I DIDN'T OWN THIS STORY. THIS IS BELONGS TO ARGOSY
——
Para anggota Orde baru saja mengadakan sebuah konferensi dan penyusunan strategi baru, sebagian yang lain juga baru saja meninggalkan rumah. Draco juga mengira jika Lupin telah diberikan sebuah ruangan khusus untuknya di salah satu bagian rumah, kemungkinan di ruangan yang belum pernah disentuh oleh Potter.
Malam sudah begitu larut dan Draco telah mengambil keputusannya—telah, dalam faktanya adalah, memutuskannya secara mendadak setelah mendengar berita tentang menghilangnya Lucius dari penjara, tanpa sekalipun memikirkan keputusannya lebih lanjut. "Jika kau pergi," Mr. Weasley berkata padanya, "kau tidak akan pernah bisa menemukan kami kembali"
Granger telah menunggunya di ruang tamu yang gelap, seperti yang selalu Draco tahu akan dilakukannya. Wanita itu duduk di atas sofa, kakinya tertekuk di bawahnya dengan dirinya yang mengenggam setangkai buah Holly kecil di tangannya.
"Aku pergi" kata Draco.
"Ya" jawabnya, tampak tidak terkejut untuk itu.
"Aku harus bergabung dengan ayahku"
"Kau tahu di mana dia sekarang?" Granger mendongak dan menatapnya dengan raut penasaran.
"Tidak," Draco menjawab, menatap matanya, merasakan keduanya saling menarik satu sama lain. "Tapi dia akan mengharapkan aku untuk menemukannya. Jadi tentu saja aku akan melakukannya"
Granger kembali menunduk, menatap lengannya yang menjaga buah Holly, memutar-mutarnya dalam genggamannya berkali-kali.
"Granger," Draco berusaha, dia membutuhkan wanita itu untuk kembali kepadanya. "Aku adalah seorang Malfoy"
Granger terdiam.
"Beberapa hal dibebankan kepadaku" Draco mendengar keputus asaan di dalam suaranya, mengetahui bahwa dirinya berada di luar kendali, bahkan hampir merasa tak berdaya untuk menghentikannya. "Aku tidak punya banyak pilihan. Bahkan sebelum semua ini, aku tetaplah anaknya"
Draco menunggu untuk sebuah penolakan yang dia tahu akan datang. Dumbledore telah menyelamatkannya dari apapun kendali Malfoy yang dibebankan kepadanya. Telah menyelamatkannya, dan bahkan mati untuk itu. Draco bebas untuk memilih jalan manapun yang dia inginkan. Tapi Granger tidak mengerti apapun tentang jalan apa yang telah dibangun Draco jauh sebelum malam di Menara Astronomi. Granger tidak tahu apa yang lelaki itu inginkan, apa yang dia yakini, semuanya mungkin tidak cukup penting.
Penolakan itu tidak datang. Granger hanya menatapnya dengan pandangan yang tidak bisa dideskripsikan. Rasa penarasan? kepercayaan? Draco tidak dapat menebaknya.
Jam berdenting keras dan menunjukan tepat pada angka dua belas. Draco harus segera pergi.
"Ini tengah malam," saut Granger, menatap pada Draco dengan penuh harap. "Malam Natal" tambahnya ketika Draco terlihat kebingungan.
"Malam Natal" Draco mengulanginya kembali.
"Aku punya sesuatu untukmu" Granger berbicara.
"Granger—"
Wanita itu memberikan setangkai buah Holly yang selama ini dia mainkan. Draco menggenggamnya, tampak kebingungan.
"Aku telah memantrai Holly itu dengan semacam—Mantra Locator" Granger menjelaskan. "Tunggu" Granger menggores jari telunjuk kanannya dengan ujung bagian daun yang tajam. Setetes darah jatuh tepat di atas buah Holly, yang kemudian darah itu meresap masuk ke dalam bagian buah. Seluruh tangkainya kini menjadi berkilauan. Draco dapat melihatnya dengan jelas, kilau perak yang bersinar mengelilingi buah Holly dan merasakan sesuatu yang kuat menimpa lengannya.
"Sekarang, kau akan selalu bisa menemukanku. Tidak peduli aku ada di mana, atau di mana kau berada, atau dengan siapapun kau berasama. Cobalah untuk fokus kepada buah itu dan kau akan tahu"
"Granger," kata Draco, merasa diperingatkan. "Apakah kau menyadari seberapa bahayanya hal ini? Bagaimana jika benda ini jatuh ke tangan yang salah? Bagaimana jika mereka—mereka mungkin memaksaku untuk mengkhianatimu? Mungkin—mungkin, suatu hari nanti aku memiliki pikiran bahwa mengkhianatimu adalah sebuah ide yang bagus"
Granger tersenyum. "Tidak ada siapapun kecuali dirimu yang bisa menggunakannya. Kau tidak akan dipaksa untuk mengungkapkan apapun yang tidak kau inginkan. Jika kau memang ingin mengkhianatiku, maka, ya—ya, kau bisa"
"Aku tidak akan membawa ini" Tanggung jawab yang dibebankan kepadanya membuatnya semakin tak berdaya.
Granger melingkarkan lengannya dengan kuat di sekitar buah Holly, kemudian menggenggam lengan Draco bersamanya. Draco menyadari dirinya telah jatuh ke dalam tatapannya lagi.
Draco menunduk, mati-matian mengabaikannya. Jika dia menciumnya sekarang, dia tidak akan bisa berhenti. Dan dia harus berhenti; dia harus pergi.
Dia menarik lengannya, memasukkan setangkai buah itu ke dalam saku jubahnya. "Kemungkinan terbesar adalah aku akan membuang benda ini sesegera mungkin"
"Ya, tentu saja" dan itulah, sebuah tatapan yang penuh dengan keyaninan, sebuah kepercayaan.
Bagaimanapun, Draco sama sekali tidak dapat mengatasinya jika seorang anak Gryffundor gila terus bersikeras untuk mempercayainya. Dia tetap harus pergi, dia harus menjauh sejauh mungkin, apa yang dia inginkan sekarang tidak masuk ke dalam hal itu.
Dia berjalan melalui pintu, sama sekali tidak berbalik, mengetahui bahwa wanita itu masih di sana. Dia ragu, kemudian berbalik.
"Hermione—"
"Ya?" Dia menahan nafasnya.
Draco menatap matanya sekali lagi. Dan kemudian berbalik. Hermione tidak mengikutinya melewati lorong, tidak menuntunya melewati pintu.
Draco berjalan menuruni anak tangga dan taman Grimmauld Place hanya dengan pakaian yang terlampir di tubuhnya, tangan di dalam saku jubahnya, berusaha menerjang angin malam yang dingin. Dia dapat merasakan setangkai buah Holly di dalamnya, dan menggerakan ibu jarinya bolak-balik di tepian tertajamnya.
Dia tidak akan pernah menggunakannya, dia selalu mengatakannya kepada dirinya sendiri.
Tidak akan pernah.
Tapi Draco bahkan tidak yakin jika dia mempercayainya.
–—
NOTES ; So this is love, the end of the story. It's depends on you what would they be someday. Definitely, an open ending story.
Ps ; i really, really hope that he will find a way to get back to her. As he sould and as they should to be together. Besides, they deserved something better, all of them, the war must had ruined their live for sure. And i hope that love is still there to give them some hope.
At least but not last, see u on the next story!
Love <3
KAMU SEDANG MEMBACA
As Sharp as Any Thorn | DRAMIONE
FanficI DIDN'T OWN THIS STORY. THIS IS BELONGS TO ARGOSY Notes : This was originally posted at dmhgficexchange's Celebrate the Season with Draco and Hermione. / Cerita ini secara original telah di posting di dmhgficexchange's Celebrate the Season with Dra...