02: She's My Ronnie

28 9 25
                                    

"Hei, lihat depanmu!"

Brak.

Lyonore menatap datar buku-bukunya yang kini berjatuhan di lantai setelah mejanya ditabrak seorang anak yang tadinya tengah main kejar-kejaran dengan anak lainnya. Anak itu bangkit dan mengumpat kecil setelah melihat bahwa yang ditabraknya adalah Lyonore.

"Ah, sial."

Anak yang menjadi pengejar itu langsung menghampiri bocah yang menabrak meja Lyon. "Bodoh, kenapa tidak lihat-lihat?"

Lalu keduanya pergi begitu saja, seolah tak melihat ada Lyonore disitu. Seolah bukan salah mereka jika menabrak Lyon yang duduk dengan tenang di kursinya. Seolah Lyonore yang mengganggu kegiatan bermain mereka. Seolah buku-buku yang berserakan di lantai itu bukan apa-apa. Dan, seolah mereka meminta Lyonore merobek perut mereka seperti ia merobek perut Gil.

Suasana kelas masih tetap ramai seperti biasa, hanya saja kali ini Lyonore benar-benar diabaikan. Tapi Lyonore sungguh tak peduli. Ia tak pernah membutuhkan orang lain untuk mengisi hidupnya. Baginya, hubungan seperti pertemanan itu tak ada artinya, membosankan.

Lyonore lebih tertarik memperhatikan sosok Ronette yang kini tengah tertawa riang dengan teman-temannya yang sengaja berkumpul di sekitar meja perempuan itu. Sebelum hari ini, Lyonore tak pernah menyadari keberadaan Ronette. Sebenarnya bukan hanya Ronette, ia memang tak pernah peduli pada anak-anak di kelasnya.

Namun satu hal yang Lyon sadari, Ronette itu sangat dewasa. Dia menyenangkan, tapi tenang. Tidak seperti anak-anak lainnya yang begitu emosional dan perasa, Ronette lebih anggun dan menyikapi semuanya dengan tenang serta senyum simpul yang tak pernah luntur. Jika melihat keadaan keduanya saat ini, Lyonore dapat menyimpulkan bahwa mereka sangat bertolak belakang.

Jika anak-anak lain sengaja berkumpul di sekitar meja Ronette agar dapat berinteraksi dengan gadis itu, Lyonore hanya dapat duduk diam ketika seisi kelas kini mengabaikan kehadirannya.

"Ronette, Deryl bilang dia menyukaimu!"

"Ah, apa sih?~"

Di sisi kelas dekat jendela dimana anak laki-laki berkumpul, terdengar cuitan mereka yang menggoda salah satu bocah berambut pirang. Berkata bahwa bocah itu menyukai Ronette yang kini hanya menggeleng dan tersenyum, sementara anak-anak perempuan di sekitarnya ikut-ikutan menggoda mereka berdua.

Bocah berambut pirang yang disebut Deryl itu berjalan ke arah meja Ronette dengan malu-malu. "Ronnie, aku akan mengadakan pesta ulang tahun lusa. M-maukah kau menjadi ratu di pestaku?"

Seruan dan cuitan bernada menggoda terdengar semakin riuh, menuju pada dua bocah berusia 8 tahun tersebut. Kalau dilihat-lihat memang serasi. Deryl tinggi, begitu pula Ronette. Keduanya sama-sama pintar, sama-sama dikenal baik. Yang satu tampan dan yang satu cantik. Sungguh serasi.

Namun Lyonore menolak kenyataan tersebut. Entah sejak kapan, ia merasa kesal. Hatinya makin gatal ketika Ronette menyambut uluran tangan Deryl dengan senyum sederhana.

"Kenapa Ronette harus jadi ratumu?"

Suara lembut Lyonore mengudara dengan dinginnya di tengah riuh sorak anak-anak. Seketika menghentikan apapun yang terjadi disana. Semua pandangan mata kini tertuju padanya.

"Apa sih bocah ini?" sinis Deryl.

Lyonore bangkit dan berjalan ke arah kedua orang yang sedari tadi menjadi tokoh utama di kelas itu. Ia berhenti di tengah-tengah keduanya dan begitu saja mengambil alih tangan Ronette dari genggaman Deryl.

"Dia Ronnie-ku. Cari orang lain untuk kau jadikan ratu," cetus Lyonore yang sontak mengejutkan seisi kelas, bahkan termasuk Ronette yang kini sedang ia genggam tangannya.

Ronnie, My RonnieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang