#05 Bertemu?

860 142 102
                                    


Panggilan dimatikan begitu saja oleh Xino, Xino pun melanjutkan langkahnya dengan suasana hati yang masih sangat buruk. Ponselnya masih sesekali bergetar menandakan panggilan yang masuk, namun Xino tak memedulikannya, Xino justru sengaja menekan tombol 'jangan ganggu' untuk menghindari spam dari panggilan itu.

"Sekarang, kemana aku harus pergi?" - batin Xino.

***

Bezzzzz--!! Bezzzzz--!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bezzzzz--!! Bezzzzz--!!

Ponsel Xino kembali bergetar, layar menunjukkan nama senior di sana. Xino menatap layar ponsel itu untuk waktu yang lama sebelum memutuskan untuk mengangkat panggilan yang masuk.

"Senior?"

"Xino? Di mana kau sekarang?" tanya Vishal dari seberang telepon.

Xino melihat sekeliling seolah tengah memastikan titik keberadaannya, "Aku di distrik A." jawabnya.

"Omong-omong, mungkin karena hari semakin sore, kawasan ini jadi sangat sepi. Ini sedikit menakutkan." - Xino membatin.

"Ku dengar kau sedang mencari pekerjaan?"

Xino mengernyit, "Dari mana dia tahu?" - batin-Nya.

"Itu benar."

Untuk beberapa saat tidak ada jawaban yang Xino terima, hanya terdengar suara helaan nafas di seberang sana, beberapa saat kemudian Vishal akhirnya kembali berbicara.

"Xino, sebaiknya jaga dirimu dengan baik di rumah."

"Mengapa? Aku perlu bekerja."

"Bukankah kau sudah mempunyai pekerjaan? Apa satu saja tidak cukup?"

Mendengar itu, entah bagaimana Xino tiba-tiba dibuat kesal. Bagaimana bisa senior seenaknya menyuruhnya untuk tidak bekerja? Apa dia bahkan tahu situasi seperti apa yang tengah Xino jalani saat ini?

"Jika senior menelepon hanya untuk ini, maka aku akan menutupnya." ucap Xino.

"Tunggu--!! Bukan begitu maksud ku, Xino! Apa kau tahu? Belakang ini ramai kasus kriminal yang terjadi."

"...?"

"Kriminal? - batin Xino.

"Semua itu disebabkan oleh gangster! Mereka menyerang orang biasa tanpa pandang bulu. Akan sangat berbahaya bagimu jika kau terus berkeliaran diluar rumah."

Xino terdiam sesaat, "Benarkah itu? Aku sangat sibuk hingga tidak pernah meluangkan waktu untuk membaca berita. Jika itu benar, ini sedikit berbahaya..." - batin-Nya.

Dengan telepon yang masih tersambung, Xino berjalan lurus untuk keluar dari kawasan sepi itu. Waktu berlalu, obrolan dengan Vishal akhirnya selesai, Xino pun bisa kembali melanjutkan langkahnya, akan tetapi sebuah suara tiba-tiba terdengar.

Flower And Rum || DewasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang