Puas. Begitu yang Kim Bong Cha rasakan setelah dapat melihat wajah ibunya secara langsung. Perempuan dewasa itu terlihat anggun dan manis. Dengan gaya potongan rambut pendeknya, perempuan bernama Woo Chun-hei itu cukup membuat putri kandungnya merasa iri atas kecantikannya yang paripurnanya itu.
“Ternyata Eomma begitu cantik,” ujar Kim Bong Cha setelah mengempaskan tubuhnya ke atas kasur. Hampir tiga puluh menit lamanya gadis muda itu menatap sang ibu dari kejauhan. Namun, setelah hari mulai siang, Kim Bong Cha memilih untuk segera kembali ke ghosiwon.
Sesaat kemudian, Kim Bong Cha sedikit beringsut. Ia beralih pada lemari pakaiannya. Tangannya mencari-cari sesuatu yang sebelumnya ia simpan di bawah lipatan pakaian. Sebuah kantong kecil berbahan beludru diraihnya. Ia merenggangkan tali benang yang menjadi kunciannya. Gelang pemberian sang kakak pun dikeluarkan. Untuk sesaat ia menghela napas seraya menggenggam gelangnya erat-erat. “Oppa? Kenapa tadi aku tidak melihatmu? Seperti apa wajahmu sekarang? Apa kau juga tampan seperti yang ada di foto?” Gadis bermata kecil itu mengalihkan tatapannya pada sebuah pigura kecil yang dipajangnya di atas meja belajar.
***
“Apa kau bilang?” U-Jin cukup terkejut saat mendengar pernyataan Jang Baek Hyeon, bahwa klien mereka sangat menyukai hasil foto U-Jin yang menggunakan Kim Bong Cha sebagai modelnya. Pemuda berusia dua puluh tiga tahun itu lekas mematikan bara api pada batang rokoknya.
“Mereka juga mengatakan ingin bertemu dengan Bong Cha Ssi. Jadi, mereka meminta kita untuk menjadi narahubung.”
“Katakan pada mereka, kita tidak begitu mengenal gadis itu!” titah U-Jin.
“Apa mereka akan percaya begitu saja?”
“Itu tugasmu!” sahut U-Jin seraya meraih blazer dari sandaran kursi, lalu mengenakannya. “Kalau saja kau tidak pernah membawanya kemari, tentu masalahnya tidak akan menjadi serumit ini,” gerutunya, lalu pergi. Sementara Jang Baek Hyeon hanya mampu menghela napas panjang penuh sesal.
Mobil SUV berwarna merah keluaran terbaru itu melaju cukup pesat membelah jalanan kota Seoul yang ramai. U-Jin benar-benar tengah dibuat heran dengan narasi hidupnya beberapa hari terakhir. Semenjak bertemu dengan gadis bernama Kim Bong Cha, rasanya hampir setiap hari ingatan dan pendengarannya sama sekali tidak terlepas dari sosok dan nama gadis itu. Selalu ada saja yang membahas nama gadis yang ia temui di Gangneung itu. Meski tanpa sengaja. Namun, ini dirasakannya benar-benar aneh. Apa istimewanya?
U-Jin menggeleng. Ia tak habis pikir, mengapa Kim Bong Cha memenuhi pikirannya. Padahal, sebelum ini terlalu banyak gadis berada di sekitarnya. Namun, tak satu pun dari mereka ada yang mampu mengusik benaknya. Termasuk juga dengan Kang Ha Na. Perempuan yang digadang-gadang oleh keluarganya kelak akan menjadi pendampingnya.
Gawai milik U-Jin berdering. Sebuah panggilan suara dari Jang Baek Hyeon. “Yeoboseo!”
“Hyeongnim? Aku sudah bicara dengan klien kita. Mereka tetap ingin menggunakan Bong Cha Ssi,” ujar Jang Baek Hyeon. “Kalau kita tidak menuruti kemauan klien, maka klien akan memutus kontrak kerja. Dan mereka akan melanjutkan proyeknya dengan Min Hyuk.” Suara di ujung telepon itu terdengar cukup serius.
U-Jin terkejut. “Nugu?”
“Ya, sainganmu.”
U-Jin menggeleng penuh kesal. “Ah ... sialan!”
Mendengar nama Kang Min Hyuk disebut membuat U-Jin didera rasa muak. Fotografer saingannya itu memang terbilang cukup keren. Beberapa kali sempat mengalahkannya dalam event bergengsi, dan juga proyek besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fastening Bracelet
RomanceMulanya kepergian Kim Bong Cha ke Seoul ialah guna menemukan keberadaan ibu kandungnya. Namun, ia justru dipertemukan dengan U-Jin, seorang fotografer terkenal yang memberikannya pekerjaan menjadi seorang model. Intensnya pertemuan membuat keduanya...