Ch.7 : Trust

139 19 0
                                    

I DIDN'T OWN THIS STORY. THIS IS BELONGS TO ARGOSY

DISCLAIMER : Chapter ini mengandung tag *dewasa mohon jika masih dibawah umur untuk lanjut ke chap berikutnya atau berhenti pada bagian;
["Aku tetap mempercayaimu," katanya, dan wanita itu tersenyum.]

——

"Aku membutuhkanmu"

Granger tidak lagi berusaha untuk menjauhinya, sepertinya. "Ayo," katanya tidak sabaran.

Draco membuka matanya, masih cukup mengantuk. Granger berjongkok di tepi tempat tidurnya, berada tepat di atas kakinya. Wanita itu mengenakan pakaian tidur Muggle yang mencolok dan jubah tidur, dengan tongkat sihirnya yang bersiap dalam genggamannya. Dia mengetuk-ngetukkan tongkatnya ke tangan dengan gelisah.

Draco mengerjapkan mata dan menarik keluar kakinya dari bawah Granger, bersandar ke punggung kasur.

"Ini sangat penting," wanita itu menambahkan dengan serius.

Dengan beban di atas pundaknya, Draco mengayunkan kakinya ke tepi tempat tidur. Dia tahu dirinya tidak akan bisa menolak dan sanggahan tidak akan berarti apapun. Mungkin, ada baiknya juga dia mengetahui apa yang sangat diinginkan wanita itu.

Menarik jubah tidurnya, Draco mengikuti Granger keluar dari ruang kamar. Mungkin saja ini benar-benar hal yang penting, pikirnya, membuntuti wanita itu menuruni tangga yang gelap menuju ruang tamu.

Cahaya bulan menembus jendela dan memberikan penerangan yang buram ke dalam ruangan. Karangan es dan bunga yang bergantungan di dinding tampak telah diperbaiki sedikit, tebak Draco, tapi ruang tamu itu tetap menjadi ruangan palik buruk yang pernah dilihatnya.

Granger berbisik, "Incendio" Dia mengarahkan tongkatnya ke perapian.

Cahaya redam dari api yang terbakar tidak menyumbang lebih banyak cahaya ke dalam ruangan, tapi setidaknya ruangan itu menjadi lebih hangat untuk mereka. Tidak ada hal penting atau mendesak di ruangan ini, atau dimanapun sejauh yang dapat Draco amati. Lelaki itu menunggu.

"Jadi?" pada akhirnya dia yang mengajukan pertanyaan lebih dulu.

Granger merogoh saku jubah tidurnya dan mengeluarkan satu ranting kecil dengan warna merah dan hijau yang bercampur tak karuan. Wanita itu menunggu dengan sabar, tidak terburu-buru untuk menjelaskan dirinya sendiri.

"Jadi?" Draco bertanya lagi.

"Ini buah Holly," Granger menjelaskan.

Draco sama sekali tidak mendapatkan jawaban yang pantas. Biarkan wanita itu menjelaskan langsung ke intinya ketida dia selesai dengan dirinya sendiri. Draco menguap dengan bosan.

"Aku ingin kau menutup semua dinding dengan ini. Sebanyak yang kau bisa raih. Karangan es dan bunga serta—"

"Dan ini cukup penting untuk dilakukan di tengah malam?"

"Buah Holly itu sangat cantik—dan hanya muncul di musim tertentu," katanya. "Dan buah beri ini melambangkan darah. Seharusnya itu cukup menarik dan cocok untukmu"

Granger menahan tongkatnya dan menatap Draco penuh harap. Draco menatapnya kembali. Wanita itu tampak berpikir dirinya telah membuat alasan yang begitu masuk akal.

Granger terus menawarkan tongkatnya, menggantung di tangannya yang terbuka, meminta untuk diambil. "Aku mohon, Draco," katanya dengan lembut. "Ginny akan datang besok bersama para Weasley yang lain. Holly adalah tanaman yang sangat rawan. Aku ingin mereka tetap aman"

Draco, apa itu? Dia merasa dirinya menyukai suara lembut itu keluar dari lidahnya. Menyukai gerakan bibirnya saat Granger mengucapkannya.

"Tidak ada yang benar-benar aman," gumamnya, tapi tetap melakukan pekerjaannya. Menyeimbangkan ranting tanaman itu mengelilingi pigura foto, Draco menguncapkan mantra Expansion. Tanaman itu tumbuh dengan cepat, seperti sulur, sampai rantingnya menutupi seluruh permukaan dinding, menutup rangkaian permadani keluarga Black dengan warna merah yang mengkilat dan daun hijau tua.

As Sharp as Any Thorn | DRAMIONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang