bunga yang mekar

127 24 1
                                    

Derasnya hujan masih membasahi kota. Namun ditengah hujan yang deras tak menghentikan tangisan pilu seorang gadis .

'Hiks eomeoni maafkan aku'

Sebuah jaket kini bertengger ditubuh mungil wanita yang sedari tadi sudah dibasahi oleh hujan.
Jiyeon melihat kearah samping dimana seseorang tengah berdiri memberikan jaket miliknya

'Bangunlah,untuk apa kau berbaring dijalanan seperti ini?' ucap seorang pria

Jiyeon belum bisa dengan jelas melihat wajah pria itu karna hujan yang sangat deras. namun kini ia sudah bisa melihat dengan jelas saat pria itu berjongkok dihadapannya

'Ju-juyeon?'

Ya pria itu adalah son juyeon. Ia kini berada dihadapan jiyeon dengan tubuh yang kini sudah mulai basah juga karna hujan

'Apa yang kau lakukan?apakah kau menangis bajingan itu? ' juyeon menunjuk kearah jung tae pergi

Jiyeon masih terdiam, sejujurnya air matanya tak bisa berhenti namun berkat hujan deras ini, air matanya tak bisa terlihat oleh juyeon

'Tck untuk apa kau menangis dia'

Tak ada jawaban apapun dari jiyeon,kali ini juyeon benar benar bisa mendengar isakkan yang keluar dari jiyeon.
Ia menatap Jiyeon yang kini sudah menunduk dengan tangisan yang sendu

'Apakah sangat sakit?' juyeon mengusap lengan jiyeon yang terdapat lebam,mungkin karna benturan tadi

'Dia menyakiti mu?' juyeon menatap lembut kearah jiyeon. Kini jiyeon mengangkat kepalanya dan menatap balik kedua mata juyeon

Juyeon tau betul jiyeon sangat tersiksa, pancaran matanya menyorot kan kesedihan yang mendalam.
Juyeon tak tau pasti apa yang sudah terjadi antara jiyeon dan sang ayah,namun ia dapat menyimpulkan luka jiyeon

'Aku perlu membalaskan semua ini untukmu jiyeon-ah?' ucap juyeon dengan nada rendahnya

Jiyeon menggelengkan kepalanya sambil menangis dan terisak.
Perlahan tangan juyeon mengusap lembut pipi jiyeon

'mulai saat ini,tidak ada yang boleh menyakiti mu lagi jiyeon-ah' juyeon menatap lekat kedua mata jiyeon

Deg

Mendengar ucapan juyeon,hati jiyeon seketika menghangatkan. Rasa sakit yang sebelumnya ia rasakan mulai sedikit menghilang.
Tangisan jiyeon semakin kencang,dan tanpa aba aba juyeon langsung menarik jiyeon kedalam pelukkannya

'Aku takut hiks' tangis jiyeon

'tidak perlu ada yang kau takuti,aku disini Jiyeon-ah. Dia tidak akan bisa menyakiti mu lagi'

'Aku juga takut kau akan meninggalkan ku juyeon. Aku takut aku akan sendirian'

Juyeon membantu jiyeon untuk berdiri 'Ayo kita pulang,udaranya semakin dingin dan itu tidak baik untuk mu'

Jiyeon menganggukkan kepalanya,ia menatap tangannya yang mulai diganggam oleh juyeon.

'akh'

Juyeon langsung menatap khawatir kearah jiyeon 'Wae wae?'

Jiyeon meringis sambil memegangi kakinya,ia merasa sangat sakit di bagian kakinya saat ini.
Juyeon ia langsung menatap kearah kaki jiyeon, terlihat darah yang mulai hilang karna terkena air

'Kakimu luka ' juyeon berjongkok dihadapan jiyeon sambil membelakangi

'Naik keatas punggung ku'

Tentu saja jiyeon terkejut 'Tidak usah,aku masih bisa untuk jalan'

Happy Ending Is Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang