diam sejenak dan mengobservasi setiap sudut ruangan yang sepi ini dengan pandangan matanya. "Hmm.. Dia memakan Fred," jawabnya tenang dengan arah pandang yang masih kemana-mana. Ia berekspektasi ada banyak orang dewasa yang berprofesi sebagai guru di ruangan ini. Namun ternyata hanya ada dirinya dan Bu Guru disini. Agaknya guru lain pun tengah mengajar pula.
"Lyonore, bisa lihat Ibu?" tegur sang guru menyadari ketidakfokusan si bocah.
Maka dengan begitu Lyonore mengalihkan arah pandangnya melurus pada gurunya. Wanita itu mengangguk. "Benar, seperti itu. Kau harus melihat wajah orang yang sedang berbicara denganmu."
"Sekarang, bolehkah Ibu bertanya siapa itu Fred?" Wanita itu kembali bersuara dengan sabarnya.
"Dia temanku. Belalang yang ku temukan di taman dekat ayunan," jawab Lyonore. "Aku berniat menunjukkannya pada Gil, tapi dia malah memakannya. Jadi ku robek perutnya untuk mengambil Fred kembali."
