Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
****
"Bae selamet ya..." Naruto langsung memeluk kekasihnya di bandara. Mencium pipi kiri dan kanan Hinata yang dihiasi lesung pipit. Peduli setan sama pandangan mata pelatih dan juga atlet yang lainnya.
Mereka bilang, Naruto bajingan beruntung mendapatkan hati si karateka pemenang medali emas Sea Games. Apalagi Hinata bohay dan juga pintar memasak. Pinter pula. Kurang apa sih dia??
Sayangnya cuma satu, susah banget untuk diajak sesat. Padahal Naruto kan kepengen banget bermantap-mantap. Pacaran lama, eh belum halal dan masih segelan.
"Ayuk sini aku bantu." Naruto meraih jemari Hinata untuk digandeng, lalu tangan satunya bergerak mengambil trolley berisi koper Hinata.
Namun, belum jua melangkah, sudah ada suara menginterupsi. Sekaligus geplakan tangan yang terasa menyengat. "Heh," tangan Toneri, atlet renang yang juga memenangkan emas untuk kontingen Indonesia sudah menepuk tangan Naruto, "kita mau apel dulu ke Kemenpora. Diajak balik muke lu peyang!" Sengit Toneri.
Naruto nyengir. Dia sudah kenal Toneri dari SMA juga. Jadi nggak merasa tersaingi. Lagian Hinata itu setia, malah cenderung naif juga. Padahal sudah tahu kalau Naruto di sekolah dulu termasuk playboy. Dia masih mau menerima cowok modelan karung goni yang semua cewek muat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hinata memeluk sebentar Naruto, "maaf ya Beb, nggak bisa pulang dulu. Nanti kalau aku butuh jemputan aku telepon kamu deh." Hinata memasang wajah menyesal. Bibirnya yang ranum dan dipulas sama warna peach glossy terasa menggiurkan untuk dikecup, terus dijilat. Sayang banget nggak bisa diserang. Padahal di bawah sana senjata Naruto udah tegang minta dibelai.
'TING!'
Suara notifikasi berbunyi, Naruto tidak langsung membuka ponsel. Masih menunggu Hinata berlalu bersama atlet-atlet yang lain. Dia juga sempat dada-dadah dan pasang kiss bye.
