《JuuGo→Huh ...? 》

470 44 4
                                    

#Scene Hari kelulusan anak kelas 3

Pagi hari yang cerah di ikuti kelopak bunga sakura yang bermekaran di gedung upacara perpisahan anak kelas tiga begitu hanya adek kelas yang mengucapkan selamat tinggal sambil menangis. Apalagi yang pcrn sama kakel wkwk

Begitu juga Oikawa tooru sang primadona di sekolah. Banyak siswi menangis memberi coklat ataupun surat sebagai perpisahan tapi tidak dengan adiknya.

Oikawa m/n. Dia hanya melihat kakaknya dari kejauhan lalu pergi entah kemana.

"Oi m/n, apa kau tidak mau memberi salam perpisahan padaku?" Ucap seseorang di belakang m/n.

"Hm? Haha iwaizumi-san." M/n mendekat ke iwaizumi "selamat atas kelulusanmu senpai." M/n menjabat tangan iwaizumi.

"Ya terimakasih!" Seru iwaizumi.

"Jika iwaizumi-san sudah sukses traktir aku ya!" M/n tersenyum tipis berseru.

"Tentu saja." Balas iwaizumi.

Perpisahan yang di penuhi bawang walau sebagian menahan tangisnya. M/n? Dia enggan menangis.
Hingga sore hari saat sekolah sudah sepi m/n kembali berkelahi. Entah apa yang ada di pikirannya sekarang.

"Tadaima" ucap m/n melepaskan sepatunya.

"Oka- eri.. bonyok lagi? Kamu kapan mau berhenti berkelahi m/n?" Ucap tooru.

"Ada bapak-bapak di palak harus di biarin gitu?" Ucap m/n mengabaikan tooru berjalan menaiki tangga. Perkataan m/n membuat tooru terdiam.

#M/n Pov

Hari yang melelahkan seperti biasa kuharap rasa sakit tooru cepat menghilang. Ah.. benar juga teman-temanku juga sudah memikirkan mereka kemana sedangkan aku hanya bermain game mendapat uang selesai..

Aku membuka seragamku, luka baru hadir kembali walau begitu aku tak merasa sakit. Atau.. mati rasa? Sudahlah.

Tak ingin memikirkan hal rumit aku segera membersihkan diri. Pancuran air mengalir darah yang menempel ikut mengalir seperti air hingga hilang.

Wajah pucat kelelahan terpampang di cermin. Aku lagi-lagi menindik telinganya hingga mengeluarkan darah tak habis pikir kenapa aku terus memberi tindik apa dia mau menjadi preman? Tidak tapi rasanya itu melegakan sedikit perasaanku.

Di luar aku mendengar suara seseorang.

"M/n-chan!! Aku membawa kotak obat kamu dimana?"

Aku keluar dengan handuk di pinggangku. Rambutku basah karena keramas mata biru pucat abu.

"Hm? Oh nii-san. Kenapa?" Ucap m/n menuju lemari memilih baju.

Begitu aku melihat wajah tooru dia memerah. Apa dia belum terbiasa melihat adiknya telanjang terbalut handuk? Lagi pula jika ingin marah salahkan dirimu masuk tanpa mengetuk pintu.

"E- l-lukanya sebelah mana?" Tanyanya terbata-bata.

Aku hanya menggunakan celana pendek lalu duduk di sebelah tooru dan menunjuk luka yang kudapat. Saat tooru mengobatiku dia terkejut sebuah beling kaca kecil tertancap di punggungku.

"Oh? Benarkah? Cabut saja."

Begitulah tanggapanku saat tau. Tooru bergidik ngeri 'apa kau tidak merasakan sakit saat beling itu menancap hah!!?' kira-kira pikirnya yang bisa kutebak.

Papa dan kaa-san masih sibuk dengan pekerjaannya... Ya biarlah aku sudah ada tooru menemani di rumah.

Sesaat aku terkejut tooru mengusap dan turun ke kejantanan milikku.

MALE!READER X HAIKYUU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang