11 ~ The Chrysler. Miauw!

5.2K 470 131
                                    

~ Selamat Membaca 🦊

***

Kediaman Chrysler, mobil yang berharga miliaran juta itu masuk ke dalam pekarangan rumah yang lebih pantas di sebut Istana.

Sekitaran satu menit melaju, barulah mobil itu sampai di depan rumah yang begitu megah ini, Zea menatap pemandangan di depannya dengan biasa saja karena jujur ia sudah seirng melihat rumah megah seperti ini, walaupun di bandingkan dengan rumah ini, rumah yang sering di lihatnya tidaklah ada apa-apanya.

Zea turun dari mobil itu sembari menatap heran Gara yang menatapnya lalu kembali berjalan menuju pintu besar, walaupun ia mengerti tapi apa salahnya untuk berbicara sih?!

Gadis kecil itu mengikuti langkah Gara dari belakang, saat berada di depan pintu, pintu itu terbuka dengan sendirinya dan tak memberhentikan sama sekali langkah kaki lelaki tampan itu.

"Kamu udah pulang sayang? Ayo makan dulu." Ajak seorang wanita paruh baya yang baru datang dari arah dapur sembari membawa mangkok berisi kue-kue kecil.

Wanita paruh baya itu masih terlihat sangat cantik, rambut dan manik matanya berwarna sama seperti Gara. Wanita itu langsung menyuapkan kue yang berada di dalam mangkok ke mulut Gara, yang di terima baik oleh lelaki itu.

"Makasih Ma, Papa udah pulang?" Tanya Alzheigara sembari mengambil lagi kue yang di masak oleh Mamanya, dan memakannya.

Wanita itu tersenyum kecil. "Papa udah di ruang makan, setengah jam lalu pulang ini lagi istirahat dari pencariannya a-" perkataannya terhenti ketika mata wanita itu tak sengaja melihat gadis kecil dengan seragam yang sama seperti anaknya, sedang menatap mereka dengan mata madu meleleh itu. "D-dia siapa?" Tanyanya sembari menatap anaknya meminta penjelasan.

Gara menatap Zea sebentar lalu menatap Mamanya kembali. "Dia teman aku Ma." Ujarnya, wajahnya itu masih tetap sama, walaupun lebih melunak ketika menatap wanita di depannya.

"Teman katanya." Zea menatap julid lelaki itu, mereka saja belum berkenalan secara langsung.

Wanita itu tersenyum ke arah Zea, lalu segera menghampiri gadis kecil itu. "Ohh kamu temannya Zero? Nama kamu siapa cantik?" Tanya wanita itu setelah sampai di depan Zea.

Gadis kecil itu mengambil tangan wanita bernama Ratu di depannya, lalu menyalim dan menatap wanita itu sembari menjawab. "Nama aku Zea tante."

Ratu yang tadinya tersenyum cerah, langsung melunturkan senyumannya. "Zea?" Beo wanita itu, dengan mata yang berkaca-kaca membuat Zea kebingungan dengan perubahan raut wajahnya.

Sedangkan Alzheigara hanya menatap hal itu dengan pandangan dinginnya namun tersirat akan makna, Zea yang tak sengaja bersitatap dengan Gara, menanyakan hal ini kepadanya tanpa suara.

Gara yang tak menjawab membuat Zea menghela nafas, rasanya ia ingin memotong lidah lelaki itu supaya tidak bisa bicara saja selamanya!

"Tan? Eee, Tante kenapa? Zea ada salah ya?" Tanya gadis itu sembari menatap wanita di depannya yang sudah meneteskan air matanya sejak tadi.

Buru-buru Ratu menghapus air matanya dengan satu tangan, sembari mencoba tersenyum kembali. "T-tante nggak papa sayang. Kamu baru pulang sekolah, udah lapar kan pasti? Ayo kita makan dulu!" Ajak wanita itu mencoba mengalihkan pembicaraan.

Wanita itu membawanya ke ruang makan, dengan Alzheigara yang mengikuti dari belakang sembari menatap keduanya dengan senyuman kecil, namun saat hampir sampai di ruang makan ia berdecak sebal karena mengingat sesuatu.

Ratu mempersilahkan Zea duduk di sebelahnya, di dalam sana sudah terdapat satu pria paruh baya dengan tiga lelaki yang menunjukkan wajah dingin yang sama persis dengan milik Alzheigara atau lebih sering di panggil Zero jika berada di rumah.

Little Girl [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang