Altruistik 13 | Tragedi

31 11 42
                                    

Maisya mengurungkan niatnya untuk pulang ketika melihat siluet tubuh Khai. Jauh beberapa meter di tempatnya berdiri, netranya menangkap Khai tengah membeli semacam jajanan. Ia mengenakan kemeja warna biru tua dengan celana jeans berwarna cream.

Seketika pikiran tentang Khai yang mengencani perempuan berkelebat di kepala cantik Maisya. Bagaimana bisa laki-laki itu memiliki perempuan lain sementara Kalila dan Maisya sendiri masih terlibat konflik perasaan secara tidak langsung, karena Khai.

Khai keparat. Maki Maisya dalam hati.

Ingatkan gadis itu untuk beristighfar.

Jika benar yang ada di pikirannya dan Khai memiliki perempuan lain, maka akan Maisya patahkan rahang laki-laki itu. Karena Khai, ia dan Kalila tersakiti. Karena perasaan tulus Kalila dan egoisme Maisya, membuat mereka secara tidak langsung mengalami pergolakan batin.

Maisya bergegas menghampiri Khai.

"Kamu ngapain di sini?" Tanya Maisya ketus. Terkesan membentak.

Khai yang mendapati pertanyaan itu terkejut, merasa kedatangan Maisya di hadapannya terlalu tiba-tiba.

"Ya ampun, bisa gak sih jangan bikin kaget! Minimal salam kek ketemu tuh." Gerutu Khai. Ia lantas membayar dan membawa bingkisan yang berisi jajanan semacam telor gulung itu.

Maisya mengekori Khai dari belakang. Pikirannya masih saja berpikir bahwa Khai tengah kencan dengan seseorang. Mereka sudah jarang bertemu, tidak menutup kemungkinan Khai memiliki gadis baru.

Khai berdecak kesal ketika melihat Maisya jalan di belakangnya dengan muka di tekuk. Sekarang apalagi yang sedang gadis itu pikirkan. Atau apalagi masalah yang sudah ia ciptakan tanpa Khai tahu.

"Kamu kenapa, Laily?" Tanya Khai setelah menghentikan langkahnya.

"Aku tanya kamu ngapain di sini?"

"Lho, emang gak boleh ke sini, ya? Ini kan tempat umum Lail."

"Aku kan cuma nanya alasannya. Kenapa ribet banget sih. Kamu nyembunyiin apa dari aku?"

Kenapa jadi menyembunyikan, sih? Memang Khai terlihat sedang menyembunyikan sesuatu? Apa sekarang gelagatnya terlihat seperti pencuri?

"Nyembunyiin apa coba? Aneh kamu. Aku gak nyembunyiin apa-apa."

"Bohong!" Teriak Maisya sambil menghentakkan sebelah kakinya. Khai dibuat menahan tawa karena wajah merajuk gadis itu sangat menggemaskan di matanya.

"Ya ampun, kamu lagi mikirin apa sih di sini?" Tanya Khai sambil mengusap kepala Maisya, ia bersyukur Maisya tak menghindar. Sang empu semakin merengut kesal.

"Aku gak nyembunyiin apa-apa, Maisya Laily Syamma..."

"Aku tadi abis dari kafe tempat kamu kerja tapi tutup. Terus aku mau ke kost-an kamu, pas liat di sini ada pasar malem, aku mampir dulu beli makanan buat kamu. Eh, taunya ketemu kamu di sini." Jelas Khai dengan perlahan dan lemah lembut, sebisa mungkin ia ingin membuat Maisya tenang.

Maisya bernapas lega.

"Gak ada cewek lain, kan? Kamu gak lagi kencan, kan? Awal aja bohong!"

Khai terbahak keras. "Sejak kapan aku punya waktu buat pacaran? Ngurusin kamu aja udah repot." Khai menggeleng heran dengan sisa tawanya.

"Ya siapa tau aja tiba-tiba ada cewek asing berhasil ambil hati kamu. Yang namanya perasaan itu gak bisa di kendalikan,"

"Perasaan emang gak bisa di kendalikan, tapi bisa ditahan supaya gak menjerumuskan."

ALTRUISTIK  [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang