06 ~ AROX : Areksa, Rajendra, Orlando, Xion. Miauw!

6K 492 4
                                    

~ Selamat Membaca 🦊

***

Zea kini tengah berjongkok sembari mengamati Mio yang sedang makan makanan kucing, ia sesekali mengelus bulu-bulu halus dari kucingnya itu.

Sebenarnya ia juga tengah melamun sekarang ini, sampai-sampai suara dari gesekan pintu tak di dengar olehnya yang pada dasarnya memiliki pendengaran dan penglihatan setajam elang.

Dari balik pintu itu muncul beberapa pemuda yang langsung nyelonong masuk ke dalam sana, sedangkan kini satu pemuda yang sudah di kenali oleh Zea tengah mencari gadis kecil itu.

Ceklek!

Kali ini suara pintu itu membuat Zea berbalik tapi tetap pada posisi jongkoknya, ia menatap Areksa dengan pandangan polosnya. Sekarang ini sudah malam, jadi sudah seharusnya lelaki itu pulang tapi kenapa malah datang ke apartemen?

"Hai, baby." Sapa lelaki itu ketika sudah berhasil menggendongnya.

"Hai juga Kak Reksa." Sapa balik gadis itu sembari melingkarkan tangannya ke leher lelaki itu, hidungnya juga mengendus aroma lelaki ini yang menjadi salah satu aroma kesukaannya.

Areksa membawanya keluar, yang tentunya membuat ketiga lelaki yang berada di ruang tamu kini menatap penasaran ke arah gadis yang di gendong oleh Ketua mereka.

"Siapa, Sa?" Tanya salah satu dari mereka, mewakili.

Areksa yang tengah menikmati wangi manis dan menenangkan dari aroma gadis kecilnya, langsung menatap ketiga temannya dengan wajah datar namun tersirat akan ketenangan, berbeda sekali ketika menatap Zea.

"Pacar gue." Perkataan itu membuat Zea segera keluar dari ceruk leher lelaki itu, dan menatap Areksa meminta penjelasan, tapi tak di tanggapi sama sekali oleh lelaki itu, ia malahan mendapatkan ciuman pada kedua pipi gembulnya.

"Ihhh Kak Reksa!" Rengeknya sembari menutup bibir lelaki itu menggunakan tangan mungilnya agar lelaki itu tidak menciuminya lagi.

Suara lembut dan terdengar menggemaskan itu, membuat ketiga teman Areksa semakin penasaran dengan rupa wajah dari gadis kecil yang membelakangi mereka.

"Woi bochil, ngadep sini napa! Penasaran gue." Nah, si paling sarkas dan to the point itu adalah Rajendra Devinzo Cliver, yang biasanya di panggil Raja.

Mendengar itu, Zea yang sedang kesal langsung berbalik dengan wajah lucunya yang di tekuk.

"WOI ANJIR! DEDEK GEMESSS!" Nah, kalo yang memerah salting dan hampir terjengkang karena tak kuat dengan keimutan itu adalah Orlando Gavindra Alderweireld, si blasteran Indo-Italia-Amerika.

"Bochil sini sama gue yok." Raja kini sudah berdiri dan merentangkan tangannya, tapi Zea hanya menatap rentangan tangan itu lalu kembali menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Areksa.

Sebenarnya jika bukan karena menjaga image cold dan tenang di hadapan teman-temannya, sudah pasti Areksa akan menjulurkan lidahnya pada Raja sekarang. Tapi hanya tatapan tajam penuh peringatan yang ia berikan.

"Beneran pacar lo?" Tanya salah satu dari mereka, yang sedari tadi terdiam bagaikan patung, dia Xion Cleondra Mollerca, lelaki blasteran China-Inggris-Indo.

"Iya." Jawab Areksa yang kini duduk di sebelah Xion, Zea menatap lelaki yang bertanya itu dengan pandangan polosnya.

Xion juga ikut menatapnya, Zea menatap tangan besar lelaki itu dan menggenggamnya, tangan mungilnya hanya bisa menggenggam jari jempol, telunjuk dan tengah milik lelaki itu, selebihnya tidak bisa membuatnya cemberut lucu.

Xion hanya tersenyum tipis melihat kelakuan dari pacar sahabatnya, tangannya kini menggenggam tangan mungil gadis kecil itu membuat Zea kembali menatapnya lalu menatap ke arah tangan mereka berdua, setelah itu melepaskannya dan beralih memeluk Areksa yang sedang berbicara dengan Orlando yang lebih sering di panggil dengan sebutan Gavin.

"Ck. Enak aja lo, dia pacar gue!" Decak sebal lelaki itu, karena sedari tadi Gavin terus saja meminta untuk menggendong Zea.

"Ayolah, Sa. Gue juga pengen kali peluk tuh dedek gemes!" Rengek lelaki itu.

Ya, memang di antara mereka Gavin-lah yang paling muda dan yang masih memiliki tingkah childish. Dan untuk pemberitahuan, Gavin itu sangat tidak tahan dengan sesuatu yang berbau imut, lucu, dan gemesin.

"Sekali gue bilang nggak, ya nggak!" Tekan Areksa dan semakin memeluk posesif gadis kecilnya. Ternyata dia salah sudah mempertemukan gadisnya dengan teman-teman dakjalnya ini.

Mana si waketu tidak ada lagi, jadinya tidak ada yang bisa memerintah mereka untuk diam. Hanya lelaki sedingin kutub selatan itu yang bisa memerintah mereka, bahkan dirinya sekalipun.

"Kak Reksa, lepas! Aku mau lihat Mio." Kata Zea sembari berusaha melepaskan pelukan Areksa yang semakin mengerat.

Areksa berdecak dengan tak rela ia melepaskan pelukan itu, dan membiarkan Zea pergi ke kamarnya.

Sedangkan Gavin yang sudah ancang-ancang ingin menangkap gadis itu, langsung terhenti ketika Areksa menarik telinganya. "Awas aja lo!" Ancam lelaki itu.

Zea kini masuk ke dalam kamar dan mengambil Mio, lalu keluar lagi dan pergi ke arah Gavin. "Ini Kakak, main sama Mio aja!" Gadis kecil itu memberikan kucing berbulu tebal berwarna putih oranye miliknya kepada Gavin, yang membuat lelaki itu tertegun tapi ia mengambil kucing kecil itu karena kucing itu menurutnya sama lucunya dengan Zea.

"Makasih dedek gemes!" Zea tersenyum manis membuat pipi tumpahnya bergerak naik.

"AKHH ANJIR GEMES BANGET!" Baru saja ingin mencubit pipi gadis itu, tangannya sudah di geplak oleh si mas pacar yang posesifnya gila banget.

Raja hanya diam, tapi sebenarnya ia sedang mengode Zea yang ia yakini sangatlah polos itu untuk datang kepadanya. Sedangkan Xion hanya menatap itu dengan senyuman tipis.

Zea yang merasa di panggil langsung berjalan ke arah Raja, dan betapa terkejutnya ia ketika langsung di tarik ke dalam pelukan lelaki itu.

"AAAAA GEMES BANGET LO BOCHIL!" Lelaki sangar itu kini memeluk gemas Zea yang wajahnya tenggelam dalam dada bidang lelaki itu.

Areksa yang tadinya sibuk dengan Gavin kini menatap ke arah Raja, yang seenaknya memeluk gadisnya. Matanya menatap lelaki itu penuh amarah dan langsung memberikan lelaki itu bogeman, sehingga pelukannya terlepas.

Setelahnya Areksa segera menutup mata gadisnya itu, lalu menggendongnya dan tangannya langsung mengarahkan kepala gadis itu menuju lehernya, ia tidak ingin mata gadisnya ternodai dengan wajah lebam lelaki itu.

Gadisnya masih polos!

"Bangsat lo, Sa!" Umpat Raja yang semakin mendapatkan tatapan tajam dari Areksa, sudah di bilang gadisnya masih polos! Ck.

Zea langsung keluar dari ceruk leher lelaki itu, lalu menatap Areksa dengan penuh tanya, namun berbeda dengan otaknya yang ingin mengerjai mereka.

"Bangsat itu apa, Kak?"

Damn it Raja!

***

Pendek ya, Miauw?
Nggak papa aku double update kok, ayo scrool bawah!

Little Girl [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang