Setelah hari yang panjang dan melelahkan, sekarang gue milih buat bermalas-malasan. Gue nonton drakor sambil ngemil di ruang tengah. Di tengah-tengah romansa drakor yang gue tonton, mama ngehampirin gue.
"Anna, tolong kirim makan malam ke Jeffrey, ya?"
Gue setuju tanpa pikir panjang. Setelah matiin laptop, gue ke kamar buat ambil cardigan terus ke ruang makan buat ambil makanan yang bakal mama kirim buat Jeffrey.
Btw mama sering ngirim makanan buat Jeffrey karena doi tinggal sendirian, orang tuanya berkarir di luar kota, jadilah mama selalu ngirim makanan meskipun mama tau Jeffrey udah gede dan bisa cari makan sendiri.
"Ma, makanannya ini?" gue pastiin dulu, takutnya salah kan ya.
Mama keluar dari dapur sambil ngangguk, "Iya, kasihin aja makan malamnya, nggak usah genit, takutnya Jeffrey nggak nafsu makan begitu lihat kamu."
"Ya kalau takut Jeffrey nggak nafsu makan gara-gara Anna, kenapa malah nyuruh Anna?"
"Ya udah, mama suruh Ian aja."
"E-eh iya, Anna aja yang ngasihin."
Enak aja, orang gue kangen Jeffrey.
Gue bawa rantang makanan itu keluar, di pekarangan gue papasan sama Ian, "Ngapain lo?"
"Minta makan," jawab Ian sebelum masuk ke rumah gue.
Gue geleng-geleng, maklum sih papa sama bundanya Ian lagi ke luar kota sejak kemarin, daripada makan di luar mending minta makan sama mama aja dah tu preman.
Gue lanjutin langkah gue yang sempat terhenti karena Ian, dan sekarang gue udah di depan pagar rumahnya Jeffrey. Waktu gue coba buka, ternyata nggak di kunci. Setelah lewatin pagar, gue ngetuk pintu rumah Jeffrey.
Tok, tok, tok!
"Jeff!" gue manggil lumayan keras, takutnya doi nggak dengar.
"Ngapain?"
Gue berbalik, gue lihat Jeffrey keluar dari garasi. Lihat wajah Jeffrey tu suka buat gue lupa dunia, sedep buat dilihat.
"Pergi!" usir Jeffrey karena gue cuma diem.
Gue berdehem pelan, gue ulurin rantang yang ada ditangan gue ke Jeffrey, "Mama ngirim makan malam buat kamu."
Jeffrey ngangguk dan hampir ngambil alih rantang, tapi sebelum itu gue tarik lagi rantangnya, "Kasih nomor kamu dulu, baru aku kasih makanannya!" gue coba nawar, please, kali ini aja keberuntungan memihak ke gue.
Alih-alih setuju, Jeffrey justru masuk ke dalam rumah tanpa minta makanannya. Gue ketuk pintu rumahnya lumayan kasar, "Bercanda, Jeff! Buka pintunya! Ini makanannya gimana? Nanti aku dimarahin mama kalau makanannya nggak sampai ke kamu."
Dan ya, Jeffrey bukain pintu lagi.
"Mana?" tanya Jeffrey dengan tangan terulur.
Gue hela napas panjang, gue kasihin rantangnya ke Jeffrey dengan sedikit tidak ikhlas, "Beneran nggak mau ngasih nomormu, ya?"
Blam!

KAMU SEDANG MEMBACA
TETANGGA SEBELAH
Fiksi PenggemarHi, kids! This is your mom and this is your dad, maaf ya mama sama papa nggak bisa ajak kamu mudik soalnya mama sama papa tetanggaan.