1st 'Kelahiran Si Bungsu

17.5K 1.1K 49
                                    

13 tahun kemudian.

Rumah sakit swasta wadahnya orang-orang penting berobat itu sedang ramai-ramainya. Tetapi, di salah satu lantai tempat kamar-kamar VIP berada justru terkesan sangat sepi. Hanya salah satu ruangan yang sedang dijaga oleh beberapa orang pria berbadan atletis yang terlihat ada kehidupan.

Tiga jam lamanya mereka menunggu, hingga kemudian seorang dokter keluar bersama dua perawat berseragam putih. Wajah mereka tampak segar, padahal di dalam sana berkutat dengan darah dan sebagainya. Desva sempat mengira kalau mereka sudah gila.

"Bagaimana istri dan anakku." Ucapan seorang pria yang sepertinya sedang bertanya itu mengalihkan atensi mereka. Worgan namanya, pria itu sudah dilanda cemas sejak empat jam yang lalu ketika istrinya mulai kontraksi. Walau rautnya tetap datar seperti orang bosan hidup.

"Bayinya sangat kecil tuan. Seperti perkiraan, bayi itu laki-laki yang beratnya hanya 2,3 kilo. Tapi tenang saja, dia sehat dan istrimu juga sehat."

Setelah itu kalimat si dokter terputus karena Worgan sudah lebih dulu berlalu masuk ke dalam. Asal istri dan anaknya sehat, ia tidak peduli hal lain. Sedangkan dokter itu hanya menghela nafas sabar. Beruntung Worgan adalah pria kaya yang bahkan mampu menyewa satu lantai rumah sakit swasta termahal di kota itu. Jadi sikap tidak sopannya masih bisa dimaafkan.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Worgan kepada sang istri begitu ia tiba di dalam. Nada bicaranya sudah berubah 180 derajat ketimbang saat bicara dengan si dokter. Tentu saja! Bahkan kalian bisa mengejeknya budak cinta atau suami takut istri dan semacamnya.

"Aku baik. Tapi anak kita.."

"Kenapa dengan adik?” Tiba-tiba seorang anak perempuan berusia 12 tahun menyerobot masuk dan langsung menghampiri box bayi di samping ranjang Haisa. Dan seketika itu juga mulut yang awalnya hendak kembali mengoceh jadi terdiam dan menganga.

Worgan ingin tertawa melihat ekspresi konyol putrinya itu, tetapi rasa penasaran justru lebih besar. Worgan akhirnya ikut bergabung bersama putrinya untuk melihat rupa si bungsu, dan di saat itu juga Worgan ikut menganga dengan alis berkerut.

"Dia.."

Apa-apaan anak ini? Worgan pikir seharusnya wajah baru itu tidak berbeda jauh dari wajahnya atau anak-anaknya yang lain. Ya ya, walau rupa putrinya itu manis dengan pipi sedikit chubby, tapi seharusnya wajah anak laki-laki ini mirip dengannya karena karakteristik gen Dozoura sangat dominan. Wajah yang dihasilkan keturunan Dozoura itu satu tipe. Mata elang tajam, rahang tegas, alis tebal, dan bibir tipis yang menawan, jangan lupa hidung mancung untuk menambah kesan sempurna pada rupa mereka. Sedangkan anak baru ini? Kebalikan semuanya!

"Apa dia anakku?" Bukan Worgan yang berkata demikian. Melainkan Haisa, sosok wanita yang baru saja melahirkan itu.  Sungguh, hanya warna rambut yang menurun dari Worgan, dan kulit putih susu yang menurun dari Haisa. Sisanya? Entah anak itu mencoba mirip dengan siapa.

"Ranzu!" Seruan Worgan yang tiba-tiba membuat si mungil itu tersentak dalam tidurnya. Saat itu juga suara tangisan kecil terdengar, membuat Haisa jadi panik sendiri.

"Dasar kau ini! Jangan berteriak dengan anak bayi!" Haisa lantas mengambil bocah itu dan sedikit menepuk-nepuk pantatnya. Sangat ringan, bahkan mungkin bisa diterbangkan dengan balon helium. Haruskah ia coba?

"Ada apa?" Sosok yang dipanggil itu masuk diikuti beberapa pria lain yang merupakan teman komplotan Worgan. Serta ada juga Riyu, adik Haisa yang baru datang bersama putra pertama Worgan.

"Tes DNA ku dan Haisa dengan bayi ini. Sekarang."

Mereka yang baru masuk itu menganga tak percaya. Worgan mencurigai anaknya sendiri? Terlebih Riyu, pria yang paling menyayangi Haisa itu bahkan mulai naik pitam.

The Basement [Dozoura Fam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang