.
.
.
****
Hinata menendang tandem berlatihnya dengan kencang hingga terguling di matras. Meski sudah menggunakan pelindung berupa bantalan dada, pelindung kepala hingga bantalan telapak tangan, sepertinya candaan: "bayangin kalau muka gua kek pacarku yang kepergok selingkuh."
Sebetulnya yang membuat Hinata dongkol itu bukan adegan selingkuhnya. Tapi malunya Hinata saat semua orang tahu kalau lelaki pilihannya itu S3 (Suck, Sick, Shameless) jadi Hinata merasa terbanting dengan fakta kalau sebetulnya selama enam tahun ini dia sama sekali nggak tahu apa-apa tentang sosok cowok yang dipacarinya.
Maunya sih nyari yang selevel, terus juga yang banyak pergaulan supaya nanti kalau Hinata udah pensiun jadi atlet bisa join bisnis bareng. Eh, kagak tahunya, kadal gurun itu malah bikin malu sampe ubun-ubun.
Gaara membuka pelindung kepala, "asli tadi gua cuma bercanda." Sesalnya. Pemuda yang juga kontingen pelatnas Karate itu menunjukkan mimik menyesal, tapi justru menyungging senyum yang menampakkan gigi gingsul.
"Nat, kalau lu suntuk, gua temenin jalan deh!" Ucapnya kemudian.Ye, dasar para lelaki. Liat cewek lowong dikit langsung manuver deh sepik-sepik tahi kucing. Modus teroooosss.
"Yakali Gaar, cewek lu mau lu gimanain."
"Kalau lu sama gua, ntar dia gua putusin deh."
"Yeee, dasar Bambank, gua mah ogah jadi valakor. Harga diri gua mahal cuy." Hinata melempar tali pipih yang baisa ia bebatkan untuk melindungi ruas jari tangan.Sementara di tempat lain.
Sara membenarkan kembennya. Lalu memakai outer panjang berwarna merah hati. Meraih kalung andalannya kemudian memulas lipstick nude pink. Dia mematut diri di cermin sambil membayangkan kencan romantis dengan Naruto.
Kemarin sore setelah dia jalan dan nonton film bersama Naruto, pria itu memang sedikit gelisah. Kayaknya sih ke gep teman Hinata.Sara sih bodo amat. Yang penting Naru hepi sama dia, asal gak minta status, Sara bebas mendapatkan uang jajan. Mayan bok, lima jeti setiap bulan. Belum traktirannya. Padahal cuma nemenin minum, nonton, jalan. Kadang ciuman sampe grepe bagian atas. Tapi belum sampe nyelup si Playboy itu keinget Hinata.
Nggak tega katanya.Heleh, gatau aja rasanya apem lempit milik Sara itu legit banget. Dijamin si Naruto bakalan beli lagi dan ketagihan kalau sekali coba. Sayangnya gagal terus momennya.
Suara deru mobil Rubicon emang beda. Sara hapal karena di perumahan ini nggak ada yang bisa beli mobil gituan. Cuma pacar rahasianya aja yang punya.Sara berlari kecil menuruni tangga, lalu langsung membuka pintu. Baru juga peluk dan sun pipi kanan kiri. Langsung diserbu perintah.
"Ayok ikut gua klarifikasi sama Hinata."Tsk! Sara kesel banget. Ajak mamak dulu kek. Kasih duid kek. Sial banget harus ketemu cewek itu. Tiap kali liat Hinata harus pasang wajah inosen. Playing victim juga butuh tenaga kaleeee...
"Makan dulu ya tapi. Laper nih. Kalau laper biasanya gua bego." Tangan Sara susah mengamit lengan Naruto tanpa malu. "Ya yang.." mata Sara berkedip genit.
Naruto gelagapan. Nggak siap dapet serangan. "Iya deh. Apaan sih yang enggak buat kamu, cantik."
***
Hinata memang sudah mendengar bahwa Pak Madara Uchiha, bos dari perusahaan rokok yang biasanya jadi sponsor bulu tangkis mendadak minta bertemu. Katanya sih berminat untuk menjadikan bela diri semacam pencak silat, karate dan juga tekwondo untuk ajang sponsor juga.
Heran deh, kebanyakan duit emang ya. Udha punya akademi olah raga tepok bulu, sekarang merambah ke bela diri."Nat, dicariin coach Guy di depan."
"Ada apaan?!"
"Katanya mau meeting sama orang penting." Jawab Lee menggebu.
Hinata mengangguk dan mengucap terima kasih. Nggak berniat untuk membocorkan rahasia. Belum tentu juga Pak Madara memilihnya. Kege-eran hanya menimbulkan rasa malu berkepanjangan makanya jadi orang tuh selow aja. Nggak usah dikit-dikit merasa tersenggol. Baperan itu hanya baik untuk drama azab. Bukan diaminkan di dunia nyata.
Betewe Wak, ini kenapa Pak Madara ternyata masih muda?! Kek Mas Mentri umurnya. Dandan super casual dan nggak pake jas.
"Oh ini, anaknya..." Suara Madara terdengar matang dan tenang.
Aduh, Hinata jadi gak enak hati. "Iya pak,""Nggak usah kaku gitu. Saya cuma kebetulan mampir. Baru besok pertemuan resminya." Lelaki itu tersenyum simpul.
"I-iya Pak." Jawab Hinata canggung.
Kagak enak banget anjir, diguyonin mas-mas yang udah mateng umurnya. Pasti pro player banget main ceweknya.
"Yaudah gua cabut dulu ya Guy, Nat. Pergi dulu mau follow up tiket Coldplay." Madara mengulurkan tangan kepada mereka semua.enjabat seperlunya sebelum berdiri dan keluar dari ruangan meeting asrama. Baru juga beliau pergi, ada Gaara tergopoh mencari Hinata.
"Nat, Naruto nyariin elu."
"Iiiihhh, ngapain sih?!?" Hinata bersesis kesal.
"Buruan Nat, dia di depan noh. Gaenak kalau dia bikin ulah."
Deg!
Hinata lupa kalau urat malu Naruto udah putus sejak lama. Makanya buru-buru dia ke depan. Apalagi tadi ada pak Madara. Bisa berabe kalau kebanyakan drama.
Siyaaaaalll.
Apa itu bestie. Head to head Naruto sama Madara. Semoga kagak war!.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
IG-Live Disaster ✔️
HumorIG-live Disaster. Comission Stories © Pororo90 x AphroditeHyuga Naruto ® Masashi Kishimoto animed by Periot Studios. NaruHina fanfiction Indonesia. Credit: Cover by AI Fanart which includes in this story belongs to Pinterest. Mini series project. A...