Pembukaan

1 1 0
                                    

Annyeong haseo, Yeorobun My Chinggu!!! 😀😀😀

Hai hai! Buat kalian para pecinta drama Korea! Aku ingin membawa kalian berimajinasi melalui karyaku yang vibes-nya Insyaa Allah DRAKOR BANGETTSSS, loh!! 

Dalam novel ini, aku bakal suguhkan konflik yang komplit banget. Mulai dari percintaan si tokoh, masalah pekerjaan, hubungan rumit dalam keluarga, isu perselingkuhan, wes pokoknya paket lengkap deh!!! 

Btw, kenapa aku pilih Jang Keun Suk Oppa sebagai visual U-Jin?? 

Yup!!  Menurutku dia keren banget. Semua karakter pada tiap drama yang dibintanginya tuh ngena banget di hati ini. SARANGHAE My BIAS 😍😍

Untuk visual Kim Bong Cha aku pilih Cece Wan Peng yang notabenenya aktris tiongkok, karena juga nggak kalah kerennya. 

Btw, buat kalian yang ikhlas unlock pake koin emas di tiap chapternya, Author jamin nggak akan merasa rugi!  Karena kalian bakal aku suguhkan dengan chapter PUASSSS. Isi di tiap chapternya itu panjangnya SEPANJANG HARAPANKU!!!  😂😂😂

So!  Kalo gitu tunggu apa lagi?  Langsung kukasih aja chapter awalnya di bawah ini 👇👇

Selamat membaca dan ber BAPERRIA

Matahari tak cukup terik ketika terbit. Musim gugur sudah memasuki bulan terakhir. Hawa sejuk menjadi teman terbaik para penduduk Desa Hanok, Gangneung menikmati musim gugur yang tidak lama lagi akan berakhir. Sebuah rumah hanok yang menyajikan desain asli itu tampak lengang. Hanya terdengar suara yang bersumber dari hasil aduan spatula dan wajan. Seorang perempuan tua tengah sibuk mengangkat masakannya yang telah matang. 

“Anyeonghaseyo, Halmeoni!” Seorang gadis tampak menggeser pintu yang menjadi penyekat antara ruang makan dan kamarnya. Gadis bernama Kim Bong Cha itu berupaya merenggangkan seluruh anggota tubuhnya hingga membuat perempuan tua yang sudah duduk dan sedang menyiapkan sarapan sedikit mendongak.

“Hei? Bong Cha-ya! Ini sudah siang. Kenapa kau baru bangun? Memangnya kau tidak ingat ini hari apa?” tanya perempuan tua bernama Kim Dal Mi itu sembari kembali menata makanan di meja.

“Ne ... aku ingat, Halmeoni. Ini adalah hari yang akan sangat menyedihkan untukku.” Kim Bong Cha segera mengambil tempat di seberang neneknya dengan cara duduk bersimpuh. Ia mengendus beberapa makanan di hadapannya. Ada dua mangkuk nasi putih dan semangkuk besar galbitang yang masih mengepulkan asap dengan aromanya yang khas.

 Perilaku Kim Bong Cha membuat perempuan yang disapa akrab dengan sebutan Nenek Dal Mi itu sedikit menjitak kepala sang cucu. Ia benar-benar tidak menyukai kebiasaan cucu semata wayangnya itu. “Aw!” 

“Ya! Kau selalu saja begitu. Membuatku marah di pagi hari.”

“Bukankah ini sudah siang?”

“Cepat kau makan! Aku harus segera pergi ke pasar.”

“Dan aku akan pergi ke Seoul!” Kim Bong Cha menatap neneknya penuh dengan keseriusan.

Kim Dal Mi menghentikan aktivitasnya. Beliau membalas tatapan gadis yang masih mengenakan baju tidur di hadapannya. “Apa aku tidak salah mendengar? Untuk apa kauingin ke Seoul? Aku sudah melarangmu berkali-kali. Bahkan, jika ayahmu masih ada pun pasti tidak akan pernah setuju!” 

Fastening BraceletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang