07 ~ Double Psychopath, Miauw!

6.4K 500 33
                                    

~ Selamat Membaca 🦊

***

Zea kini terbangun akibat suara alarm yang di bunyikan oleh Mio, yang hanya pada telinganya saja bisa mendengarnya.

Ia menatap wajah Areksa di depannya, lelaki itu terlihat sangat pulas tertidur.
"Kenapa Mio?" Tanya Zea, karena ini sudah pukul 23.33, hampir tengah malam.

"Anda memiliki misi nona!"

Ting!

Misi : Menyelamatkan seorang lelaki dari kejaran polisi, di kompleks Gamon Yeaahhh.

Gagal : Mati Suri selama satu Minggu.

Hadiah : Peralatan menyiksa.

Yes/No.

"Eumh, yes aja soalnya Zea gabut." Zea dengan perlahan mengangkat tangan kekar lelaki itu, lalu pergi ke luar apartemen dengan menggunakan stylenya yang biasa, hoodie berwarna putih dan celana training berwarna biru dongker, juga sepatu kets putih.

Tudung hoodie ia pakai, dan segera berjalan menuju kompleks Gamon Yeaahhh. Yang pada dasarnya dekat dengan apartemennya.

Saat sampai di sana, ia duduk di taman kompleks sembari meminum susu pisang yang ia minta kepada sistem, pipi tumpahnya kini bergerak-gerak ketika mengunyah permen yupi berbentuk hati pink-white kesukaannya.

"Ihh kok mereka pada main kejar-kejaran ya? Padahal kan ini udah malam." Ujarnya sembari memandang polos dua orang polisi serta seorang lelaki dengan pakaian serba hitam yang tengah melakukan aksi kejar-kejaran.

"Nona, itu adalah misi anda." Sistem kadang kala hanya bisa bersabar karena tuannya ini memang masih memiliki jiwa polos, walaupun pada dasarnya ia adalah seorang psikopat.

"Oh... Iya juga ya." Setelah mengatakan itu dengan menggaruk pipinya yang tidak gatal, Zea segera berlari menyusul mereka, karena memang pada dasarnya Zea yang jago dalam hal olahraga, ia bisa menyeimbangkan larinya dengan si lelaki yang di kejar.

Zea segera menarik lelaki itu menuju ke belakang pohon, bersembunyi di balik sana. "Ssstt, diem nanti kita ketahuan." Bisik Zea. Lelaki itu hanya diam sembari memandangi bibir kecil semerah buah berri di depannya, Zea memang memakai tudung hoodienya membuat hanya sebagian pipi dan bibirnya yang terlihat.

"Dimana dia?!" Tanya panik seorang polisi, polisi satunya juga tak kalah panik.

"Seharusnya kita layangkan tembakan saja tadi!" Kesal polisi satunya, dan langsung berlari lurus ke depan bersama polisi satunya.

Zea kembali menatap ke arah lelaki di depannya, hidungnya bisa mencium bau amis dari hoodie hitam yang di pakai oleh lelaki ini.

Tentunya ia sangat mengenali bau ini karena bau ini sering ia cium bahkan setiap hari, ia tersentak kala lehernya di todong dengan benda dingin mengkilap yang sebenarnya adalah benda kesukaannya.

Lelaki itu membalikkan keadaan, membuat dirinya yang terpojok pada pohon. "Kenapa kau menyelamatkanku, hm?" Tanya lelaki itu masih mengamati bibir mungil gadis di depannya yang tampak sangat menggoda di matanya, ia ingin mencium, melumat, menyesap, dan menggigit bibir mungil itu sampai membengkak dan mengeluarkan darah.

"Zea nggak nyelamatin kamu. Zea cuma lagi main petak umpet sama om polisi, eh tapi om polisi malahan main kejar-kejaran sama kamu, jadinya Zea panggil aja kamu main petak umpet juga." Kata gadis itu dengan tenang, kini ia mengangkat tudung hoodienya agar bisa melihat wajah lelaki di depannya.

Tampan, sangat tampan. Mata biru tua, sedalam lautan yang bisa menenggelamkan siapa saja, pahatan sempurna yang di berikan sang pencipta pada wajah lelaki ini yang terkesan tegas, hidung mancung bagaikan perosotan, di lengkapi dengan alis tebal begitu juga bulu matanya yang tebal namun juga lentik, dan jangan lupakan bibir tipis lelaki itu yang telihat sangat menggoda. So sexy!

Little Girl [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang