Ilusi [ON GOING] Hiatus

Prolog

★★★

Malam itu, di sebuah perumahan elit, sebuah pesta mewah sedang berlangsung. Para tamu berpakaian mewah, berbincang sambil menikmati hidangan lezat. Namun, suasana meriah itu tiba-tiba berubah menjadi mencekam ketika lampu padam dan terdengar suara tembakan.

"Ada apa ini?" teriak salah seorang tamu.

Dalam kegelapan, suasana menjadi panik. Beberapa tamu berteriak histeris, sementara yang lain berusaha mencari perlindungan. Saat lampu kembali menyala, mereka menemukan bahwa tidak ada yang terluka. Namun, kehebohan belum berakhir.

"Anakku... anakku hilang!" jerit seorang wanita histeris.

Suami wanita itu berusaha menenangkannya, "Tenanglah, sayang. Kita akan mencari anak kita."

🪐🪐🪐

Setiap malam, mimpi buruk yang sama menghantui seorang wanita. Ia selalu terbangun ketakutan, keringat dingin membasahi tubuhnya. Suaminya berusaha untuk menenangkannya, namun mimpi buruk itu terus berulang.
Malam ini pun begitu.

"Akhh!!" jeritannya terbangun.

Suaminya segera mendekat ke arah wanita itu, "Sayang, kenapa? Mimpi buruk lagi?"

Wanita itu mengangguk lemah, matanya masih terpejam erat. Suaminya memeluknya erat, berusaha memberikan rasa aman. Hatinya pedih melihat istrinya menderita. Ia ingin sekali menghilangkan mimpi buruk itu, namun ia tidak tahu harus berbuat apa.

"Mas.." Isak wanita itu.

"Husst, sudah tenang, ya? Itu hanya mimpi, bunga tidur." menatap lembut ke arah istrinya.

"Tidak akan ada hal buruk yang terjadi, percayalah." wanita itu hanya diam. "Sekarang tidur lagi, ya?" istrinya mengangguk lemah.

Beberapa saat setelah istrinya tertidur, terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar.

Tokk...tokk...

"Masuklah."

Cklek

"Selamat malam tuan, maaf sudah menggangu waktu istirahat anda. tapi ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda." ujar seorang pria paruh baya menunduk hormat.

Pria itu mengerutkan keningnya. "Siapa?" tanyanya, sedikit terkejut.

"Tuan Anderson, beliau menunggu dibawah." jawab pria paruh baya itu.

Pria itu menegang, lalu ia mulai beranjak dari tempat tidur, perasaan tidak enak mulai menyerang.

"Mau apa lagi dia kesini?" umpatnya dalam hati.

Di ruang tamu, ia mendapati Anderson-ayah mertuanya tengah duduk di sofa. Suasana tegang langsung terasa.

"Apa yang kau inginkan?" tanyanya dingin.

Tuan Anderson menghela nafas. "Aku ingin menemui Al-"

"Tidak!" bentak pria itu. "selama ini kau sudah menyakitinya, apakah itu belum membuatmu puas?!" lanjutnya dengan mata memerah penuh emosi.

"Aku tahu. Aku menyesal. Aku ingin memperbaiki semuanya."

Pria itu tertawa sinis. "Terlambat. Kau sudah menghancurkan keluarga kami, kau sudah menghancurkan mentalnya!"

Tuan Anderson terdiam, wajahnya penuh penyesalan. "Aku tahu aku tidak punya hak untuk meminta maaf. Tapi, aku mohon, izinkan aku melihatnya sekali saja."

Pria itu terdiam sejenak. Ingatan tentang masalalu kembali menghantuinya. Ia ingat bagaimana pria didepannya ini memperlakukan istrinya bak hewan. Bukan hanya pria itu tapi juga seluruh anggota keluarganya. Apakah layak keluarga seperti itu disebut sebagai keluarga? Mereka memperlakukan istrinya seperti sampah.

Awalnya keluarga Anderson adalah keluarga yang harmonis, dan saling menyayangi. Penyiksaan itu dimulai ketika nyonya Anderson meninggal dunia dan kemudian tuan Anderson menikah lagi dengan seorang wanita janda, nah disitulah penyiksaan dimulai.

"Tidak akan ku biarkan kau menyentuh istriku." ujarnya menatap tajam.

"Security, bawa pria gila ini pergi dari rumah ini!"

"Baik, tuan."

"Kau! Lepaskan saya! Saya ingin bertemu Putri saya!" ujarnya meronta-ronta.

"Tenang saja, nanti saya sampaikan salam rindu mu kepada istriku." ucapnya lalu berjalan meninggalkan orang itu.

🪐🪐🪐

Haii perkenalan dulu, ya? Biar saling kenal. Aku Nisa, kalian bisa memanggil ku sa. Ini cerita pertamaku, mohon dimaafkan bila ada kesalahan dalam penulisan. (Kalau ketemu typo atau penggunaan tanda baca yang kurang pas, kasih tau aku ya? Nanti langsung aku revisi)

Tidak ada cerita tanpa adanya sebuah prolog dan epilog

Karena prolog dan epilog itu saling berhubungan

But..

Bagaimana kalau sebuah cerita tanpa ada salah satunya?

Haha

Bukan tidak ada, but..

Ig; strn0ly

🪐